I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Tanaman
brokoli adalah tanaman sayuran yang banyak mengandung vitamin yang sangat baik
dikonsumsi. Brokoli banyak disukai oleh masyarat umum tetapi karena harganya
yang tinggi jadi tidak semua kalangan dapat mengkonsumsinya. Oleh karena itu
sangat baik dilkukan budidaya brokoli agar ketersediannya semakin banyak dan
harganya lebih terjangkau.
Prospek pasar brokoli sangat baik
karena harganya yang cukup tinggi dan pemasaran yang panjang karena disetiap
pasar terdapat brokoli dan peminatnya sangat banyak, agar harganya lebih
terjangkau maka dibutuhkan jumlah produksi brokoli yang lebih banyak sehingga
dapat dinikmati oelh seluruh lapisan masyarakat.
1.2
Tujuan
Adapun
tujuan adalah sebagai berikut :
1. Untuk
menjadi petunjuk teknis bagi pelaku utama dan keluarganya dalam melkukan
budidaya brokoli.
2. Untuk
lebih memenuhi kebutuhan brokoli agar lebih diproduksi dalam jumlah besar
sehingga harganya lebih terjangkau.
II.
BUDIDAYA
BROKOLI (Brassica olerecea cv.Brocolli)
2.1 Persiapan Benih
Sterilisasi benih dilakukan dengan
merendam benih dalam larutan fungisida dengan dosis yang dianjurkan atau
merendam benih ke dalam air panas 550C selama 15-30 menit.
Perendaman diamati dimana benih yang baik akan tenggelam. Benih direndam
kembali dengan air bersih selama +12 jam hingga terlihat pecah agar
benih cepat berkecambah.
2.2 Penyemaian
Penyemaian dilakukan di atas
bedengan yang sebelumnya dilakukan dengan pengolahan tanah sedalam 30 cm lalu
dibuat bedengan selebar 110-120 cm memanjang dari utara ke selatan. Kemudian
bedengan dinaungi dengan naungan plastic, jerami atau daun-daunan. Benih
disebar merata di atas bedengan atau dalam barisan sedalam 0,2-1 cm.. Alat
persemaian yang digunakan adalah kertas plastic atau daun pisang dengan
diameter 4-5 cm dan tinggi 5 cm. Media semaian yang digunakan adalah campuran
ayakan pupuk kandang matang dan tanah halus dengan perbandingan 1:2 atau 1:1. Sekitar
2 minggu setelah semai bibit dipindahkan ke dalam wadah polybag atau bumbung,
kemudian setelah memiliki 3-4 helai daun bibit siap dipindah ke lapangan atau
setelah berumur 1 bulan.
2.3 Persiapan
Lahan
Tanah dibersihkan dari gulma dan
digemburkan, kemudian dicangkul dengan kedalaman 40-50 cm lalu dibuat bedengan
selebar 80-100 cm, tinggi 35 cm dengan jarak antar bedeng 40 cm. Pengapuran
dapat dilakukan jika pH tanah kurang dari 5,5 dengan dosis kapur sekitar 1-2
ton per hektar baik kalsit atau dolomite dan dicampur merata dengan tanah pada
bedengan. Pada bedengan campurkan 12,5-17,5 ton pupuk kandang. Selain itu juga
diberikan pupuk dasar berupa urea, ZA, SP-36 atau KCl.
2.4 Penanaman
Jarak tanam yang dipakai adalah
50×50 cm untuk kultivar bertajuk lebar dan 45×65 cm untuk kultivar tegak. Waktu
tanam terbaik adalah pada pagi hari antara jam 06.00-09.00 atau sore hari
antara jam 15.00-17.00. Penanaman dilakukan pada bibit yang telah berumur
sekitar satu bulan atau telah memiliki 3-4 helai daun. Satu lubang tanam diisi
satu bibit, dan pemindahan dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak akar
dan daun.
2.5 Pemeliharaan
Kegiatan penyulaman atau penggantian
tanaman yang mati atau yang kurang baik dilakukan sampai sebelum tanaman
berumur 2 minggu di tempat pemeliharaan. Pemotongan tunas cabang dilakukan
seawall mungkin supaya ukuran dan kualitas massa bunga dapat terbentuk optimal.
Segera setelah massa bunga tumbuh, daun-daun tua diikat sedemikian rupa agar
menaungi bunga dari cahaya matahari. Penutupan ini berfungsi untuk
mempertahankan warna bunga agar tetap putih.
·
Pemupukan
Pupuk
susulan diberikan pada umur 1,3,5 minggu setelah tanam di sekeliling tanaman
sejauh 10-15 cm dari batang lalu ditimbun dengan tanah. Perkiraan dosis dan
waktu aplikasi pemupukan dapat dilihat pada tabel berikut ini pada tingkat
kandungan P dan K sedang (Maynard and Hoomuth, 1999):
Umur
|
Urea
|
SP36
|
ZA
|
KCl
|
Kg/hektar/musim
tanam
|
||||
Sebelum Tanam
|
87
|
311
|
187
|
90
|
1 minggu setelah tanam
|
44
|
93
|
45
|
|
3 minggu setelah tanam
|
44
|
93
|
45
|
|
5 minggu setelah tanam
|
44
|
93
|
45
|
2.6 Pengendalian
Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dapat dilakukan
dengan pemilihan bibit yang bebas penyakit, merendam benih di air panas (500C)
atau dalam fungisida/bakterisida selama 15 menit. Sanitasi kebun, rotasi
tanaman juga berguna untuk menghindari penyakit, kerusakan mekanis atau gigitan
serangga. Dapat juga dengan menaburi kapur tanah pada tanah masam atau mencabut
tanaman yang terserang penyakit agar tidak menular.
Pencegahan serangan hama dan
penyakit dapat dilakukan dengan penyemprotan pestisida walaupun belum terdapat
gejala serangan dan dilakukan setiap 2 minggu sekali. Penyiangan gulma dan
rumput pengganggu dilakukan bersamaan dengan penggemburan tanah dan pemupukan
susulan pada 7-10 hari setelah tanam, 20 hari setelah tanam, dan 30-35 hari
setelah tanam. Pada masa pembungaan penyiangan dapat dihentikan.
Pengairan dilakukan secara rutin pada
pagi atau sore hari. Pada musim kemarau penyiraman dilakukan rutin 1 atau 2
kali sehari terutama pada saat fase pertumbuhan awal dan masa pembentukan
bungan.
2.7 Panen
Pemanenan dilakukan saat massa bunga
mencapai ukuran maksimal dan mampat. Umur panen antara 55-100 hari tergantung
kultivar. Setelah panen, hasilnya disimpan di tempat yang teduh untuk dilakukan
sortasi berdasarkan diameter kepala bunga yang dibagi menjadi 4 kelas yaitu:
>30 cm, 25-30 cm, 20-25 cm, dan 15-20 cm. Penyimpanan terbaik di ruang gelap
pada temperature 200C, kelembaban 75-85% atau kamar dingin dengan
temperature 4,40C dengan kelembaban 85-95%.
III.
KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan adalah sebagai berikut :
1. Tanaman
brokoli adalah tanaman sayuran yang banyak mengandung vitamin yang dibutuhkan
oleh tubuh manusia, dan rasanya yang disukai oleh masyarakat luas
2. Harga
brokoli sangat tinggi dan sangat menguntungkan bila dilakukan budidayanya serta
konsumennya juga banyak.
0 Response to "Tanaman brokoli"
Post a Comment