I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Tomat adalah komoditas hortikultura
yang penting, tetapi produksinya baik kuantitas dan kualitas masih rendah. Hal
ini disebabkan antara lain tanah yang keras, miskin unsur hara mikro serta
hormon, pemupukan tidak berimbang, serangan hama dan penyakit, pengaruh cuaca
dan iklim, serta teknis budidaya petani.
Tomat adalah sayuran yang tidak bisa
lepas dari kehidupan sehari-hari. Kebutuhan rumag tangga dan makanan
sehari-hari jadi kebutuhannya sangat banyak diperlukan, jadi sangat penting
untuk ditingkatkan produksi dan meningkatkan mutu dan kwantitasnya.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui cara budidaya tomat yang baik sesuai
dengan rekomendasi inovasi terbaru.
2. Sebagai
petunjuk bagi pelaku utama dalam budidaya tomat dan dapat meningkatkan hasil
produksinya.
II.
BUDIDAYA
TOMAT
2.1FASEPRATANAM
1.SyaratTumbuh
Tomat dapat ditanam di dataran rendah/dataran tinggi
Tanahnya gembur, porus dan subur, tanah liat yang sedikit mengandung pasir dan pH antara 5 - 6Curah hujan 750-1250 mm/tahun, curah hujan yang tinggi dapat menghambatpersarian. Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang pertumbuhan tanaman yang masih muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka lebih banyak, tetapi juga akan merangsang mikroorganisme pengganggu tanaman dan ini berbahaya bagi tanaman
2. Pola Tanam
1.SyaratTumbuh
Tomat dapat ditanam di dataran rendah/dataran tinggi
Tanahnya gembur, porus dan subur, tanah liat yang sedikit mengandung pasir dan pH antara 5 - 6Curah hujan 750-1250 mm/tahun, curah hujan yang tinggi dapat menghambatpersarian. Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang pertumbuhan tanaman yang masih muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka lebih banyak, tetapi juga akan merangsang mikroorganisme pengganggu tanaman dan ini berbahaya bagi tanaman
2. Pola Tanam
- Tanaman yang dianjurkan adalah jagung, padi,
sorghum, kubis dan kacang-kacangan.
- Dianjurkan tanam sistem tumpang sari atau tanaman
sela untuk memberikan keadaan yang kurang disukai oleh organisme jasad
pengganggu.
3. Penyiapan Lahan
- Pilih lahan gembur dan subur yang sebelumnya
tidak ditanami tomat, cabai, terong, tembakau dan kentang .
- Untuk mengurangi nematoda dalam tanah genangilah
tanah dengan air selama dua minggu
- Bila pH rendah berikanlah kapur dolomite 150
kg/1000 m2 dan disebar serta diaduk rata pada umur 2-3 minggu sebelum
tanam
- Buatlah bedengan selebar 120-160 cm untuk barisan
ganda dan 40-50 cm untuk barisan tunggal
- Buatlah parit selebar 20-30 cm diantara bedengan
dengan kedalaman 30 cm untuk pembuangan air.
- Berikan pupuk dasar 4 kg Urea /ZA + 7,5 kg TSP +
4 kg KCl per 1000 m2 diatas bedengan, aduk dan ratakan dengan tanah
- Atau jika pakai Pupuk Majemuk NPK (15-15-15)
dosis ± 20 kg / 1000 m2 dicampur rata dengan tanah di atas bedengan.
- Sebarkan Natural GLIO 1-2 sachet yang telah
dicampur pupuk kandang (+ 1 minggu) merata di atas bedengan pada sore hari
- Jika pakai Mulsa plastik, tutup bedengan pada
siang hari
- Biarkan selama 5-7 hari sebelum tanam
- Buat lubang tanam dengan jarak 60 x 80 cm atau 60
x 50 cm di atas bedengan, diameter 7-8 cm sedalam 15 cm
4.
Pemilihan Bibit
- Pilih varietas tahan dan jenis Hybryda ( F1
Hybryd ).
- Bibit berdaun 5-6 helai daun (25-30 HSS=hari
setelah semai) pindahkan ke lapangan.
