PENGOLAHAN LAHAN DAN PENANAMAN

A. Pengolahan          
Ada dua jenis penanaman karet yaitu newplanting clan replanting. Newplanting adalah usaha penanaman karet di areal yang belum pernah dipajcaj untuk budi daya karet. Sementara itu, replanting adalah usaha penanaman ulang di areal karet karena tanaman lama sudah tidak produktif lagi, biasa juga disebut dengan peremajaan.  
Khusus untuk newplanting, langkah awal yang harus dilakukan adalah memastikan Iahan cukup sesuai untuk budi daya karet. Memastikan Iahan tersebut sesuai atau tidak merupakan hal penting karena setiap tanaman memerlukan syarat-syarat khusus untuk Pertumbuhannya Terlebih lagi, karet merupakan tanaman tahunan, sehlngga jika diketahui Produktivitasnya rendah diperlukan waktu bertahun-tahun untuk Peremajaannya. Langkah seperti ini tentunya merupakan pemborosan yang sebenarnya tidak perlu.           
Kegiatan pengoIaha lahan, baik untuk newplanting maupun repIanting Sebenarya sama saja. Langkah pertama pengoIahan lahan adalah membabat pepohonan yang tumbuh. Tentunya, pada newplanting jenis pohon yang tumbuh di areal relatif banyak dengan ketinggian dan diameter batang beragam. Sementara itu, pada replanting pohon yang tumbuh hanya karet dengan ketinggian dan diameter yang sama. Untuk areal yang tidak terlalu luas, pembabatan bisa dilakukan secara manual menggunakan kapak dan gergaji yang memadai. Sementara itu, areal akan dijadikan kebun karet sangat luas, sebaiknya memanfaatkan mesin pembabat pohon dan traktor karena lebih ekonomis dibandingkan dengan peralatan manual yang  membutuhkan banyak tenaga manusia.           
Pohon-pohon yang telah dibabat, baik pohon karet maupun jenis lainnya, bisa disimpan di suatu tempat untuk dijadikan kayu bakar dalam kegiatan pengasapan lateks. Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan pohon-pohon tersebut dimanfaatkan untuk keperluan lain, seperti untuk bahan pembuatan rumah atau mebel.           
Setelah pepohonan dibabat, tahap berikutnya membongkar tanah dengan cangkul atau traktor. Dalam pembongkaran tanah ini sekaligus dilakukan pembersihan sisa-sisa akar, rizoma, alang-alang, dan bebatuan karena akan mengganggu perakaran tanaman karet. Khusus alang-alang bisa dibasmi menggunakan herbisida, seperti Roundup dengan dosis bisa dilihat di kemasannya. Biasanya setiap satu hektar lahan memerlukan 20.000 liter larutan herbisida. Setelah disemprot herbisida, lahan dibiarkan selama beberapa waktu hingga alang-alang tidak tumbuh lagi.      
Jika lahan untuk budi daya karet tidak berkontur rata, tetapi memiliki kemiringan lebih dari 10o, sebaiknya dibuat teras dengan lebar minimum tiga meter. Teras ini dibuat untuk mencegah terjadinya erosi. Kebun karet memerlukan sarana berupa jalan, baik untuk pemeliharaan tanaman maupun kegiatan produksi. Jalan tersebut di antaranya jalan utama, jalan antarblok, jalan kontrol, dan jalan pengangkutan lateks.     
Pembuatan jalan di lahan berkontur miring memerlukan perencanaan dan pemikiran yang matang. Jika tanahnya berbukit-bukit, jalan yang dibuat tidak boleh menanjak tajam karena bisa menimbulkan kecelakaan fatal. Jalan harus landai meskipun untuk memenuhi tujuan ini harus dibuat berliku-liku.
