1.
PENDAHULUAN
Sirsak, nangka Belanda,
atau durian Belanda (Annona
muricata L.) adalah
tumbuhan berguna yang berasal dari Karibia, Amerika
Tengah dan Amerika Selatan. Di berbagai daerah Indonesia
dikenal sebagai nangka sebrang, nangka landa (Jawa), nangka
walanda, sirsak (Sunda), nangka buris, nangkelan (Madura),
srikaya jawa (Bali), boh lôna (Aceh), durio
ulondro (Nias), durian betawi (Minangkabau),
serta jambu landa (di Lampung, "Nangko Belando" (Palembang). Penyebutan
"Belanda" dan variasinya menunjukkan bahwa sirsak (dari bahasa
Belanda: zuurzak, berarti "kantung asam") didatangkan oleh
pemerintah kolonial Hindia-Belanda ke Nusantara,
yaitu pada abad ke-19, meskipun bukan berasal dari Eropa.
Tanaman ini ditanam
secara komersial untuk diambil daging buahnya. Tumbuhan ini dapat tumbuh di
sembarang tempat, paling baik ditanam di daerah yang cukup berair. Nama sirsak
sendiei berasal dari bahasa Belanda Zuurzak
yang berarti kantung yang asam. Pohon sirsak bisa mencapai tinggi 9 meter. Di
Indonesia sirsak dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 1000 m dari permukaan
laut.
Buah sirsak bukan buah
sejati, yang ukurannya cukup besar hingga 20-30cm dengan berat mencapai 2,5 kg.
Yang dinamakan "buah" sebenarnya adalah kumpulan buah-buah (buah
agregat) dengan biji
tunggal yang saling berhimpitan dan kehilangan batas antar buah. Daging buah
sirsak berwarna putih dan memiliki biji berwarna hitam. Buah ini sering digunakan
untuk bahan baku jus minuman serta es krim. Buah sirsak mengandung banyak karbohidrat,
terutama fruktosa.
Kandungan gizi lainnya adalah vitamin C, vitamin B1
dan vitamin
B2 yang cukup banyak. Bijinya beracun, dan dapat digunakan sebagai pestisida alami,
sebagaimana biji srikaya.
Buah sirsak memang
menawarkan berbagai kandungan positif bagi kesehatan manusia, mulai dari
buahnya, daunnya, bahkan pohonnya. Telah banyak diketahui bahwa buah sirsak
banyak mengandung vitamin C, kandungan serat dan nutrisi penting lainnya banyak
terkandung dalam buah yang banyak ditemui di negara Tropis ini. Indonesia
merupakan salah satu negara yang mempunyai pohon sirsak yang banyak. Tapi
ternyata pemanfaatannya hanya sebatas pada buahnya saja, ini karena kurangnya
pengetahuan tetang manfaat daun sirsak.
Daun sirsak
ternyata mengandung banyak manfaat untuk bahan pengobatan herbal, dan untuk
menjaga kondisi tubuh. Dibalik manfaatnya tersebut ternyata tak lepas dari
kandungannya yang banyak mengandung acetogenins, annocatacin, annocatalin,
annohexocin,
annonacin,
annomuricin,
anomurine,
anonol,
caclourine,
gentisic acid,
gigantetronin,
linoleic acid,
muricapentocin.
Kandungan senyawa ini merupakan senyawa
yang banyak sekali manfaatnya bagi tubuh, bisa sebagai obat penyakit atau untuk
meningkatkan kekebalan tubuh.
2.
SEJARAH
DI BALIK DAUN SIRSAK
Bangsa Belanda yang
pertama kali membawa benih atau bibit sirsak ke Indonesia,
meskipun tanaman ini asliny bukan berasal dari Eropa tapi dari Karibia, Amerika
Tengah dan Amerika Selatan. Annona muricata L. nama latin dari tanaman ini termasuk jenis
tanaman yang memiliki akar kuat, mampu menghasilkan buah yang menyehatkan.
Keistimewaan yang dimiliki tanaman ini terletak pada daunnya yang luar biasa. Seperti telah diketahui daun sirsak sangat
luar biasa yakni mampu menghambat pertumbuhan bakteri, membantu menghambat
mutasi gen, membantu menghambat per-kembangan virus, membantu menghambat
per-kembangan parasit, membantu menghambat per-tumbuhan tumor, membantu
merileksasi otot, sebagai anti kejang, membantu meredakan nyeri, mampu menekan
peradangan, menurunkan kadar gula darah, menurunkan demam, menurunkan tekanan
darah tinggi, menguatkan saraf, membantu menyehatkan jantung, membantu
meningkatkan produksi asi pada itu hamil, membantu melebarkan pembuluh darah,
membunuh cacing parasait, mengurangi stres, menguatkan pencernaan dan
meningkatkan nafsu makan.
