Budidaya Buah Naga

I.                   PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, buah naga kini marak dikebunkan. Penanaman buah naga tersebar di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, hingga ke Kalimantan. Kebun-kebun buah naga juga banyak ditemui. Memang, budidaya buah naga tergolong mudah dan minim perawatan. Selain di lahan luas, buah naga juga bisa diusahakan di lahan sempit seperti di kebun maupun halaman rumah dengan menggunakan pot. Itulah sebabnya para pembudidaya buah naga mampu
Penanaman buah naga kini diarahkan ke sistem budidaya organik. Dengan membudidayakan buah naga secara organik, dapat dihasilkan buah dengan kualitas yang lebih baik. Keuntungan dari teknik budidaya buah naga secara organik adalah buah yang dihasilkan sehat tanpa adanya residu bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh manusia dan lingkungan sekitar. Dengan demikian pencemaran lingkungan baik air, udara, maupun tanah oleh paparan pestisida bisa dikurangi. Disamping itu, penggunaan bahan organik juga dapat mengembalikan kesuburan tanah, sehingga tanah bisa digunakan untuk proses budidaya pertanian berkelanjutan.
1.2              Tujuan
Adapun kesimpulan adalah sebagai berikut :
1.      Untuk menjadi petunjuk teknis bagi pelaku utama dan keluarga dalam melakukan budidaya Buah Naga.
2.      Untuk merubah produksi Buah Naga menjadi optmal dan merubah pendapatan pelaku utam dan keluarganya menjadi lebih baik.

II.                BUDIDAYA BUAH NAGA
2.1 Syarat Tumbuh
Buah naga sepesies Hylocereus undatus, yaitu buah naga dengan daging putih akan tumbuh baik pada ketinggian kurang dari 300 mdpl, sedangkan buah naga spesies Hylocereus costaricensis, yaitu buah naga dengan daging super merah (super red) tumbuh baik pada ketinggian 0-100mdpl. Sementara itu buah daga spesies Selenicereus megalanthus, yaitu buah naga dengan kulit kuning, daging putih tanpa sisik, akan tumbuh baik pada daerah dingin dengan ketinggian lebih dari 800 mdpl..
Tanaman buah naga lebih menyukai kondisi kering dibandingkan dengan kondisi basah dengan curah hujan rendah yaitu 720 mm/tahun. Buah naga masih dapat tumbuh pada curah hujan tinggi yaitu antara 1.000-1.300 mm/tahun, akan tetapi rentang terserang penyakit busuk akar dan busuk batang. Hal ini disebabkan tanaman buah naga tidak tahan genangan air.
2.2 Persiapan Lahan
Pemilihan lokasi budidaya buah naga perlu diperhatikan, hal ini bertujuan untuk memenuhi syarat tumbuh yang optimal bagi pertumbuhan buah naga. Pemilihan lokasi yang tepat akan menjadi faktor pertama yang menentukan keberhasilan budidaya buah naga. Setelah menentukan lokasi budidaya maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengukuran pH tanah untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada tanah masam atau pH rendah (di bawah 6,5). Pengukuran bisa dilakukan dengan kertas lakmus, PH meter, atau cairan PH tester. Pengambilan titik sampel bisa dilakukan dengan cara zigzag.
Buah naga merupakan tanaman merambat sehingga dibuthkan tiang panjatan untuk menopang pertumbuhan batang dan cabangnya. Bentuk atau model tiang panjatan dalam budidaya buah naga ada macam, yaitu bentuk tunggal dan bentuk kelompok atau pagar. Tiang panjatan harus kuat dan mampu bertahan selama beberapa tahun karena umur tanaman buah naga yang panjang.