- Untuk mengurangi stress awal pertumbuhan perlu
disiram dulu pada sore sehari sebelum tanam atau pagi harinya (agar
lembab)
2.2 FASE PERSEMAIAN (0-30 HSS)
- Siapkan media tanam yang merupakan campuran tanah
dan pupuk kandang 25 - 30 kg + Natural GLIO (1:1).
- Masukkan dalam polibag plastik atau contongan
daun pisang atau kelapa
- Sebarlah benih secara merata atau masukkan satu
per satu dalam polibag.
- Setelah benih berumur 8-10 hari , pilih bibit
yang baik, tegar dan sehat dipindahkan dalam bumbunan daun pisang atau
dikepeli yang berisi campuran media tanam.
- Penyiraman dilakukan setiap hari (lihat kondisi
tanah)
2.3 FASE TANAM ( 0-15 HST=Hari Setelah Tanam )
- Bedengan sehari sebelumnya diairi ( dilep )
dahulu
- Bibit siap tanam umur 3 - 4 minggu, berdaun 5-6
- Penanaman sore hari
- Buka polibag plastik
- Benamkan bibit secara dangkal pada batas pangkal
batang dan ditimbun dengan tanah di sekitarnya
- Selesai penanaman langsung disiram dengan POC
NASA dengan dosis 2-3 tutup per + 15 liter air
- Sulam tanaman yang mati sampai berumur 2 minggu,
caranya tanaman yang telah mati, rusak, layu atau pertumbuhannya tidak
normal dicabut, kemudian dibuat lubang tanam baru, dibersihkan dan diberi
Natural GLIO lalu bibit ditanam
- Pengairan dilakukan tiap hari sampai tomat tumbuh
normal (Jawa : lilir), hati-hati jangan sampai berlebihan karena tanaman
bisa tumbuh memanjang, tidak mampu menyerap unsur-unsur hara dan mudah
terserang penyakit
- Amati hama seperti ulat tanah dan ulat grayak.
Jika ada serangan semprot dengan Natural VITURA
- Amati penyakit seperti penyakit layu Fusarium
atau bakteri dan busuk daun , kendalikan dengan menyemprot Natural GLIO
dicampur gula pasir perbandingan 1:1. Untuk penyakit Virus, kendalikan
vektornya seperti Thrips, kutu kebul (Bemissia tabaci), banci ( Aphis
sp.), Kutu persik (Myzus sp.) dan tungau (Tetranichus sp.) dengan
menyemprot Natural BVR atau Pestona secara bergantian
- Pasang ajir sedini mungkin supaya akar tidak
rusak tertusuk ajir dengan jarak 10-20 cm dari batang tomat
2.4 FASE VEGETATIF ( 15-30 HST)
- Jika tanpa mulsa, penyiangan dan pembubunan pada
umur 28 HST bersamaan penggemburan dan pemberian pupuk susulan diikuti
pengguludan tanaman
- Setelah tanaman hidup sekitar 1 minggu semenjak
tanam, diberi pupuk Urea dan KCl dengan perbandingan 1:1 untuk setiap
tanaman (1-2 gram), berikan di sekeliling tanaman pada jarak ± 3 cm dari
batang tanaman tomat kemudian ditutup tanah dan siram dengan air
- Pemupukan kedua dilakukan umur 2-3 minggu sesudah
tanam berupa campuran Urea dan KCl (± 5 gr), berikan di sekeliling batang
tanaman sejauh ± 5 cm dan sedalam ± 1 cm kemudian ditutup tanah dan siram
dengan air.
- Bila umur 4 minggu tanaman masih kelihatan belum
subur dapat dipupuk Urea dan KCl lagi (7 gram). Jarak pemupukan dari
batang dibuat makin jauh ( ± 7 cm).
- Jika pakai Mulsa tidak perlu penyiangan dan
pembubunan serta pupuk susulan diberikan dengan cara dikocorkan
- Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari
- Amati hama dan penyakit seperti ulat,
kutu-kutuan, penyakit layu dan virus, jika terjadi serangan kendalikan
seperti pada fase tanam
- Tanaman yang telah mencapai ketinggian 10-15 cm
harus segera diikat pada ajir dan setiap bertambah tinggi + 20 cm harus
diikat lagi agar batang tomat berdiri tegak.