B. Penanaman           
Selain dapat ditanam secara monokultur, karet juga dapat ditumpangsarikan dengan berbagai tanaman lain. Tanaman yang dapat ditumpangsarikan dengan karet antara lain tanaman semusim, seperti pisang dan jahe atau palawija (kedelai, kacang hijau, atau kacang tanah). Bahkan, tanaman tahunan, seperti cengkeh, kakao, dan kopi pun bisa ditumpangsarikan dengan karet.    
a. Penentuan Jarak Tanam
Jarak tanam dalam budi daya tanaman apa pun harus mendapatkan perhatian memadai agar produktivitasnya optimal. Jarak tanam sangat ditentukan sosok tanaman. Semakin tinggi dan lebar tajuk tanaman, harus semakin jauh jarak antar tanamannya, dengan harapan tajuk tanaman dan perakarannya tidak saling bertaut.   
Idealnya, semakin jauh jarak antar tanaman akan semakin baik hasilnya. Meskipun  demikian, prinsip ini bertentangan dengan efisiensi penggunaan lahan. Karenanya, untuk setiap jenis tanaman harus ditentukan jarak tanam optimal, yaitu jarak tanam yang tidak menghambat pertumbuhan dan penggunaan lahan tetap efisien. Untuk tanaman karet, jarak tanam optimal tersebut adalah 3 x 7 meter jika ditanam secara monokultur. Sementa itu, jika ditanam secara tumpangsari, jarak tanam bisa lebih jauh lagi, tergantung           tanaman yang ditumpangsarikan.     
1. Sistem Tumpangsari         
Hal pertama yang harus diperhatikan dalam penanaman karet dengan sistem tumpangsari adalah jarak tanam jangan terlalu rapat agar tidak terjadi persaingan dalam memperebutkan usur hara. Jika sampai terjadi persaingan, baik tanaman utama maupun tanaman yang ditumpangsarikan, pertumbuhannya akan terhambat.            
Dalam penanaman dengan sistem tumpangsari umumnya para petani karet menggunakan jarak tanam pagar. Artinya, tanaman tumpangsari berfungsi sebagai pagar atau mengapit tanaman utama. Dalam cara ini jarak tanam dalam barisan dibuat rapat dan larak tanam antar barisan renggang. Cara seperti ini memungkinkan tanaman mendapat sinar matahari secara optimal. Berikut ini beberapa contoh skema penanaman karet yang ditumpangsarikan dengan berbagai tanaman tahunan menggunakan jarak tanam pagar.







2. Sistem monokultur          
arak tanam berbentuk segitiga atau tidakteratur. Jaraktanam segitiga hanya bisa diterapkan Ii lahan berkontur datar atau mendekati datar. Sementara itu, jarak tanam tidak teratur bisa diterapkan di lahan   clengan kontur berbukit-bukit.
b. Pembuatan Lubang Tanam
etelah ditentukan dan ditandai engan sebatang ajir, lubang :anam segera dibuat. Ukuran ubang tanam dalam budi daya aret harus disesuaikan dengan enis atau stadium bibit yang kan ditanam. Jika yang ditanam cukup 60 x 60 x 60 cm. Jika yar dipakai adalah bibit stum tingg berumur 2—3 tahun, lubang tara berukuran 80 x 80 x 80 cm.   
Sementara itu, jika panjang aka tunggang Iebih dan 80 cm, di bagian tengah dasar lubang tana perlu digali sedalam 20—30 cm.
BentuK lubang tanam             sebenarnya tidak harus kubus tetapi bisajuga berbentuk      silinder atau kerucut yang             semakin menyempit ke dalam. Bentuk lubang tanam yang akan dipakai tergantung pada peralatan yang tersedia.
teIah digali dengan ukuran iesuai dengan stadium bibit ng akan ditanam, tanah galian gian atas atau top soil yang bur dipisahkan dan tanah       gian bawah atau subsoil yang urang subur. Lubang tanam 2mudian dibiarkan terkena anas matahari selama dua ninggu agar bibit hama dan enyakit yang ada di dalamnya nati.        
c. Pembongkaran Bibit        
ika bibit karet yang akan itanam berupa stum mini atau turn tinggi dan (ahan ersemaian, bibit tersebut harus ibongkar dahufu. Caranya, ibuat pant sedalam 50 cm di si kin barisan bibit. Setelah itu, ibit dipegang di bagian atas kulasi dan dicabut dengan hatia ti. Jika terdapat Iebih dan satu kar tunggang, akar tunggang ng Iebih kecil dipotong, ?hingga menyisakan satu akar nggang yang besar.         
