I. PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pisang (
Musa paradisica ) adalah buah-buahan yang digemari di Indonesia jarena rasanya
enak,kandungan gizi tinggi,mudah didapat,harga relatif murah.konsumsi pisang
per kapita meningkat sejalan dengan peningkatan pendapatan. Peluang pisang
besar untuk pasar domestik ataupun ekspor.potensi pasar domestik berkembang
dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk.
Produksi Pisang Indonesia cenderung
meningkat,sedangkan konsumsi meningkat.laju pertumbuhan konsumsi yang sedikit
lebih rendah ini diduga akibat makin banyaknya pisang ekspor dan makin
beragamnya jenis buah lain baik lokal mapunimpor. Pertumbuhan ekonomi dan
peningkatan pendapatan per kapita yang cukup tinggi akan mendorong permintaan
pisang.hal ini menunjukan bahwa pasar dalam negeri memiliki prospek cerah dalam
pengembangan pisang.
Harga pisang ditingkat produsen terus meningkat
Harga pisang ditingkat produsen terus meningkat
1.2
Tujuan
Adapun
tujuan adalah sebagi berikut :
1. Untuk
menjadi petunjuk teknis bagi pelau utama dan keluarganya dalam melakukan
bididaya tanaman pisang.
2. Sabagai
perbandingan bagi pelaku utam dan keluarganya dlam melakukan budidaya tanaman
pisang sehingga dapat memperoleh inovasi baru.
II.
BUDIDAYA
TANAMAN PISANG
2.1
Syarat Tumbuh
Pisang dapat tumbuh di daerah tropis baik di dataran rendah maupun dataran tinggi
dengan ketinggian tidak lebih dari 1.600 m di atas permukaan laut (dpl). Suhu
optimum untuk pertumbuhan adalah 27°C, dan suhu maksimumnya 38°C, dengan
keasaman tanah (pH) 4,5-7,5. Curah hujan 2000-2500 mm/tahun atau paling tidak
100 mm/bulan. Apabila suatu daerah mempunyai bulan kering berturut-turut
melebihi 3 bulan maka tanaman pisang memerlukan tambahan pengairan agar dapat
tumbuh dan berproduksi dengan baik.
2.2 Pembibitan
Salah faktor yang mementukan keberhasilan usaha tani pisang adalah tersedianya
bibit yang berkualitas, yaitu bibit yang bebas hama penyakit dan sehat. Selain
itu jumlahnya harus cukup dan jenis pisangnya sesuai dengan yang diinginkan.
Untuk menyediakan bibit pisang adalah dengan memanfaatkan rumpun pisang sehat.
Bibit bisa diperoleh dari tunas, anakan, bonggol dan bit yang diperbanyak
secara tradisional maupun kultur jaringan. Teknologi perbanyakan dengan kultur
jaringan hanya dapat dilakukan oleh perusahaan besar karena biaya investasi
awal yang sangat mahal dan belum dapat memenuhi kebutuhan varietas lokal yang
beragam jumlahnya, sehingga pembibitan secara sederhana dipandang masih layak
diterapkan.
Ada 3 cara perbanyakan bibit pisang secara sederhana dengan memanfaatkan
bagian rumpun pisang yaitu:
1) Perbanyakan dengan anakan
Bibit pisang yang berasal dari pemisahan anakan untuk langsung ditanam di
kebun. Bahan yang paling baik digunakan adalah anakan pedang (tinggi 41-100
cm), daunnya berbentuk seperti pedang dengan ujung runcing. Anakan rebung
(20-40 cm) kurang baik jika ditanam langsung karena bonggolnya masih lunak dan
belum berdaun sehingga mudah kekeringan. Sedangkan anakan dewasa (tinggi
>100 cm) terlalu berat dalam pengangkutan dan kurang tahan terhadap cekaman
lingkungan karena telah memiliki daun sempurna. Bibit anakan setelah
dipisahkan harus segera ditanam, jika terlambat akan meningkatkan serangan hama
penggerek dan kematian di kebun.