- Pengikatan jangan terlalu erat dengan model angka
8, sehingga tidak terjadi gesekan antara batang dengan ajir yang dapat
menimbulkan luka.
2.5FASEGENERATIF(30-80HST)
1. Pengelolaan Tanaman
- Jika tanpa mulsa penyiangan dan pembubunan kedua
dilakukan umur 45-50 hari
- Untuk merangsang pembungaan pada umur 32 HST
lakukan perempelan tunas-tunas tidak produktif setiap 5-7 hari sekali,
sehingga tinggal 1-3 cabang utama / tanaman
- Perempelan sebaiknya pagi hari agar luka bekas
rempelan cepat kering dengan cara; ujung tunas dipegang dengan tangan
bersih lalu digerakkan ke kanan-kiri sampai tunas putus. Tunas yang
terlanjur menjadi cabang besar harus dipotong dengan pisau atau gunting,
sedangkan tanaman yang tingginya terbatas perempelan harus hati-hati agar
tunas terakhir tidak ikut dirempel sehingga tanaman tidak terlalu pendek
- Ketinggian tanaman dapat dibatasi dengan memotong
ujung tanaman apabila jumlah dompolan buah mencapai 5-7 buah
2. Pengamatan Hama dan Penyakit
- Ulat buah (Helicoperva armigera dan Heliothis
sp.). Gejala buah berlubang dan kotoran menumpuk dalam buah yang
terserang. Lakukan pengumpulan dan pemusnahan buah tomat terserang,
semprot dengan PESTONA
- Lalat buah (Brachtocera atau Dacus sp.).Gejala
buah busuk karena terserang jamur dan bila buah dibelah akan kelihatan
larva berwarna putih. Bersifat agravator, yaitu sebagai vektornya penyakit
jamur, bakteri dan Drosophilla sp. Kumpulkan dan bakar buah terserang,
gunakan perangkap lalat buah jantan (dapat dicampur insektisida)
- Busuk daun (Phytopthora infestans), bercak daun
dan buah (Alternaria solani) serta busuk buah antraknose (Colletotrichum
coccodes). Jika ada serangan semprot dengan Natural GLIO
- Jika pengendalian hama penyakit dengan
menggunakan pestisida alami (PESTONA, GLIO, VITURA) belum mengatasi dapat
dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida
kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat
Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
- Busuk ujung buah. Ujung buah tampak lingkaran
hitam dan busuk. Ini gejala kekurangan Ca ( Calsium). Berikan Dolomit.
2.6 FASE PANEN & PASCA PANEN (80 - 130 HST)
- Panen pada umur 90-100 HST dengan ciri; kulit
buah berubah dari warna hijau menjadi kekuning-kuningan, bagian tepi daun
tua mengering, batang menguning, pada pagi atau sore hari disaat cuaca
cerah. Buah dipuntir hingga tangkai buah terputus. Pemuntiran buah
dilakukan satu-persatu dan dipilih buah yang siap petik. Masukkan
keranjang dan letakkan di tempat yang teduh
- Interval pemetikan 2-3 hari sekali.
- Supaya tahan lama, tidak cepat busuk dan tidak
mudah memar, buah tomat yang akan dikonsumsi segar dipanen setengah matang
- Wadah yang baik untuk pengangkutan adalah
peti-peti kayu dengan papan bercelah dan jangan dibanting
- Waspadai penyakit busuk buah Antraknose,
kumpulkan dan musnahkan
- Buah tomat yang telah dipetik, dibersihkan,
disortasi dan di packing lalu diangkut siap untuk konsumsi.
III.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan adalah sebagai berikut :
1. Budidaya
tomat yang perlu diperhatikan adalah pemeliharaan karena sangat berpengaruh pada
produktifitas baik kwalitas maupun kwantitas tomat.
2. Budidaya
tomat mudah dilakuakn hanya memerlukan perempelan yang rutin dilakukan unutk
mengatur tinggi tanaman dan menentukan cabang-cabang produktif.
0 Response to "BUDIDAYA TOMAT"
Post a Comment