cia kalanya bibit yang             bongkar dan areal pembibitan rus ditanarn di perkebunan rng jaraknya relatif jauh, hingga harus mengalami ngangkutan. Agar mata tunas au batang okulasi tidak rusak larna pengangkutan, bibit harus disusun selapis demi selapis. Lapisan paling bawah adalah batang pisang, di atasnya bibit, di atasnya batang pisang lagi, demikian seterusnya. Lapisan-lapisan tersebut harus rapat, sehingga tidak terjadi guncangan saat pengangkutan.           
Jika bibit karet yaei akan       
ditanam berupa stum mini atau stum tinggi dan lahan   
persemaian, bibit tersebut harus dibongkar dahulu.       
d. Pelaksahaan Penanaman
Setelah bibit dan lubang tanam siap maka penanaman bisa segera dilaksanakan. Jika bibit yang ditanam merupakan bibit yang diambil dan lahan, akar tunggang harus masuk lurus ke dalam tanah. Akar tunggang             yang arahnya miring bisa mengakibatkan pertumbuhan Lanaman terhambat.      
Jika yang akan ditanam berupa bibit okulasi dalam kantong Diastik atau dalam tapih, media      
ii sekitar bibit harus padat dan :idak pecah. Cara penanamani ya adalah plastik pembungkus
nya dibuka, kemudian bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam dan diurug dengan tanah yang ada di sekitarnya.            
e. Penanaman Tanaman      
Penutup Tanah         
Penamaman tanaman penutup tanah di lahan karet dilakukan untuk mencegah erosi dan           
mempercepat matang sadap. Ada tiga kelompok tanaman yang dapat digunakan, yaitu tanaman merayap, semaks            
emak, dan pohon.      
Tanaman merayap yang baik digunakan adalah jenis kacangk acangan. Kelompok semaks emak yang bisa digunakan antara lain Crotalaria usaramoensis, Crotalaria uncea, dan Tephrosia candida. pepohonan yang sering dimanfaatkan adalah petal dna (Leucaena glauca).
Dan ketiga kelompok tanaman tersebut, yang paling sering digunakan adalah kacangk acangan karena sosok             tanamannya rendah dan kecil, sehingga perakarannya tidak terlalu mengganggu perakaran tanaman utama. Tanaman kacang-kacangan juga memiliki bintil akar yang bisa menambab kesuburan tanaman.           
Penanaman tanaman penutup tanah ml bisa dilakukan dengan cara menyebarkan benih secara merata di antara larikan tanama karet sebagai tanaman utama. Bisa juga ditugalkan dengan jarak 40—50 cm di antara lanka
A. Perawatafl Tanaman        
Sebelum Berproduksi           
I
kalangan petani karet, liaman yang belum bsa Isadap atau beum berprodukSi ring disebut dengan komposisi yaitu tanaman berumur 1—4 ahun. Perawatan tanaman karet sebelum berproduksi hampir sama dengan perawatan naman perkebunan pada umumnya, yakni meliputi penyulaman, penyiangan, pemupukan, seleksi dan penjarangan, serta pemeliharaan tanaman penutup tanah.            
a. Penyviaman          
Tidak semua bibit karet yang ditanam di lahan bisa hidup. Persentase kematian bibit yang bisa ditolerir dalam budi daya karet adalah sebesar 5%.           Karenanya, diperlukan penyulaman untuk mengganti bibit yang mati tersebut.Kegiatan penyulaman          diakukan saat tanaman berumur 1—2 tahun karena saat itu sudah ada kepastian tanaman yang hidup dan yang mati. Karena        
penyulaman dilakukan saat tanaman berumur 1—2 tahun, bibit yang digunakan berupa bibit stum tinggi berumur 1— 2 tahun agar tanaman bisa seragam. Sebelum penyulaman dilakukan perlu diketahui penyebab kematian bibit. Jika kematian disebabkan oeh bakteri atau jamur, tanah bekas tanaman harus diberi fungisida. Pelaksanaan penyulaman dilakukan pada pagi han pukul 06.00—09.00 atau sore han pukul 15— 17.00, saat cuaca tidak terlalu panas untuk mengurangi risiko kematian.