2) Perbanyakan dari bit anakan/mini bit
Bahan yang digunakan adalah anakan pisang yang berdiameter 7-12 cm atau tingginya
40-150 cm (anakan pedang sampai anakan dewasa). Cara membuatnya sebagai berikut
: Pemisahan anakan dari rumpun dilakukan dengan hati-hati menggunakan
linggis/tembilang bermata lebar, sehingga kondisi bonggol masih utuh. Bonggol
dibersihkan dari akar dan tanah yang menempel, kemudian dipotong 1 cm diatas
leher bonggol. Pada titik tumbuh di pusat bonggol dikorek dengan lebar dan
dalam ± 3 cm menggunakan pisau yang runcing. Rendam dalam air hangat dengan
suhu ± 55°C yang telah dicampur fungisida dengan dosis 2 gr/lt air selama 15
menit kemudian ditiriskan. Untuk menghindari serangan hama pada saat perendaman
dapat juga diserta pemberian insektisida sesuai dosis yang dianjurkan. Untuk
merangsang munculnya tunas, bonggol di semai dalam bedengan, disusun secara
berjajar dengan bagian titik tumbuh tetap mengarah ke atas, masing-masing
bonggol diberi jarak antara 5 cm kemudian ditimbun dengan campuran tanah, pasir
dan pupuk kandang setebal ± 5 cm. Penimbunan dilakukan selama 3-5 minggu atau
sampai tumbuh tunasnya. Selama penimbunan perlu dijaga kelembabannya dengan
penyiraman setiap hari secukupnya terutama bila tidak ada hujan.
3) Bonggol dari tanaman yang sudah dipanen
Bonggol diangkat dari tanah dengan
hati-hati agar mata tunas tidak rusak. Kemudian dibersihkan dari akar dan tanah
yang menempel.
Bonggol kemudian dipotong dengan ukuran 10 cm x 10 cm
menurut jumlah mata tunas. Kemudian direndam dalam air hangat dengan suhu 55°C
yang telah dicampur fungisida dengan dosis 2 gr/lt air selama 15 menit kemudian
ditiriskan.
Bit setelah ditiriskan kemudian ditanam di polybag
ukuran 20 cm x 30 cm yang berisi media tanah dan pupuk kandang 1 : 1. Setelah
ditanam, benih diletakkan pada tempat teduh/naungan selama 1 bulan dan pada
bulan kedua diletakkan ditempat terbuka. Perawatan yang diperlukan adalam
penyiraman untuk menjaga kelembaban tanah. Pemupukan dapat diberikan melalui
pengocoran larutan pupuk urea dengan konsentrasi 2 gr/lt air setiap 2 minggu. Bibit
ditanam di kebun pada umur 3-4 bulan setelah semai.
2.3 Persiapan Lahan
Lahan dibersihkan dari sisa tanaman, kemudian siapkan lubang tanam ukuran
50 cm x 50 cm x 50 cm sekitar 2 minggu – 1 bulan sebelum tanam agar bibit yang
ditanam dapat tumbuh dengan cepat. Tanah lapisan atas dipisah dengan tanah
lapisan bawah. Penutupan lubang tanam dilakukan degan memasukkan tanah lapisan
bawah terlebih dahulu. Menanam pisang sebaiknya pada awal musim hujan agar
terhindar dari kekeringan pada awal pertumbuhan dan masuk musim kemarau buah
sudah siap dipanen. Idealnya untuk mendapatkan produksi dan kualitas buah yang
baik, penanaman pisang dilakukan 2 tahap
(setahun 2
kali) dengan selisih penanaman 6 bulan. Penanaman pertama menggunakan jarak
tanam lebar (misalnya 4 m x 4 m), kemudian penanaman tahap kedua dilakukan
diantara jarak tanam yang telah ditanam. Hal ini bertujuan untuk mengatur waktu
panen dan pembongkaran tanaman pada tahun ke-5, 9, 13, 17 yang memungkinkan
masih adanya panen karena penanaman yang tidak serempak.
2.4 Penanaman
Jarak tanam sesuai dengan jenis pisang. Untuk jenis pisang Mas dan Barangan
jarak tanam 2 m x 2 m. Jenis pisang Ambon, Cavendish, Raja Sereh, dan Raja
Nangka 3 m x 3 m. Jenis pisang Kepok dan Tanduk 3 m x 3 m atau 3 m x 3,5 m.