Manfaat daun sirsak
ternyata 10.000 kali lebih kuat kandungan dan kemampuannya dari kemoterapi
dalam mengobati kanker. Ini berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan,
pada masyarakat kuno daun sirsak sudah diketahui manfaatnya dan banyak
diguinakan untuk mengobati penyakit. Sekitar tahun 1965, berbagai studi
para ilmuwan membuktikan ekstrak daun sirsak memiliki khasiat yang lebih baik
dari kemoterapi, bahkan ekstrak tersebut bisa memperlambat pertumbuhan kanker.
Pada tahun 1976, National Cancer Institute di Amerika Serikat telah melakukan
penelitian ilmiah dan hasilnya menyatakan batang dan daun sirsak efektif
menyerang dan menghancurkan sel-sel kanker. Ini karena kandungannya yang sangat
tinggi senyawa proaktif bagi tubuh, ini jarang ditemukan pada buah lainnya.
Negeri Ginseng Korea juga tak kalah
dalam masalah penelitian, setelah melakukan penelitian mereka menemukan bahwa
ada satu senyawa kimia yang berperan selektif membunuh sel kanker usus besar
serta 10.000 kali lebih berpotensi sebagai obat kemoterapi
yang ditemukan dalam sirsak. Namun dibalik khasiatnya itu ternyata senyawa ini
selektif memilih sel target kanker sehingga tidak merusak sel-sel yang sehat.
Manfaat daun sirsak
telah diteliti juga baru-baru ini dalam sebuah studi, bahwa daun pohon sirsak
sangat efektif untuk kanker prostat, pankreas dan paru-paru.
Hasil penelitian ini ternyata sudah disimpan selama bertahun-tahun sejak zaman
dulu, tapi banyak orang yang tidak mengetahuinya, entah karena faktor apa.
Bahkan berdasarkan 20 tes laboratorium tentang manfaat daun sirsak yang
dilakukan sejak tahun 1970
menunjukkan hasil yang luar biasa, daun sirsak memiliki khasiat yang sangat
baik, seperti:
1)
Menyerang sel-sel kanker secara
efektif karena tidak membahayakan sel yang sehat, serta tidak menyebabkan rasa
mual ekstrim, kehilangan berat badan dan rambut rontok;
2)
Daun sirsak memiliki target
yang efektif dan bisa membunuh sel-sel ganas bagi 12 jenis kanker, termasuk kanker
usus besar, payudara,
prostat, paru-paru dan
kanker
pankreas;
3)
Mampu meningkatkan energi di
dalam tubuh --menambah stamina dan vitalitas--
4)
Membantu meningkatkan sistem
kekebalan tubuh dan menghindari infeksi yang mematikan;
5)
Mampu mencegah radikal bebas,
dan masih banyak lagi khasiat lainnya.
3.
DAUN
SIRSAK SEBAGAI PESTISIDA NABATI
Pertanian adalah kegiatan
pemanfaatan sumberdaya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilakn bahan pangan,
bahan baku industri, atau sumber energi serta untuk mengelola lingkungan
hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumberdaya hayati yang termasuk dalam pertanian
biasa dipahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (bahasa
Inggris: crop cultivation), serta
pembesaran hewan ternak (raising),
meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorgaisme dan bioenzim
dalam pengolahan bentuk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau
sekadar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan, atau eksploitasi hutan.
Dalam budidaya tanaman, tentu ada
gangguan hama, atau makluk lain yang dikategorikan sebagai organisme pengganggu
tanaman. Pencegahan dan pengendalian praktis seringkali menggunakan pestisida
sintetis. Celakanya, penggunaan pestisida ini biasanya tanpa ada kontrol dan
batasan oleh si pengguna. Tentu saja penggunaan pestisida yang tidak berwawasan
lingkungan ini menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan ekologis dan
kelangsungan hidup manusia.