Ø  Tiang panjatan bentuk tunggal
Tiang panjatan bentuk tunggal bisa menggunakan beton atau tiang panjatan hidup dari batang tanaman. Tiang panjatan ini digunakan untuk menopang empat tanaman yang berproduksi dengan produktifitas rata-rata 3 kg per-tanaman. Para pembudidaya buah naga biasanya menggunakan tiang panjatan yang terbuat dari beton atau pipa PVC. Bentuk tiang panjatan bisa persegi, bulat, segitiga atau bentuk yang lain sesuai dengan selera pembudidaya. Untuk tiang panjatan yang berbentuk persegi dibuat dengan ukuran 10 cm x 10 cm, bentuk bulat dibuat dengan diameter 10 cm, dan bentuk segitiga dibuat dengan panjang sisi 15 cm. Tinggi tiang panjatan antara 1,5-2 meter. Jika jarak tanam buah naga 2,5 m x 2 m dan setiap tiang panjatan ditanami 4 tanaman maka untuk lahan selua 1 ha dibutuhkan sekitar 2.000 tiang panjatan dan 8.000 bibit buah naga.
Tiang panjatan ditancapkan ke dalam tanah dengan kedalaman sekitar 50 cm agar tiang berdiri kokoh dan kuat menyangga tanaman. pada ujung tiang bagian atas diberi besi melingkar dengan diameter 30-60 cm berbentuk seperti stir mobil. Besi melingkar ini berfungsi sebagai tempat menopang cabang dan anak cabang tanaman buah naga.
Ø  Tiang panjatan bentuk kelompok (double rowing)
Berbeda dengan tiang panjatan tunggal, model tiang panjatan double rowing mirip dengan tiang untuk menjemur pakaian. Artinya, bisa merambatkan lebih dari satu tanaman buah naga. Tiang panjatan kelompok lebih hemat dalam biaya pembuatannya dan lebih efisien karena bisa merambatkan banyak tanaman buah naga. Namun, kelemahan bentuk tiang panjatan seperti ini adalah perawatan yang sulit karena cabang tanaman bisa saling terkait satu sama lain dan kurang tahan terhadap beban tanaman yang terlalu berat.
Dua buah tiang dihubungkan dengan kawat tebal sebagai penyangga batang tanaman buah naga dengan jarak antar tiang 4 meter. Tiang terbuat dari semen cor berukuran minimal 15 cm x 15 cm dan tinggi 2-2,5 meter, termasuk bagian yang terpendam di dalam tanah 50 cm. Tiang sebaiknya diberi penguat dari besi agar tidak miring ketika menopang beratnya sulur tanaman buah naga. Pada ujung tiang dipasang palang dari besi, melintang sepanjang 50-60 cm yang menyatu dengan tiang beton.
Ø  Pengolahan Lahan Dan Pemupukan Dasar
Pada sistem panjatan tunggal, pengolahan tanah hanya dilakukan disekitar tiang panjatan saja. Buat lubang tanam dengan ukuran 40 cm x 40 cm dengan kedalaman 30 cm di sekitar tiang panjatan. Masukkan media tanam ke dalam lubang tanam yang terdiri dari campuran tanah, pupuk kandang, dan pasir/sekam bakar dengan perbandingan 1:1:1 Pada sistem panjatan kelompok (double rowing) pengolahan tanah dilakukan pada seluruh alur penanaman diantara dua tiang betong yang sudah dipersiapkan. Alur dibuat sepanjang 4 m dengan lebar galian 40-60 cm. Arah alur sesuai dengan arah kawat pengikat batang, yaitu diantara dua tiang betong. Kemudian media tanam ditebar merata ke dalam alur yang telah dibuat. Komposisi media tanama yang digunakan dalam satu alur adalah 20 kg tanah top soil, 20 kg pupuk kandang, dan 20 kg sekam bakar. Aduk bahan tersebut hingga merata kemudian dimasukkan ke dalam lubang alur. Setelah semua media dimasukkan ke dalam alur kemudian dilakukan penyiraman pada media hingga basah.