Pemberian pupuk kandang pada lubang tanam dilakukan 1-2 minggu sebelum tanam.
2.5 Pemeliharaan
Ø Pemupukan
Sebelum penanaman, lobang tanam diberi pupuk kandang 10 kg/lobang,
dibiarkan 1-2 minggu. Sedang pupuk anorganik yang diberikan adalah 350 kg Urea
+ 150 kg SP-36, dan 150 kg KCL per ha/tahun atau 0,233 kg Urea, 0,10 kg SP-36
dan 0,10 kg KCl per tanaman. Untuk tanaman yang baru ditanam diberi 3 kali
yaitu ¼ saat tanam dan sisanya dibagi dua umur 3 bulan dan umur 6 bulan. Pupuk
diletakkan pada alur dangkal berjarak 60-70 cm dari tanaman dan ditutup tanah.
Sedangkan untuk tanaman umur 1 tahun atau lebih pupuk diberikan 2 kali yaitu
awal musim hujan dan menjelang akhir musim hujan.
Ø Pemangkasan
Pemangkasan daun yang kering bertujuan untuk pencegahan penularan penyakit,
mencegah daun-daun yang tua menutupi anakan dan melindungi buah dari goresan
daun. Pada saat pembungaan setidaknya ada 6-8 daun sehat agar perkembangan buah
menjadi maksimal. Setelah pemangkasan bunga jantan sebaiknya tidak dilakukan
pemangkasan daun lagi. Daun bekas pangkasan dari tanaman sakit dikumpulkan dan
kemudian dibakar, selanjutnya alat pemangkas sterilisasi dengan desinfektan
misalnya menggunakan bayclean atau alkohol.
Ø Penyiangan
Pengendalian gulma secara mekanis terutama dilakukan pada saat tanaman
berumur 1-5 bulan, terutama 3 bulan pertama harus dilakukan secara intensif.
Setelah tanaman berumur 5 bulan pengendalian dapat dikurangi karena kanopi
tanaman dapat menekan pertumbuhan gulma. Pada saat ini pengendalian gulma dapat
dilakukan dengan herbisida karena tanaman sudah cukup tinggi sehingga daun
tanaman tidak terkena herbisida. Penyiangan dilakukan dengan selang waktu 2-3
bulan.
Pada daerah yang pernah terserang penyakit layu Panama dan penyakit darah,
penyiangan dianjurkan menggunakan herbisida dan tidak dianjurkan menggunakan
cangkul atau koret untuk mencegah penularan penyakit karena kontak dengan alat.
Ø Penjarangan
Anakan
Penjarangan anakan bertujuan untuk mengurangi jumlah anakan, menjaga jarak
tanam dan menjaga agar produksi tidak menurun. Penjarangan anakan dilakukan
dengan memelihara 1 tanaman induk (umur 9 bulan), 1 anakan (umur 7 bulan), dan
1 anakan muda (umur 3 bulan), dilakukan rutin setiap 6-8 minggu. Anakan yang
dipilih atau disisakan adalah anakan yang terletak pada tempat yang terbuka dan
yang terletak diseberangnya.
Ø Perawatan
Tandan
Membersihkan daun sekitar tandan terutama daun yang sudah kering. Selain
itu membuang buah pisang yang tidak sempurna yang biasanya pada 1-2 sisir
terakhir, dan diikuti dengan pemotongan bunga jantan agar buah pada tandan di
atasnya dapat tumbuh dengan baik. Kemudian buah dibungkus/dikerodong dengan
kantong plastik warna biru ukuran 1 m x 45 cm. Hal ini dilakukan untuk
melindungi buah dari kerusakan oleh serangga atau karena gesekan daun. Setelah
dibungkus, tandan yang mempunyai masa pembuahan yang sama dapat diberi tanda
(misal dengan tali rafia warna yang sama). Hal ini untuk menentukan waktu panen
yang tepat sehingga umur dan ukuran buah seragam. Agar tanaman tidak roboh
sebelum buah dipanen, maka dapat ditopang dengan bambu atau dengan mengikat
pangkal tandan dengan kabel atau tali yang dibentang diantara barisan tanaman
pisang.
