SOSIALISASI DAN APLIKASI TEKNOLOGI Kakao


ABSTRACT
Cacao plant at Subak Abian Buana Sari Dusun Megati Kelod, Desa Megati, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan regency were relativelly new. The farmers did not understand cultivation and the exact fertilizer dosage for cacao plant in their locations.

In this community servise , the teams transferred to the farmers some informations about soil fertility, balance fertilization dosage, spesific locations fertilization dosage for cacao plant, and demonstration plots balance fertilization spesific location for cacao plant at Subak Abian Buana Sari. The activity results that the farmers understand about soil fertility, balance fertilization, spesific location fertilization dosage for cacao plant and to observe demonstration plot balance fertilization for growth, development, and yields of cacao plant. The yields of cacao plant increased 88,89 % respectively compared to without demonstration.

PENDAHULUAN

Dewasa ini Pemerintah terus-menerus berupaya mendorong peningkatan ekspor nonmigas. Peranan ekspor nonmigas dalam meningkatkan pendapatan devisa negara selama ini belum maksimal, tetapi relatif cukup stabil. Adapun komoditi yang banyak berperan dalam ekspor nonmigas ini adalah komoditi perkebunan. Salah satu diantaranya yang juga telah berkembang di daerah Bali sejak tahun 1990 adalah komoditi kakao. Komoditi ini diusahakan oleh petani dalam bentuk organisasi kelompok tani (Subak Abian) berupa kebun rakyat dengan sistem diversivikasi dibawah tanaman kelapa.

Sebagaimana diketahui bahwa pada umumnya produksi perkebunan rakyat baik kuantitas maupun mutunya relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan produksi kakao yang dihasilkan oleh perkebunan besar swasta, sehingga menyebabkan produksi yang dihasilkan sering kurang memenuhi standar mutu ekspor (Disbun Bali, 1988). Halini tidak terlepas dari beberapa faktor antara lain : masih kurangnya pengetahuan petani dalam budidaya kakao secara benar sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini, seperti teknologi pemupukan yang tepat sesuai dengan karakteristik dan tingkat kesuburan tanah. Terlebih lagi varietas kakao yang ditanam petani tergolong kakao hibrida yang rakus dengan unsur hara, sehingga memerlukan pemberian pupuk (input) yang lebih banyak (Suyoto, 1993).

Sentra tanaman kakao di Bali terdapat di Kabupaten Tabanan dan Jemberana. Di Kabupaten Tabanan, kebun kakao paling luas terdapat di Kecamatan Selemadeg yaitu mencapai luas 1.095,134 hektar dengan produksi biji kering sekitar 1.139,41 kg per hektar setiap tahun, yang diusahakan dalam bentuk kelompok tani (Subak Abian) (Wibowo, 2002). Hasil kakao yang dicapai oleh petani tersebut masih tergolong rendah, dan sebenarnya masih dapat ditingkatkan, baik jumlah maupun mutunya. Hal ini disebabkan karena tingkat pengetahuan petani kakao khususnya dibidang teknologi pemupukan berimbang, pemeliharaan, dan pengendalian hama/penyakit masih relatif rendah (Pengamatan Langsung, 2008).