b. Penyiangan           
Penyiangan dalam budi daya karet bertujuan membebaskan tanaman karet dan gangguan gulma yang tumbuh di lahan. Karenanya, kegiatan penyiangai sebenarnya bisa dilakukan
setiap saat, yaitu ketika ncrti mhiihan ciulma sudah mula mengganggu peremangan tanaman karet. Meskipun demikian, umumnya penyiangan dilakukan tiga kali dalam setahun untuk menghemat tenaga dan biaya.          
emupukan tanaman pada budi day karet ada!ab untuk memarn          
pertumbuhan tanaman muda dai mempercepat matang sadap sehingga panen lateks dapa
dilakukan secepatnya          
Ada dua cara penyiangan, yaltu secara manual dan secara kimiawi. Secara manual adalah menggunakan peralatan penyiangan, seperti cangkul atau parang. Sementara itu, secara kimiawi dengan menyemprotkan herbisida atau bahan kimia pemberantas gulma. Banyak merek herbisid yang sudah beredar di pasaran. Dianjurkan memilih merek yang sesuai dengan jenis gulma yan
c. Pemupukan           
Pemupukan tanaman pada daya karet adalah untuk me—aj pertumbuhan tanaman mucia mempercepat matang sadap. sehingga panen lateks dapat dilakukan secepatnya. Kegia pemupukan dilakukan dengar I cara, yaitu manual circle dan chemical strip weeding.   
Pada cara pertama atau manua circle, lubang dibuat melingkan tanaman dengan jarak
disesuaikan dengan umur tanaman. Hal mi disebabkan perakaran tanaman semakin bertambah luas seiring dengan pertambahan umurnya. Untuk anaman berumur 3—5 bulan, ubang melingkari tanaman Jengan jarak 20—30 cm, 6—10 )ulan dengan jarak 20—45 cm, 11—20 bulan dengan jarak 40—6 m, 21—48 bulan dengan jarak 10—60 cm, dan lebih dan 48 )ulan dengan jarak 50—120 cm. wbang dibuat dengan kedalaman —10 cm, kemudian pupuk itaburkan ke dalamnya dan itutup dengan tanah.
a cara kedua atau chemical r weeding, pupuk diletakkan a jarak 1—1,5 meter dan risan tanaman. Caranya ma, yaitu tanah digali aIam 5—10 cm, kemudian uk dimasukkan ke dalamnya in ditutup dengan tanah.       
mupukan tanaman karet Bbaiknya tidak dilakukan pada entengahan musim hujan karena pupuk mudah tercuci air hujan. Idealnya, pemupukan dilakukan pada pergantian musim hujan ke musim kemarau. Sementara itu, jenis pupuk yang diberikan di antaranya urea, DS, dan KCI yang mudah diperoleh di pasaran. Dosis pupuk yang digunakan       tergantung pada jenis tanahnya (Tabel 8).
d. Seleksi dan Penjarangan
aInya dalam suatu areal kebunan karetterdiri dan r3man yang seluruhnya am keadaan sehat dan balk, iutama menjelang enyadapan. Karenanya, maman yang sakit harus iebang dan dibongkar sampai ar-akarnya agar penyakit          rsebut tidak menyebar ke bnaman yang sehat.        
Dengan asumsi yang hidup 95%, maka dan 476 bibit yang ditanam dalam satu hektar akan terdapat 452 pohon menjelang penyadapan. Jika dan 452            pohon tersebut 5% di antaranya sakit, akan tersisa 425 tanaman sehat. Dan 425 tanaman sehat akan dapat disadap 400 pohon.     
e. Pemeliharaan Tanaman PenutupTanah
Disebabkan fungsinya untuk mencegah erosi dan     mempercepat matang sadap, tanaman penutup tanah harus dipelihara dengan pemupukan dan pemangkasan. Pupuk yang digunakan sebaiknya kompos yang telah matang dengan dosis 4—S ton/hektar. Cara pembeniannya adalah dengan ditaburkan di sela-sela tanaman. Jika pertumbuhan tanaman penutup tanah terlalu pesat perlu dikendalikan dengan cara pemangkasan. Alat yang dipakai untuk pemangkasan cukup berupa parang atau sabit.        