Ø Pemeliharaan
Buah
Potong jantung pisang yang telah berjarak 25 cm dari
sisir buah terakhir. Setelah sisir pisang mengembang sempurna, tandan pisang
dibungkus kantung plastik bening polietilen tebal 0,5 mm, diberi lubang
diameter 1,25 cm. Jarak tiap lubang 7,5 cm. Usahakan kantung menutupi 15 -45 cm
di atas pangkal sisir teratas dan 25 cm di bawah ujung buah dari sisir
terbawah. Batang tanaman disangga dengan bambu yang dibenamkan sedalam 30 cm ke
dalam tanah.
2.6 Hama dan Penyakit
a.Uretkumbang(Cosmopolitessordidus)
Menyerang kelopak daun, batang. Gejala: lorong-lorong ke atas/bawah dalam kelopak daun, batang pisang penuh lorong. Pengendalian: sanitasi rumpun pisang, bersihkan rumpun dari sisa batang pisang, gunakan PESTONA.
b. Nematoda (Rotulenchus similis, Radopholus similis)
Menyerang kelopak daun, batang. Gejala: lorong-lorong ke atas/bawah dalam kelopak daun, batang pisang penuh lorong. Pengendalian: sanitasi rumpun pisang, bersihkan rumpun dari sisa batang pisang, gunakan PESTONA.
b. Nematoda (Rotulenchus similis, Radopholus similis)
Menyerang akar. Gejala : tanaman kelihatan merana,
terbentuk rongga atau bintik kecil di dalam akar, akar bengkak. Pengendalian:
gunakan bibit yang tahan, tingkatkan humus tanah dan gunakan lahan dengan kadar
lempung kecil.
c. Ulat bunga dan buah (Nacoleila octasema.)
c. Ulat bunga dan buah (Nacoleila octasema.)
Menyerang bunga dan buah. Gejala: pertumbuhan buah
abnormal, kulit buah berkudis. Adanya ulat sedikitnya 70 ekor di tandan pisang.
d. Penyakit darah
d. Penyakit darah
Penyebab : Xanthomonas celebensis (bakteri). Menyerang
jaringan tanaman bagian dalam. Gejala: jaringan menjadi kemerah-merahan seperti
berdarah. Pengendalian: Pemberian Natural GLIO sebelum tanam, dan membongkar dan
membakar tanaman yang sakit.
d. Layu
Penyebab : bakteri Bacillus sp. menyerang akar.
Gejala: tanaman layu dan mati. Pengendalian : membongkar dan membakar tanaman
yang sakit, Natural GLIO diawaltanaman
e. Daun pucuk
e. Daun pucuk
Penyebab : virus dengan perantara kutu daun Pentalonia
nigronervosa. Menyerang daun pucuk. Gejala: daun pucuk tumbuh tegak lurus
secara berkelompok. Pengendalian: Mengendalikan kutu duan dengan Natural BVR,
membongkar dan membakar tanaman yang sakit.
2.7 Panen dan Pasca Panen
2.7 Panen dan Pasca Panen
- Ciri khas panen adalah mengeringnya daun bendera.
Buah 80 - 100 hari dengan siku-siku buah yang masih jelas sampai hampir
bulat.
- Buah pisang dipanen bersama-sama dengan
tandannya. Panjang tandan yang diambil adalah 30 cm dari pangkal sisir
paling atas. Gunakan pisau yang tajam dan bersih waktu memotong tandan.
- Tandan pisang disimpan dalam posisi terbalik
supaya getah dari bekas potongan menetes ke bawah tanpa mengotori buah.
- Setelah itu batang pisang dipotong hingga umbi
batangnya dihilangkan sama sekali.
- Pada perkebunan pisang yang cukup luas, panen
dapat dilakukan 3 - 10 hari sekali tergantung pengaturan jumlah tanaman
produktif.
III.
KESIMPULAN
Adapun
kesimpulsn adalah sebagi berikut :
1. Tanaman
pisang adalah tanaman buah yang setiap hari dapat ditemukan dimana saja dan
semua lapisan masyarakat menyukai pisang.
2. Budidaya
pisang sangat mudah dan tidak memerlukan pemeliharaan yang khusus sehingga
sangat efektif danefisien dalam melakukan budidayanya.
0 Response to " BUDIDAYA TANAMAN PISANG"
Post a Comment