PENANGGULANGAN PENYAKIT SURRA (TRYPANOSUMIASUS) PADA SAPI DAN KERBAU

A.           Latar Belakang
            Surra merupakan penyakit menular yang berbahaya pada hewan karena dapat menimbulkan kematian pada ternak, penyakit ini banyak terdapat di negara-negara tropik dan sub-tropik. Di Indonesia Surra merupakan penyakit menular nomor tiga yang menyebabkan kerugian pada ternak. Kerugian ekonomi rakyat antara lain karena ternak tidak dapat dipekerjakan disawah, menarik gerobak, turunya berat badan secara drastis, gangguan pertumbuhan, penurunan produksi susu dan daya tahan tubuh berkurang.  
            Hasil penelitian di Jawa rnenunjukkan bahwa serangan penyakit pada kerbau lebih tinggi dan pada sapi. Kejadian pada sapi dan kerbau impor ternyata serangannya cukup tinggi karena lebih peka dibanding ternak lokal. Di Daerah Istimewa Aceh sampai saat ini, penyakit Surra sering ditemukan hampir sernua daerah, kecuali Aceh Timur, Kotamadya Banda Aceh dan Sabang.           

B.                 Mamfaat / Tujuan    
Penanggulangan penyakit Surra pada sapi atau kerbau ini adalah untuk mencegah terjadinya atau terjangkitnya penyakit tersebut pada sapi atau kerbau dan akan mengakibatkan menurunnya berat badan ternak tersebut secara cepat.

C.                 Latar Belakang       
            Penyakit Surra disebabkan oleh sejenis Protozoa yang disebut Trypanosoma evansi (parasit darah) sebagai vektor yang memindahkan parasit dan seekor ternak yang sakit kepada ternak yang lain adalah sejenis lalat penghisap darah seperti Tabanus, Stomoxys, Chrysop dan Lyperosia. Darah yang dihisap oleh lalat ini bisa menyebabkan turunya berat badan secara cepat, lalat ini lebih           sering menghisap darah pada waktu pagi dan sore hari.         

Siklus hidup lalat dan Pemindahan Penyakit.       
            Lalat menempatkan telurnya pada daun-daun kayu, rumput - rumputan, pada air yang tergenang dekat semak-semak. Telur tersebut akan menetas pada awal musim panas dan akan berkembang menjadi larva, larva berkembang menjadi bentuk pupa dan selanjutnya menjadi lalat dewasa. Silcius hidup lalat ini sangat dipengaruhi oleh keadaan musim. Pada musim panas lalat memerlukan waktu 4 - 5 bulan atau lebih sedangkan dalam musirn dingin memerlukan waktu relatif lama. Penularan dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung. Penularan secara langsung terjadi secara mekanis pada Trypanosoma bentuk infektif seperti Trypanosoma evansi oleh tabanus jenis lalat - lalat yang menghisap darah. Pada penularan tidak langsung Trypanosoma harus mengalami sikius perkembangan di dalarn seekor serangga atau lalat penghisap darah.           

Cara Penularan.       
            Penyakit Surra menular dan hewan yang sakit kepada hewan yang sehat melalui perantara lalat penghisap darah. Penularan penyakk Surra dapat juga melalui golongan Arthropoda seperti anopheles, musca, kutu dan caplak. Selain itu dapat juga melalui darah dalam daging sembelihan yang mengandung penyakit Surra, apabila bersentuhan dengan ternak lain secara langsung.
Penyakit Surra mi akan cepat menular pada musim penghujan karena pada musim ml keadaan disekitar kandang basah yang mengakibatkan rnudahnya lalat - lalat berkembang biak.

Gejala - gejala yang ditimbulkan oleh Penyakit Surra     
-           Nafsu makan menurun           
-           Badan lesu dan lemah
-           Ternak semakin kurus
-           Bulu meremang          
-           Demam secara selang seling   
-           Bengkak dibawah dagu         
-           Temperatur naik / tinggi         
-           Keluar cairan dari hidung dan mata   
-           Khusus pada kerbau suka makan tanah         
-           Pada tingkat dimana sudah terserang syaraf hewan berjalan sempoyongan, kejang -            kejang, berputar - putar dan lumpuh sebagian atau semuanya.   

Usaha Penanggulangan       
            Beberapa cara penanggulangan Penyakit Surra pada sapi dan kerbau antara lain : harus ditujukan kepada usaha kebersihan, pemberantasan terhadap lalat penghisap darah dan pemberian makanan yang bergizi.   