B. Pemeliharaan Masa         
Produksi
Setelah menginjak umur lima tahun atau mulai disadap, tanaman karet sering disebut dengan komposisi II. Pada kenyataannya, selalu saja ada beberapa tanaman karet yang terpaksa belum bisa disadap meskipun sudah berumur lima tahun. Dan 425 tanaman sehat menjelangsadap, yang bisa disadap hanya sekitar 400      batang.
Pemeliharaan tanaman selama masa produksi dimaksudkan agar kondisi tanaman dalam keadaan baik; produksinya tetap, bahkan meningkat sesuai dengan umurtanaman; dan  
masa produktifnya makin panjang. Tan pa perawatan yang balk, kondisi tanaman mungkin akan semakin memburuk, produktivitasnya menurun, dan masa produktifnya singkat.    
Pemeliharaan tanaman pada masa produksi mi hanya meliputi penyiangan dan pemupukan.
a. Penyiangan           
Penyiangan lahan karet pada masa produksi bertujuan sama dengan penyiangan pada masa sebelum produksi, yaitu mengendalikan pertumbuhan gulma agar tidak mengganggu tanaman utama. Penyiangan bisa dilakukan secara manual, kimiawi, atau gabungan dan keduanya.      
Cara manual atau mekanis adalah pemberantasan gulma menggunakan peralatan, seperti cangkul, parang, atau sabit. Jika gulmanya berupa rumputr umputan, penyiangan bisa menggunakan cangkul, sehingga perakarannya ikut tercabut. Jika gulma berupa semak atau perdu,            penyiangannya harus dengan cara didongkel dengan bantuan cangkul dan parang.            
Pemberantasan gulma secara manual hanya memungkinkan jika areal perkebunan karet tidak terlalu luas.     
Jika areal karet sangat luas, pemberantasan gulma yang paling efektif adalah secara kimiawi menggunakan herbisida atau bahan kimia pemberantas a gulma, baik kontak maupun   
sistemik. Herbisida kontak memberantas gulma dengan cara kontak langsung dengan gulmanya, rnisalnya Gramaxone - aracoI. Sementara itu, da sistemik Derantas gulma dengan zat aktifnya meresap ke ri gulma, misalnya on, Dowpon, Gramavine, i Pat itapon.       
ggunaan herbisida harus axsana. Artinya, harus uai dengan dosis dan ekuensi yang tertera di     
masannya. Penggunaan erbisida harus diusahakan ‘sampai terjadi overdosis. ‘erdosis berarti pemborosan, samping bisa membunuh naman penutup tanah yang ukan termasuk gutma.       
ci penutup tanah yang anam beberapa saat setelah I penanaman bibit karet memang harus dipertahankan walaupun karetnya sudah disadap. Tanaman penutup tanah, terutama dan jenis  
Leguminoceae atau kacangk acangan diharapkan bisa menambah kesuburan tanah karena kemampuannya menyerap nitrogen dan udara ke dalam tanah yang baik. Hanya, pertumbuhannya perlu dikendalikan dengan cara memotong bagian tanaman yang terlalu panjang.
b. Pemupukan          
Dalam budi daya karet, pemupukan dilakukan sejak tanam sampai tanaman tidak berproduksi lagi. Tanpa pemupukan produksi karettidak akan maksimal. Jika pada masa komposisi I atau sebelum disadap semua tanaman karet harus dipupuk, pada masa komposisi II atau setelah sadap kegiatan pemupukan harus dilakukan secara selektif. Artinya, hanya tanaman yang produksi Iateksnya bagus saja yang dipupuk. Langkah mi untuk menghindari pemborosan.  