2.4    Pembibitan
Sebelum melakukan penyetekan harus dipiliha batang atau cabang tanaman yang baik, sehat, tua, dan sudah pernah berbuah paling tidak 3-4 kali. Keberhasilan stek ditentukan oleh calon batang yang digunakan. Batang yang pernah berbuah pertumbuhannya akan cepat, kokoh, dan mudah membentuk tunas. Sedangkan batang atau cabang yang masih muda mengandung banyak air sehingga lebih rentan terserang penyakit. Pilihlah batang atau cabang yang tua, sehat, berwarna hijau gelap dengan ukuran panjang ideal minimal 30 cm. Batang atau cabang yang memenuhi kriteria tersebut akan lebih cepat tumbuh dan mengeluarkan tunas baru.
Stek ditanam pada polibag yang sudah diisi media dengan komposisi 1 tanah, 1 pupuk kandang, dan 1 sekam bakar. Polybag diletakkan di atas bedengan yang sudah disiapkan dengan jarak 20 cm x 20 cm. Bedengan dibuat dengan lebar 100 cm. Langkah selanjutnya tempat persemaian ditutup dengan plastik sungkup transparan dengan ditopang menggunakan bambu yang dipasang melengkung. Selama pembibitan kondisi media harus dijaga agar tidak kekeringan. Tunas baru
2.5    Penanaman
Setelah tanah dan tiang panjatan dibuat, bibit yang telah siap harus segera ditanam di lahan. Penanaman harus dilakukan dengan hati-hati. Penanaman yang tidak benar akan mengakibatkan bibit stress dan pertumbuhannya terhambat. Perhatikan pada saat penanaman media dalam polybag jangan sampai pecah karena akan membuat bibit kesuliatan beradaptasi akibat mengalami kerusakan akar. Selain itu, kedalaman penanaman idealnya 20% dari panjang bibit. Penanaman yang terlalu dalam akan membuat bibit mudah terserang penyakit busuk batang.
Teknis penanaman sistem tiang panjat tunggal berbeda dengan penanaman pada sistem tiang panjat berkelompok. Pada penanaman sistem tiang panjatan tunggal dilakukan dengan jarak tanam 10 cm dari tiang panjatan. Keempat stek ditanam mengelilingi tiang panjatan. Ikat keempat bibit tersebut pada tiang panjatan menggunakan tali yang lunak agar bibit tidak mudah jatuh. Lakukan pengikatan dengan hati-hati, jangan terlalu kuat sehingga mengakibatkan batang tanaman terluka. Batang tanaman yang terluka akan mudah terserang penyakit, terutama busuk batang. Lakukan penyiraman setelah penanaman selesai.
2.6 Pemeliharaan Tanaman Buah Naga
Ø  Pengairan
Pada dasarnya tanaman buah naga tidak membutuhkan irigasi khusus. Umunya pengairan dilakukan dengan sistem tadah hujan. Oleh karena akarnya yang sangat lebat, sehingga buah naga tahan terhadap kekeringan. Namun buah naga tetap memerlukan air yang cukup selama pertumbuhannya. Kekurangan air selama fase vegetatif dapat membuat tanaman layu dan sulit bertunas.
Ø  Penyulaman tanaman
Penyulaman merupakan kegiatan mengganti tanaman yang mati disebabkan karena serangan hama, penyakit, atau sebab lain. Tujuan dari penyulaman yaitu agar tanaman bisa berproduksi optimal dan efisiensi lahan tetap tinggi. Penyulaman dilakukan pada umur 7 hari setelah tanam hingga tanaman berumur 2 bulan.
Ø  Pengikatan batang atau cabang
Pengikatan dilakukan setiap 20-25 cm ke tiang panjatan. Tali pengikat bisa menggunakan tali rafia atau tali lunak lainnya dengan membentuk angaka 8. Pengikatan jangan terlalu kencang agar batang atau cabang tidak terjepit yang dapat mengakibatkan luka atau bahkan patah. Selain itu tujuan pengikatan juga untuk mempermudah akar udara menempel pada tiang panjatan sehingga memperkokoh posisi tanaman.