Pengendalian
-           Bila disuatu desa ditemukan penyakit Surra maka ternak yang sakit atau yang tersangka    sakit harus diasingkan sehingga terlindung dari lalat dan tidak berhubungan dengan     ternak lain.     
-           Ternak yang sakit atau tersangka sakit tetapi tidak menunjukkan gejala - gejala sakit          dapat digunakan dalam kegiatan membajak atau menarik gerobak tetapi ternaknya tetap        dijaga agar terhindar dan lalat.                      
-           Bila dalam beberapa desa dalam suatu daerah terserang penyakit Surra maka daerah itu     tertutup. Artinya ternak dilarang masuk dan keluar dan daerah tersebut.         
-           Ternak dapat bebas dan pengasingan bila ada surat keterangan bebas dan penyakit Surra   dan Dokter Hewan atau petugas Dinas Peternakan setempat        .
-           Penyakit dapat dianggap sudah bebas dan suatu daerah apabila sudah berselang tiga bulan            matinya atau sembuhnya ternak yang mendenta sakit.           
-           Apabila dijumpai ternak sakit, laporkan ke Dinas Peternakan terdekat, demikian juga         untuk hewan yang tersangka sakit.          
-           Semua ternak sapi atau kerbau yang mati karena penyakit Surra harus dibakar atau                         dikuburkan.

Pencegahan
-        Dalam pencegahan sering digunakan obat - obatan seperti ; Qumapyramme atau Aritrycide prosalt dalam konsentrasi 10 % dengan dosis 7,4 miligram per kilogram berat badan secara          subcutan atau intramuskuler.
-        Pemberian Naganol atau suramin pada ternak sapi dan kerbau dengan besarnya dosis 3        gram sesuai dengan berat badan hewan.   
-        Isometamidium untuk pencegahan diberikan 0,5 - 1 miligram per kilogram berat badan         secara intrarnuskuler.

Pengobatan
            Untuk mengatasi penyakit Surra obat yang paling banyak digunakan adalah Suramin (Naganol, Bayer) dan Isometamidium chiorida (Trypamldium, specia). Dan kedua macam obat ini ternyata Suramin lebih efektif. Hal ini ditunjang dari hasil penelitian BALITVET yang menyimpulkan bahwa Suramin merupakan obat yang terbaik terhadap pengobatan. Pemberian Suramin sebesar 10 miligram perkilogram dalam 10 % larutan yang dibenikan secara intra vena memberiikan hasil yang memuaskan pada hewan penderita Surra.            
            Obat lainnya yaitu Isometamidlum dapat diberikan secara intramuskuler dengan dosis 1- 2 miligram per kilogram. Pada hewan - hewan impor yang dimasukkan ke daerah endemik Surra, sebaiknya diberikan pengobatan terlebih dahulu.          

Pemberantasan Vektor        
            Pemberantasan vektor penyakit Surra dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain ; secara mekanis, biologis dan kimiawi. Cara mekanis dapat dilkukan dengan mempergunakan binatang - binatang seperti sebangsa burung yang menjadi musuh dan serangga - serangga (lalat) tersebut. Secara Biologis dapat dilakukan dengan membuat drainase atau saluran air yang tujuannya untuk merusak sarang tempat perkembangbiakan lalat yang biasa hidup diatas permukaàn air yang tergenang dengan menyiram minyak tanah kedalam air sehingga dapat membunuh lalat sewaktu mencelupkan tubuhnya kedalam air. Secara Kimiawi dilakukan dengan mempergunakan bahan kimia (Insektisida) seperti; DDT 0,5 - 1 %, Toxaphene 0,5 %, Pyrehnlne 1 % dan lain-lain. Penyemprotan dilakukan pada kandang-kandang hewan, tempat - tempat yang lembab (rawa-rawa) dan semak belukar.

            

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

2 Responses to "PENANGGULANGAN PENYAKIT SURRA (TRYPANOSUMIASUS) PADA SAPI DAN KERBAU "

  1. Kira" untuk mendapatkan obat suramin/naganol dmn ya pak ?

    ReplyDelete
  2. Halo Bossku ^^
    Segera Daftarkan ID di ibu21,com
    Menyediakan 8 Permainan Hanya Dengan 1 ID
    Serta Tersedia Promo Menarik
    Bonus Turn Over Terbesar
    Bonus Refferal Seumur Hidup
    Minimal Deposit Hanya 25Rb
    BBM : csibuqq
    WA : +855 88 780 6060
    Di Tunggu Kehadirannya Bossku ^^

    ReplyDelete