Cara pemupukan tanaman karet pada masa produksi sama dengan masa sebelum produksi, yaitu pupuk dimasukkan ke dalam lubang yang digali melingkar dengan jarak 1—1,5 meter dan pohon. Bisa juga pupuk dimasukkan ke dalam alur berbentuk garis di antara tanaman dengan jarak 1,5 meter dan pohon. Sebelum pemupukan dilakukan, harus dipastikan tanah sudah bebas dan gulma.     
Jika frekuensi pemupukantanaman karet sebelum masa produksi dilakukan sekali dalam setahun, pemupukan tanaman karet pada masa produksi dilakukan dua kali dalam setahun, yaitu pada pergantian musim. Dosis pemupukan tergantung pada jenis tanah tempat karet dibudidayakan (Tabel 10).            
dan Cl) yang disajikan dala— bentuk tablet 10 gram, pupL.ij sangat membantu petani kar mendapatkan berbagai UflSL hara yang dibutuhkan tanama
Pemupukan menggunakan pupuk tunggal seperti yang telah dijelaskan memberi kesan tidak praktis karena harus             mencampurkan paHng tidaktiga enis pupuk. Sekarang mi di asaran telah beredar pupuk ilajemuk lengkap dalam bentuk :ablet yang praktis.     
Dontoh pupuk yang dimaksud dalah Gramafix®Karet, yaitu )upuk majemuk Iengkap tablet tang diformulasi dan diproduksi pesifik bagi tanaman karet. )engan kandungan lengkap            
neliputi hara makro primer ( N, , K), makro sekunder (Mg, S, rn CD d, r,l,.., dan Cl) yang disajikan dala— bentuk tablet 10 gram, pupL.ij sangat membantu petani kar mendapatkan berbagai UflSL hara yang dibutuhkan tanama
Cara aplikasinya sebagai berikut.     
1. Buat Iingkaran atau piringan di sekitar pangkal batang.  
2. Tentukan dan tugal titik-titik lubang untuk menempatkan pupuk Gramafix®Karet searah keempat penjuru mata angin (4 atau 8 titik).
3. Masukkan Gramafix®Karet, setengah dosis anju ran! tahun (dibagi secara merata di setiap titik) di kedalaman 10—15 cm dan muka tanah.
4. Lakukan pemupukan setiap enam bulan sekali atau dua kali dalam setahun dengan waktu pemupukan pada awa
Contoh aplikasinya sebagai   
ukan terhadap tanaman (TM 4) dengan dosis 160 ktar!tahun atau 200 gram! on/6 bulan seperti yang ra di kemasannya dapat uat empat titik tugal atau wig. Selanjutnya setiap         wig dilsi atau dibenami uriafix®Karet sebanyak lima r (per butir 10 gram). Setelah puk dibenamkan, lubang      
litup kembali. Dianjurkan pada a pemupukan ml di sekitar naman bersih dan rumput
igganggu. engan pupuk majemuk lengkap ramafix®Karet, kebutuhan upuk hanya 35% dan total jmlah/dosis pupuk tunggal yang iasa digunakan, seperti urea, SP, atau KCI. Satu hektar naman karet (TM) hanya rnembutuhkan pupuk Gramafix®Karet 100—300 kg! hektar!tahun. Karenanya, pupuk mi cukup efektif dan efisien dalam meningkatkan pendapatan petani.    
C. Peremajaafl           
Setelah bertahun-tahUn disadap lateksnya tanaman karet akan memasuki fase menua yang ditandai dengan menurunnya produksi lateks. Bila tetap dipelihara dan disadap Iateksnya hasil yang diperoleh tidak akan menguntungkan secara          ekonomis sehingga diperlukan peremajaan.            
Kegiatan peremajaafl tanaman karet dimulai dengan pembongkaran pohon-pohon tua. Langkah berikutnya sama dengan penanaman bibit seperti yang telah terurai pada bab tentang penanaman.


Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "PENGOLAHAN LAHAN DAN PENANAMAN"

Post a Comment