Alasan lain adalah
bahwa Penggunaan pestisida sintetis yang berlebihan dan tidak tepat dapat
menyebabkan dampak negatif yang cukup serius, yaitu timbulnya resurgensi hama, outbreak (peledakan populasi) hama
sekunder, dan pencemaran lingkungan hidup. Jika masih diperlukan pengendalian
organisme pengganggu tumbuhan (OPT) dengan menggunakan pestisida, maka dapat
dipilih pestisida yang berasal dari bahan-bahan nabati atau dikenal dengan nama
pestisida nabati.
Secara ekonomis
bila dibandingkan dengan pestisida kimia, biaya penggunaan pestisida nabati
relatif lebih murah. Selain itu pestisida nabati relatif lebih mudah dibuat dan
didapat oleh petani dengan kemampuan dan pengetahuan terbatas. Dari sisi lain,
pestisida nabati mempunyai keistimewaan yaitu bersifat mudah terurai di alam
sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif lebih aman bagi manusia dan
ternak peliharaan karena residunya mudah terurai. Kekurangan pestisida nabati
umumnya tidak langsung mematikan OPT sasaran secara cepat.
Daun sirsak
mengandung bahan aktif annonain dan resin. Pestisida nabati daun sirsak
efektif mengendalikan hama thrips.
Jika ditambahkan daun tembakau dan sirsak akan efektif mengendalikan hama
belalang dan ulat. Sedangkan jika ditambahkan jeringau dan bawang putih akan
efektif mengendalikan hama wereng coklat.
Rimpang jeringau
(bahasa Jawa: dlingo) mengandung bahan aktif arosone, kalomenol, kalomen, kalameone, metil eugenol yang
jika dikombinasi dengan bahan aktif daun sirsak akan efektif mengendalikan hama
wereng. Sedangkan tembakau mengandung bahan aktif nikotin yang jika dikombinasi
dengan bahan aktif yang terkandung dalam daun sirsak akan efektf mengendalikan
hama ulat dan belalang.
Dalam upaya
pengembangan pestisida nabati tersebut, beberapa hal yang perlu diperhatikan
adalah: 1) Mudah didapat, bahan baku cukup tersedia, berkualitas, kuantitas dan
kontinuitas terjamin; 2) Mudah dibuat ekstrak, sederhana dan dalam waktu yang
tidak lama; 3) Kandungan senyawa pestisida harus efektif pada kisaran 3-5 %
bobot kering bahan; 4) Selektif; 5) Bahan yang digunakan bisa dalam bentuk
segar/kering; 6) Efek residunya singkat, tetapi cukup lama efikasinya; 7)
Sedapat mungkin pelarutnya air (bukan senyawa sintetis); 8) Budidayanya mudah,
tahan terhadap kondisi suhu optimal; 9) Tidak menjadi gulma atau inang hama
penyakit; 10) bersifat multiguna.
4. MEMBUAT PESTISIDA NABATI
DAUN SIRSAK
Pestisida nabati merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
mengendali-kan hama tanpa bahan kimia. Penggunaan pestisida nabati juga
digunakan untuk meminimalisir penggunaan bahan kimia yang dapat merusak
lingkungan. Bahan-bahan alam yang paling menjanjikan prospeknya untuk
dimanftaatkan sebagai pestisida nabati ada pada tanaman-tanaman famili Meliaceae (misalnya mimba), Annonaceae (misalnya sirsak), Rutaceae, Asteraceae, Labiateae dan
Canellaceae.
4.1. pembuatan pestisida nabati
daun sirsak sebagai pengendali hama thrips
1)
Tumbuk 100 lembar daun sirsak;
2)
Rendam dalam 5 liter air dan
tambahkan 15 gram deterjen;
3)
Diamkan sehari semalam;
4)
Saring larutan tersebut dengan
kain;
5)
Encerkan setiap liter larutan
dalam 10 liter air;
6)
Larutan semprot siap digunakan.
4.2. Cara pembuatan pestisida
nabati daun sirsak + jeringau + bawang putih untuk mengendalikan hama wereng
coklat
1)
Tumbuk halus segenggam daun
sirsak, segenggam jeringau dan 20 siung bawang putih;
2)
Rendam bahan-bahan tersebut
dengan 20 liter air yang telah ditambahkan 20 gram deterjen selama 2 hari;
3)
Saring larutan tersebut dengan
kain;
4)
Larutan tersebut siap
digunakan.
