BUDIDAYA PEPAYA

I.                   PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Tanaman pepaya adalah tanaman buah-buahan yang mempunyai komersil tinggi karena semua lapisan masyarakat menyukai buah ini. Buah pepaya sanagat banyak mengandung vitamin yang apabila dikonsumsi sangat baik untuk tubuh dan memperlancar buang air besar. Buah pepaya banyak dijumpai dipasaran pada setiap wktu sehingga dapat menikmati kapan pun dan dimanapun karena buah ini bukan buah musiman yang berbuah pada musim tertentu.
Buah pepaya dapat dikonsumsi setiapa hari karena slalu ada dipasaran dan harganya cukup tinggi, sehingga apabila dilakukan budidaya sangat menguntungkan karena biaya yang dibutuhkan tidak besar dan pemeliharan tidak rumit.
1.2  Tujuan
Adapun tujuan adalah sebagi berikut :
1.      Untuk menjadi petunjuk bagi pelaku utama dan keluarganya dalam melakukan budidaya pepaya.
2.      Utnuk merubah produksi pepaya menjadi optimal sehingga perekonomian pelaku utama dan keluarganya juga dapat berubah menjadi lebih baik.



II.                BUDIDAYA PEPAYA
2.1  Syarat Tunbuh
Tanaman pepaya tumbuh optimal pada daerah dgn ketinggian tempat antara 200-500 mdpl. Tanaman ini membutuhkan sinar matahari penuh tanpa naungan, dgn suhu udara berkisar 22-26°C, pH tanah 6-7. Tanaman pepaya termasuk tanaman yg sensitif terhadap  kekurangan dan kelebihan air. Jika terjadi kekurangan air, pertumbuhannya akan terhambat dan buah yg terbentuk tidak sempurna. Sedangkan jika kelebihan air (terutama ada genangan air) akar tanaman tidak dpt bernafas dgn baik, sehingga mudah terserang penyakit penyebab layu.
2.2  Penanaman
Persiapan lahan meliputi pembuatan lubang tanam (pembolongan mulsa) tepat di tengah bedengan dgn  jarak tanam ideal 2,75m zigzag. Sistem tanam zigzag bertujuan utk menjaga kelembaban antar bedengan, terutama saat musim hujan. Lubangi mulsa dgn panjang 40cm dan lebar 40cm atau bisa juga berbentuk bulat berdiameter 50 cm, kemudian dilakukan pembuatan lubang tanam dgn panjang 25cm, lebar 25cm, dan kedalaman 25cm. Pemberian pupuk kandang yg sudah difermentasi dilakukan 2 minggu sebelum tanam sebanyak 0,5kg/lubang tanam dan pupuk NPK 15-15-15 sebanyak 200 g/lubang tanam Persiapan Pembibitan dan Penanaman. Pada persiapan pembibitan dibutuhkan rumah atau sungkup pembibitan utk melindungi bibit yg masih muda. Kemudian menyediakan media semai dgn komposisi 20 liter tanah, 10 liter pupuk kandang, dan 150 g NPK halus. Media campuran dimasukkan ke dalam polibag semai berukuran 8cmx10cm. Benih disemaikan ke dalam media sebanyak 1 butir/media. utk mempercepat perkecambahan benih permukaan media ditutup dgn kain goni (bisa juga menggunakan mulsa PHP) dan dijaga dalam keadaan lembab. Pembukaan penutup permukaan media semai dilakukan apabila benih sudah berkecambah, baru kemudian benih disungkup menggunakan plastik transparan. Pembukaan sungkup dimulai pada jam 07.00 - 09.00, dan dibuka lagi jam 15.00-17.00. Umur 14 hari menjelang tanam sungkup harus dibuka secara penuh utk penguatan tanaman. Penyiraman jangan terlalu basah dan dilakukan setiap pagi.  Penyemprotan dgn fungisida berbahan aktif simoksanil dan insektisida berbahan aktif imidakloprid dilakukan pada umur 30 hss (hari setelah semai) dgn dosis ½ dari dosis terendah. Bibit yg sudah memiliki 4 helai daun sejati siap utk pindah tanam ke lahan.
2.3 Pemeliharaan
Ø  Penyulaman
Penyulaman dilakukan sampai dgn umur tanaman 1,5 bulan. Tanaman yg sudah terlalu tua apabila masih terus disulam akan berpengaruh terhadap pengendalian hama penyakit.
Ø  Perempelan
Perempelan tunas samping dilakukan pada tunas yg keluar di ketiak daun. Bertujuan utk memacu pertumbuhan vegetatif tanaman, agar tanaman tumbuh kekar, disamping itu juga menjaga kelembaban pada saat tanaman sudah dewasa. Dilakukan sampai dgn munculnya bunga pertama.
Ø  Sanitasi Lahan dan Pengairan
Sanitasi lahan pada budidaya pepaya meliputi : pengendalian gulma/rumput dan pengendalian air saat musim hujan sehingga tidak muncul genangan. Pengairan diberikan secara terukur, dgn penggenangan atau pengeleban 2 minggu sekali jika tidak turun hujan. Penggenangan jangan terlalu tinggi, batas penggenangan hanya 1/3 dari tinggi bedengan.
Ø  Pemupukan Susulan
Pupuk akar diberikan sebulan sekali dgn cara pengocoran, yaitu pada umur 1-4 bulan dosisnya 4kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, tiap tanaman diberikan 1lt. Sedangkan pada umur di atas 4 bulan dosisnya 5kg NPK 15-15-15 dan 1kg ZK dilarutkan dalam 200lt air, tiap tanaman diberikan 1lt. Pupuk daun kandungan Nitrogen tinggi diberikan pada umur 1 bulan, 2 bulan dan 3 bulan, sedangkan kandungan Phospat dan kalium tinggi diberikan pada umur di atas 6bulan.
2.5  Pengendalian Hama dan Penyakit
1.      Kutu Daun
Kutu daun mengisap cairan tanaman terutama pada daun yg masih muda, kotoran dari kutu ini berasa manis sehingga menggundang semut. Daun yg terserang mengalami klorosis(kuning), menggulung dan mengeriting, akhirnya tanaman menjadi kerdil. Pengendaliannya dgn penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin dgn dosis sesuai petunjuk yg tertera pada kemasan.
2.      Kutu Putih
Kutu putih berbentuk bulat dan berwarna kehijauan, seluruh tubuhnya diselumuti lapisan lilin berwarna putih. Hama ini menyerang tanaman dgn cara menghisap cairan daun dan menyelubungi buah. Serangan pada bunga menyebabkan kerontokan. Kotorannya sangat manis sehingga mengundang semut. Pengendaliannya dgn penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin dgn dosis sesuai petunjuk yg tertera pada kemasan.
3.      Kutu Kebul
Hama ini berwarna putih, bersayap dan tubuhnya diselimuti serbuk putih seperti lilin. Kutu kebul menyerang dan menghisap cairan sel daun sehingga sel-sel dan jaringan daun rusak. Pengendalian hama ini dgn cara penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin dgn dosis sesuai petunjuk yg tertera pada kemasan.
4.      Tungau
Tungau bersembunyi di balik daun dan menghisap cairan daun. Daun yg terserang awalnya muncul bintik-bintik berwarna putih kemudian pada serangan berat seluruh permukaan daun akan tampak berselaput putih, serta pada permukaan bawah daun terdpt benang-benang halus berwarna merah atau kuning. Pengendalian tungau dpt dilakukan dgn penyemprotan insektisida akarisida berbahan aktif  propargit, dikofol, tetradifon, piridaben, klofentezin, amitraz, abamektin, atau fenpropatrin dgn dosis sesuai petunjuk yg tertera pada kemasan.