Ø  Pemupukan susulan
Oleh karena itu, perlu diberi pupuk susulan atau pupuk tambahan. Pada budidaya buah naga dengan sistem organik pemberian pupuk tambahan dilakukan menggunakan pupuk kandang atau bahan organik lain yang sudah difermentasi. Dosis pemberian pupuk organik sebanyak 2-5 gram/tanaman pada fase vegetatif dan 5-10 gram/tanaman pada fase generatif. Frekuensi pemberian pupuk dilakukan dua bulan sekali. Pupuk diberikan dengan cara menggali lubang disekitar tanaman, jangan terlalu dekat dengan batang karena bisa melukai akar tanaman, kemudian ditaburkan dan segera ditutup dengan tanah. Setelah semua pupuk ditutup dengan tanah, lakukan penyiraman agar pupuk mudah bereaksi dan terserap oleh akar tanaman.
Ø  Pemangkasan
Pemangkasan tanaman bertujuan untuk memperoleh bentuk yang baik sehingga menunjang pertumbuhan yang baik. Selain itu, pemangkasan juga bertujuan untuk membuang bagian tanaman yang tidak produktif seperti cabang yang kerdil atau kurus. Batang atau cabang yang tidak produktif akan menghambat pembentukan tunas baru dan buah karena berkompetisi dengan batang produktif dalam memperoleh hara.
Ø  Seleksi bunga dan buah
Tanaman yang sudah mulai berbungan ditandai dengan munculnya bunga pada cabang produktif. Biasanya akan muncul lebih dari satu bunga. Oleh karena itu, seleksi bunga dilakukan saat bunga masih kecil, sehingga nutrisi tidak digunakan untuk perkembangan bunga yang dibuang. Pilih 2-3 bunga yang paling besar, sehat, berwarna cerah, dan segar pada setiap cabang produktif dengan jarak antar bunga kurang lebih 30 cm.
2.6    Pengendalian Hama dan Penyakit
Ø  Tungau (Tetranycus sp.)
Tungau berukuran sangat kecil dengan bentuk menyerupai laba-laba dan bersifat polyfag, yaitu menyerang hampir segala jenis tanaman. Serangga dewasa berukuran kurang lebih 1 mm dan aktif di siang hari. Siklus hidup tungau berkisar antara 14-15 hari. Tungau menyerang tanaman buah naga dengan cara menghisap cairan batang dan cabang. Akibatnya dipermukaan kulit batang atau cabang tanaman yang terserang muncul bintik-bintik kuning atau cokelat. Serangan yang berat akan menyebabkan tanaman buah naga tumbuh tidak normal.
Pengendalian tungau bisa dilakukan dengan penyemprotan pestisida nabati 3-4 hari sekali, seperti nimba, tagetes, eceng gondok, atau rumput laut. Untuk memulihkan tanaman yang terserang tungau diberikan nutrisi tanaman organik, baik melalui akar, dengan cara dikocor, maupun melalui tubuh tanaman, dengan cara disemprot.
Ø  Kutu Kebul (Bemisia tabaci)
Salah satu hama utama dalam budidaya buah naga adalah kutu kebul. Imago serangga dewasa berukuran 1-1,5 mm, berwarna putih, dan sayapnya ditutupi lapisan lilin yang bertepung. Serangga dewasa biasanya berkelompok pada permukaan bagian bawah cabang. Jika tanaman disentuh biasanya serangga akan beterbangan seperti kabut atau kebul putih. Gejala serangan kutu kebul pada tanaman buah naga ditandai dengan adanya bercak nekrotik akibat rusaknya sel-sel dan jaringan tanaman pada batang atau cabang yang terserang. Ekskresi kutu kebul berupa madu yang merupakan media tempat tumbuhnya embun jelaga yang berwarna hitam. Hal ini menyebabkan proses fotosintesis berlangsung tidak normal. Selain kerusakan langsung pada tanaman, kutu kebul merupakan serangga yang sangat berbahaya karena berperan sebagai vektor penular virus tanaman. Kerugian akibat serangan kutu kebul dapat mencapai 20-100%. Hingga saat ini, tercatat sebanyak 60 jenis virus yang berpotensi ditularkan oleh kutu kebul.