4.3. Cara pembuatan pestisida
nabati daun sirsak + daun tembakau untuk mengendalikan hama belalang dan ulat
1)
Ambil 50 lembar daun sirsak dan
segenggam daun tembakau ditumbuk sampai halus;
2)
Rendam bahan–bahan tersebut
dalam 20 liter air yang telah diberi 20 gr deterjen selama semalam;
3)
Saring larutan tersebut dengan
kain;
4)
Larutan siap digunakan dan
disemprot-kan ke tanaman.
Dari beberapa hasil
penelitian dan ujicoba, larutan ekstrak daun sirsak sangat efektif digunakan
dengan perbandingan 1 : 3 saat digunakan.
4.4. Hama yang dapat dibasmi pestisida nabati daun sirsak
1)
Macam-macam aphis
2)
Wereng coklat (Nilaparvata)
3)
Wereng hijau (Nephotettix
virescenns)
4)
Wereng punggung
putih (Sogatella furcifera)
5)
Kutu sisik hijau (Coccus
viridis)
6)
Macam-macam ulat
7)
Ulat tritip (Plutella
xylostella)
8)
Lalat buah (Ceratitis
capitata)
9)
Kumbang labu merah
(Aulachopora foveicollis)
10)
Kepik hijau
11)
Hama kapas (Dysdercus
koeniglii).
4.5. Keuntungan Pestisida Nabati Daun Sirsak
Dilihat
dari konsep PHT pestisida nabati mempunyai banyak keuntungan atau keunggulan
tetapi juga masih banyak kelemahannya
yang secara rinci diuraikan berikut ini. Menurut Stoll (1995),
dibandingkan dengan pestisida sintetik pestisida nabati mempunyai sifat yang
lebih menguntungkan yaitu:
a)
Mengurangi resiko
hama mengembangkan sifat resistensi,
b)
Tidak mempunyai dampak yang merugikan bagi musuh alami hama,
c)
Mengurangi resiko
terjadinya letusan hama kedua,
d)
Mengurangi bahaya
bagi kesehatan manusia dan ternak,
e)
Tidak merusak
lingkungan dan persediaan air tanah dan air permukaan,
f)
Mengurangi
ketergantungan petani terhadap agrokimia, dan
g)
Biaya dapat lebih
murah; Bahan nabati mempunyai sifat yang menguntungkan karena daya racun
rendah,
h)
Tidak mendorong
resistensi, mudah ter-degradasi, kisaran organisme sasaran sempit,
i)
Lebih akrab
lingkungan serta lebih sesuai dengan kebutuhan keberlangsungan usaha tani skala
kecil.
Pestisida
nabati tidak mencemari lingkungan, lebih bersifat spesifik, residu lebih pendek dan kemungkinan berkembangnya
resistensi lebih kecil.
4.6. Kelemahan Pestisida Nabati Daun Sirsak
Pestisida
nabati digunakan untuk menghindari adanya bahan kimia yang akan terkontaminasi
pada tanaman. Akan tetapi, dalam
menggunakan pestisida nabati, ada beberapa kelemahan yang dapat mengurangi
peminat masyarakat tani dalam
pemakaiannya. Kelemahan
pestisida nabati yang perlu kita ketahui
antara lain:
a)
Karena bahan nabati
kurang stabil mudah terdegradasi oleh pengaruh fisik, kimia maupun biotik
dari lingkungannya, maka penggunaannya memerlukan frekuensi penggunaan yang
lebih banyak dibanding-kan pestisida kimiawi sintetik sehingga
mengurangi aspek kepraktisannya
b)
Kebanyakansenyawa
organik nabati tidak polar sehingga sukar larut di air karena itu diperlukan
bahan pengemulsi
c)
Bahan nabati alami
juga terkandung dalam kadar rendah, sehingga untuk mencapai efektivitas yang
memadai diperlukan jumlah bahan tumbuhan yang banyak
d)
Bahan nabati
hanya sesuai bila digunakan pada tingkat usaha tani subsisten bukan pada
usaha pengadaaan produk pertanian massal
e)
Apabila bahan
bioaktif terdapat di bunga, biji, buah atau bagian tanaman yang muncul secara
musiman, mengakibatkan kepastian ketersediaannya yang akan menjadi kendala
pengembangannya lebih lanjut
f) Kesulitan menentukan dosis, kandungan kadar bahan aktif di bahan nabati
yang diperlukan untuk pelaksanaan pengendali-an di lapangan, sehingga hasilnya
sulit diperhitungkan sebelumnya.
0 Response to "SEJARAH DI BALIK DAUN SIRSAK"
Post a Comment