5.      .Layu Bakteri
Serangannya disebabkan oleh bakteri, daun yg terserang terkulai lemas dan gugur, pucuk tanaman membusuk dan terus menjalar ke bawah sampai akhirnya seluruh tanaman membusuk. Pengendaliannya dgn membongkar tanaman yg sakit sampai ke akar-akarnya, serta penyemprotan secara kimiawi menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dgn bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin dgn dosis sesuai pada kemasan. Sebagai pencegahan, dilakukan pengocoran dgn pestisida organik pada tanah setiap 1 bulan sekali, contoh wonderfat dgn dosis sesuai anjuran pada kemasan.
6.      .Busuk Phytopthora
Penyakit ini menyerang semua bagian tanaman. Pangkal batang yg terserang membusuk kemudian terkulai, serangan serius menyebabkan tanaman layu. Daun yg terserang seperti tersiram air panas, layu, menguning dan menggantung di sekitar batang sebelum akhirnya rontok. Akar lateral membusuk, membentuk massa spora berwarna coklat tua, lunak dan berbau tidak enak. Pada Buah serangan dimulai dari tangkai buah, buah diselimuti miselium cendawan berwarna putih, akhirnya buah mengeriput dan berwarna hitam. Pengendaliannya dgn sanitasi kebun, membongkar tanaman yg terserang sampai ke akar-akarnya, serta memusnahkan buah yg terserang. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yg bisa digunakan adalah metalaksil, propamokarb hidrokloroda, simoksanil atau dimetomorf dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yg bisa digunakan adalah tembaga, mankozeb, propineb, ziram,  atau tiram.
7.      .Antraknosa
Serangan antraknosa pada buah muda berbentuk luka kecil ditandai adanya getah yg keluar dan mengental, pada buah menjelang masak ditandai bulatan-bulatan kecil berwarna gelap, saat buah mulai masak bulatan semakin membesar berlekuk berwarna cokelat tua, disini cendawan akan membentuk massa spora. Pengendaliannya dgn sanitasi kebun, serta memusnahkan buah yg terserang. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yg bisa digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis sesuai petunjuk pada kemasan.
2.6  Panen dan Pasca Panen
Buah pepaya dpt dipanen saat tanaman berumur 7 bulan. Buah yg dipanen adalah buah yg 20% masak. utk menjaga kondisi tanaman agar tetap sehat, pada saat pemanenan gunakan pisau atau sejenisnya supaya bekas potongan tidak mudah terserang penyakit terutama pada musim hujan.



                                                   III.             KESIMPULAN
Adapun kesimpulan adalah sebagi berikut :
1.      Tanaman pepaya adalah tanaman buah komersil tinggi dan semua masyarakat menyukai buah pepaya ini sehingga sangat mudah dalam pemasaran.

2.      Budidaya tanaman pepaya sangat mudah dan tidak memrlukan biaya yang banyak.

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "BUDIDAYA PEPAYA"

Post a Comment