Jenis-Jenis Pinang

Sekitar 460 jenis tanaman yang tergolong ke dalam famili Palmae atau palem-paleman tumbuh dengan baik di wilayah Indonesia. Pinang termasuk jenis tanaman yang cukup dikenal oleh masyarakat luas. Hal ini terutama disebabkan oleh penyebarannya yang secara alami merambah di berbagai daerah. Berdasarkan bentuk atau perawakannya, pinang termasuk dalam suku Arecaceae yang terbagi lagi dalam beberapa jenis.    

a. Pinang Biru            
            Pinang Biru dipustakakan dalam nama latin dengan Pinanga coronata B1 Mart. Pinang jenis ini tumbuh secara merumpun dan pohonnya bisa mencapai tinggi 6 meter. Daunnya bersirip dan bersel udang, warnanya cokelat kemerah-merahan dan anak daunnya memiliki 10 – 25 sisi berbentuk seperti pita sampai agak lonjong.     
            Bunga pinang biru berbentuk bulir yang terdiri dari 5 – 20 rangkaian, memanjang, letaknya merunduk, berwarna putih kekuning-kuningan. Bentuk bunga jantan bulat telur dan bunga betina berkelopak dengan mahkota bunga hampir sama. Bentuk buahnya lonjong meruncing ke bagian ujung, berwarna hijau ketika muda kemudian berubah menjadi jingga dan akhirnya ungu kemerah-merahan setelah tua atau masak. Pinang biru dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian antara 10 – 600 meter di atas permukaan laut. Pinang biru banyak dijumpai di hutan-hutan basah atau hutan-hutan jati dan tidak tumbuh pada tanah berkapur. Pinang biru sangat berpotensi untuk dipakai sebagai tanaman hias. Sistem perbanyakannya bisa dilakukan melalui bijinya atau anakannya.
           
b. Pinang Hutan         
            Pinang hutan (Pinanga Kuhlii B1) banyak terdapat di Pulau Jawa dan Sumatera. Seperti halnya pinang biru, pinang jenis ini tumbuh merumpun dan batang ramping. Batangnya berbuku-buku, tinggi berkisar antara 2 – 6 meter dan garis tengah 2 – 5 cm. Tangkai daun panjangnya lebih danri 60 cm, berpelepah persegi panjang, bersisik dan berwarna cokelat kemerah-merahan.
Bunga pinang hutan berbentuk bulir, panjang antara 15 – 2 cm yang terdiri dari 5 – 20  anak bulir. Bunga-bunga tersebut tersusun dalam dua deretan pada anak bulir. Buahnya berbentuk elip dengan bagian ujung runcing, panjang 9 – 13 mm, berwarna hijau muda ketika masih muda dan berubah menjadi merah bila sudah tua. Biasa berbunga pada bulan Mei sampai Juli setiap tahunnya. Dapat tumbuh dengan baik pada daerah berketinggian antara 10 – 1.600 meter di atas permukaan laut, menyukai tempat basah di sekitar hutan atau kadang – kadan  di hutan jati dan tidak tumbuh pada tanah yang berbatu. Pinang ini banyak yang memanfaatkannya sebagai tanaman hias. Perbanyakannya dapat dilakukan dengan bijinya atau anakannya.

c. Pinang Irian           
            Pinang Irian (Prychosperma macarthurii Nicholson) banyak terdapat di Irian. Pinang ini berasal dari Irian tetapi sekarang telah tersebar di seluruh Indonesia, bahkan sudah diperdagangkan ke benua Eropa sejak tahun 1879. Sama halnya dengan pinang biru dan pinang hutan, pinang irian pun tumbuh merumpun dan tinggi batangnya 4 – 5  meter. Daunnya bersirip genap, ujung anak daun bergerigi dan pelepah daun mampu menutupi ujung batang.      
            Bunga pinang ini berbentuk malai menggantung dan berpasangan, yaitu setiap bunga betina diapit oleh dua bunga jantan. Bentuk buahnya lonjong. Cara perbanyakannya dapat dilakukan dengan bijinya atau anakannya. Pinang ini banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias pot atau ditanam di pekarangan. Dilaporkan bahwa pinang jenis ini beracun dan jaringannya banyak mengandung zat tannin.

d. Pinang Kelapa       
            Pinang Kelapa (Actinorhytis calapparia BI Wendi) diduga kuat berasal dari Sulawesi Selatan. Masyarakat Jawa Barat menyebutnya jambe sinagar dan di Jawa Tengah disebut jawar.
Disebut pinang kelapa bukan karena bentuknya yang mirip kelapa tetapi karena buahnya berukuran lebih besar dibandingkan dengan buah pinang jenis lain. Tinggi pohonnya dapat mencapai 20 meter dan dapat tumbuh sampai ketinggian 500 meter di atas permukaan laut. Karena penampilan tajuknya yang indah, pinang kelapa ini berpotensi untuk dijadikan tanaman hias. Ekstrak buah pinang ini dapat digunakan untuk bedak bayi dan sering pula dipakai sebagai pengganti pinang sirih.          


e. Pinang Merah        
            Pinang merah atau pinang raja (Gyrtostachys lakka Becc) berasal dari Semenanjung Malaka, Sumatera dan Kalimantan. Pinang ini juga tumbuh merumpun, batangnya langsing, tingginya dapat mencapai 10 meter dan diameter atau garis tengahnya pada ukuran setinggi dada orang dewasa mencapai 12 cm. Daunnya majemuk menyirip dan berwarna hijau, sedangkan pelepah dan tulang daun berwarna merah.           
            Bunga pinang merah berbentuk malai. Bungajantan dan betina dalam kedudukan berseling-seling. Buahnya berukuran kecil, berbentuk bulat telur, panjang sekitar 1 cm dengan garis tengah terlebar 6 mm. Batang pinang merah yang sudah tua atau dewasa sangat keras dan kuat dan sering digunakan untuk membuat antan sehingga jenis pinang ini disebut dengan nama pinang antan.          
f Jenis Lain     
            Kecuali kelima jenis pinang tersebut di atas masih ada tanaman lain yang biasa disebut sebagai pinang, antara lain: pinang salea (Gron ophyllum microcarpum Scheffer), pinang kera (Iguanura macrost achya), pinang tutul (Pinanga densWora B1), pinangjawa (Pinanga jayana B1), dan pinang kera paya (Pinanga patula B1). 

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "Jenis-Jenis Pinang "

Post a Comment