Pengendalian hama kutu kebul dapat dilakukan secara kultur teknis, yaitu dengan menerapkan metode strip-planting yaitu penerapan tanaman perangkap. Tanaman perangkap bisa ditanam mengelilingi areal budidaya buah naga sehingga membentuk pagar yang rapat. Beberapa tanaman yang efektif digunakan sebagai perangkap kutu kebul antara lain, jagung, bunga matahai, kacang panjang, dan buncis. Selain penerapan strip planting, pengendalian gulma juga harus dilakukan secara rutin. Gulma sangat berpotensi sebagai inang kutu kebul.
Ø  Busuk Pangkal Batang
Penyakit busung pangkal batang umumnya menyerang pada saat awal penanaman. Gejala serangan ditandai dengan adanya pembusukan pada pangkal batang sehingga menyebabkan batang berair dan berwarna kecokelatan. Pada daerah terserang terdapat bulu-bulu putih halus yang merupakan miselium cendawan. Penyakit ini disebabkan oleh serangan cendawan Sclerotium rolfsii Sacc. dan lebih sering menyerang tanaman pada saat cuaca lembab.
Upaya pengendalian dapat dilakukan dengan pengaturan drainase dan kelembaban pada saat musim hujan. Penyemprotan tanaman menggunakan pestisida nabati, seperti daun serai, bawang putih, kunyit, serta bawang merah. Bahan-bahan tersebut direbus dan disemprotkan pada tanaman. Upaya lain yang bisa dilakukan adalah dengan pemanfaatan agensia hayati, seperti Trichoderma sp. dan Gliocldium sp.
Ø  Busuk Bakteri
Serangan penyakit ini desebabkan oleh infeksi bakteri Pseudomonas sp. Gejala tanaman yang terserang penyakit busuk bakteri ditandai dengan adanya pembusukan pada pangkal batang, terdapat lendir putih kekuningan pada daerah serangan, serta tanaman tanpak kusan dan layu.
Pengendalian terhadap serangan bakteri ini dilakukan dengan melakukan sanitasi kebun secara rutin, perbaikan drainase untuk mencegah adanya genangan air, pencabutan tanaman terserang dan tanah disekitar titik tanam dibuang jauh dari areal budidaya. Usahakan pembuangan tanah tersebut jangan sampai tercecer. Lubang bekas titik tanam ditaburi dengan kapur agar pH tanah lokal meningkat. Penyemprotan tanaman menggunakan pestisida nabati, seperti daun serai, bawang putih, kunyit, serta bawang merah. Bahan-bahan tersebut direbus dan disemprotkan pada tanaman. Upaya lain yang bisa dilakukan adalah dengan pemanfaatan agensia hayati, seperti Trichoderma sp. dan Gliocldium sp.
2.7    Panen
Ciri-Ciri buah naga siap panen :
Umur buah sejak telah mencapai 50-55 hari setelah muncul bunga; Warna kulit buah mengkilat dengan sisik berubah dari hijau menjadi kemerahan; Mahkota buah telah mengecil;Kedua pangkal buah keriput dan kering; Bentuk buah bulat sempurna dan besar dengan bobot diperkirakan 400-600 g.


III.             KESIMPULAN
Adapun kesimpilan adlah sebagi berikut ;
1.      Tanaman buah naga adalah tanamn obat0obatan yang sangat baik dikonsusi tubuh, ketersediaanya masih terbatas dan harganyanmasih tinggi.

2.      Budidaya tanaman buah naga tidak rumit dan dapt memberikan pendapatan yang lebih dan dapat meningkatkan pendapatan pelaku utama.

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "Budidaya Buah Naga"

Post a Comment