Sesuai dengan hasil penelitian (Wibowo, 2002) dan (Supadma, 2004) di kecamatan Selemadeg dan Pupuan Tabanan, bahwa karaktersistik tanah di kecamatan tersebut mempunyai korelasi yang sangat kuat terhadap produksi kakao yang dapat dicapai, sebab karakteristik tanah mencerminkan status kesuburan tanah yang ada di tempat tersebut. Status kesuburan tanah yang ada saat ini, sangat menentukan keberhasilan dalam upaya meningkatkan hasil dan mutu hasil kakao pada lokasi tersebut secara maksimal. Untuk itu perlu dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan pengetahuan petani dibidang pemupukan berimbang antara pupuk anorganik dan pupuk organik (pupuk kompos). Dalam hal ini maka para petani sangat perlu diberikan pengetahuan praktis mengenai teknologi pemupukan berimbang spesifik lokasi untuk tanaman kakao, serta cara pemeliharaan dan pengendalian hama/penyakit terpadu.
Kondisi kesuburan tanah di kecamatan Selemadeg khususnya pada beberapa kebun kakao petani menunjukkan kesuburan yang relatif rendah. Ini terbukti dari hasil analisis tanah yang dilakukan tahun 2008 menunjukkan pH (agak asam), C-organik (rendah-sedang), kadar N-total (rendah), P-tersedia dan K-tersedia (rendah-sedang) (Supadma, 2008). Menurut Sunanto (1992) bahwa kondisi tanah yang baik untuk tanaman kakao adalah : solum tanah minimal 90 cm, gembur, mengandung bahan organik tinggi, mengandung unsur hara yang tinggi dan berimbang, memiliki pH tanah netral (6-7,5). Oleh karena itu untuk mencapai pertumbuhan dan hasil kakao yang baik di kecamatan Selemadeg perlu dilakukan tindakan pemupukan yang tepat dan berimbang sesuai dengan tingkat kesuburan tanah yang ada saat ini.
Pemupukan yang dimaksud adalah pemupukan berimbang spesifik lokasi yaitu : pemupukan dengan memberikan pupuk anorganik atau pupuk buatan dan pupuk organik atau pupuk kompos secara berimbang, termasuk pula jenis unsur dan dosisnya sesuai dengan kondisi kesuburan tanah dan kebutuhan tanaman kakao. Hal ini sangat penting, mengingat rekomendasi pemupukan tanaman kakao yang ada di Kabupaten Tabanan sangat umum dan telah berlaku sejak tahun 1990, sehingga perlu disesuaikan lagi dengan kondisi status kesuburan tanah saat ini di masing-masing lokasi, agar pemupukan yang dilakukan mampu meningkatkan hasil dan mutu hasil secara efisien.
            Berdasarkan karakteristik dan tingkat kesuburan tanah di wilayah kecamatan Selemadeg Timur, serta hasil uji dosis pemupukan yang telah dilakukan, maka dapat direkomendasikan pemupukan berimbang spesifik lokasi sebagai berikut : untuk tanaman kakao yang telah menghasilkan (umur > 5 tahun) : Urea (2 x 270 g), SP-36 (2 x 150 - 180 g), KCl (2 x 150 g), pupuk kandang atau kompos (2 x 3 kg) dan pupuk Dolomit (2 x 80 g) per pohon setiap tahun (Tabel 1). Pemberian pupuk dilakukan 2 kali dalam setahun yaitu awal musim penghujan (sekitar bulan Oktober) dan akhir musim penghujan (sekitar bulan April), dengan cara membenamkan pupuk pada parit (10 cm) melingkar pada piringan tanaman, kemudian pupuk ditimbun kembali dengan tanah.

Agar petani dapat menyerap teknologi pemupukan tersebut, maka sosialisasi dan aplikasi pengetahuan teknologi pemupukan berimbang spesifik lokasi sangat penting diberikan kepada para petani kakao di kecamatan Selemadeg Timur, melalui penyuluhan dan demonstrasi plot pemupukan tanaman kakao langsung pada kebun petani.

Kelompok Tani (Subak Abian Buana Sari) Dusun Megati, terletak di KecamatanSelemadeg Timur, mempunyai anggota sebanyak 91 orang, dan rata-rata memilikikebun kakao yang telah menghasilkan seluas : 35 – 50 are. Namun pemeliharaannyamasih bersifat tradisional (belum intensif), oleh karena itu pelaksanaan pengabdiankepada masyarakat, khususnya penerapan Ipteks teknologi pemupukan berimbangspesifik lokasi untuk tanaman kakao di daerah ini, sangat mendesak untukdilaksanakan, guna dapat meningkatkan pengetahuan petani dibidang pemupukan sertapemeliharaan kesuburan tanah secara berkelanjutan.

METODE PEMECAHAN MASALAH
1.      Penyuluhan mengenai pemupukan berimbang spesifik lokasi untuk tanamankakao, mendapat perhatian dan tanggapan yang sangat baik oleh para petanikakao.
2.      Banyak pertanyaan yang diajukan oleh para petani pada saat dilakukanpenyuluhan menyangkut budidaya tanaman kakao, pemupukan berimbang untuktanaman kakao, pengendalian hama/penyakit kakao dan tanaman pisang secaraterpadu.

Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di Dusun Megati Kelod, DesaMegati, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan pada Subak Abian BuanaSari, selama 5 bulan dari bulan Mei sampai dengan Oktober 2008.Permasalahan yang dihadapi adalah petani kakao di desa ini belum mengetahuidengan baik cara budidaya tanaman kakao yang benar dan pemupukan yang tepat sertapengendalian hama terpadu pada tanaman kakao. Untuk menyampaikan teknologi
pemupukan tanaman kakao, budidaya dan pengendalian hama kakao, maka perludilakukan kegiatan sosialisasi berupa penyuluhan dan demonstrguna dapat meningkatkan jumlah dan mutu hasil kakao.

 Demonstrasi plot pemupukan berimbang spesifik lokasi pada unit lokasi desaMegati yang ada di kecamatan Selemadeg Timur, seluas 50 are sebagai percontohandan tersebar di empat titik likasi. Kebun kakao yang dipakai untuk demplot adalahkebun kakao milik petani peloporatau kebun petani pengurus Subak Abian BuanaSari, tanaman telah berumur > 5 tahun serta telah menghasilkan.


Materi Penyuluhan meliputi :

Pelaksanaan penyuluhan dan demplot pemupukan dilaksanakan pada tanggal : 10Juni 2008 dan 17 Juni 2008 dengan materi dan narasumber sebagai berikut :asi plot.Metode yang dipergunakan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini terdiri dari beberapa tahap yaitu mulai dari perencanaan, penjajagan kelapangan,penyuluhan dan pelaksanaan demplot. Menemui Kelian Subak Abian Buana Sari : IGede Supartana, dilakukan untuk membicarakan rencana penyuluhan dan pelaksanaandemplot pemupukan, selanjutnya melaporkan rencana kegiatan ini kepada Kepala DesaMegati serta Camat Selemadeg Timur.Pelaksanaan dan metode sosialisasi sebagai berikut :
1.      Metode penyuluhan mengenai teknologi pemupukan berimbang spesifik lokasiuntuk tanaman kakao khususnya diwilayah kecamatan Selemadeg Timur, sesuaidengan kondisi kesuburan tanah yang ada saat ini di wilayah tersebut, teknologibudidaya, dan pengendalian hama/penyakit secara terpadu untuk tanaman kakao, Perkembangan kemajuan teknologi budidaya tanaman kakao oleh Ir. I WayanSudarka,MP.
2.      Penjelasan mengenai karakteristik tanah atau kesuburan tanah kebun kakao yangada di desa Megati, kecamatan Selemadeg Timur oleh Ir. I Nyoman Dibia,M.Si.
3.      Penjelasan mengenai perkembangan teknologi pemupukan berimbang spesifiklokasi untuk tanaman kakao di Selemadeg Timur, dan penjelasan mengenaimanfaat pemberian pupuk kandang atau kompos serta pupuk mineral Dolomitoleh Ir. A.A. Nyoman Supadma, MP.
4.      Pengetahuan mengenai upaya-upaya untuk meningkatkan hasil dan mutu hasiltanaman kakao secara berkelanjutan, termasuk pengendalian hama/penyakitsecara terpadu dan penanganan pasca panen buah kakao untuk memperolehmutu tinggi oleh Ir. I Gusti Ngurah Bagus, MP.Peserta penyuluhan dan demplot pemupukan tanaman kakao adalah seluruh anggotasubak abian Buana Sari dan beberapa petani yang belum menjadi anggota subak abian.Dalam pelaksanakaan demonstrasi tersebut dilakukan praktik langsung cara-carapemberian pupuk yang baik, dan caramemangkas tanaman yang umurnya sudah lebihdari 5 tahun. Dengan melihat secara langsung cara-cara penerapan di lapangan,diharapkan para petani kakao, mengerti, tertarik dan mau mengikuti/menerapkanpengetahuan yang telah diberikan baik pada saat penyuluhan maupun demplot.

Evaluasi Hasil Penyuluhan dan Demplot

Setelah penyuluhan dan demplot pemupukan dilaksanakan, maka pada akhirkegiatan pengabdian dilakukan tindakan evaluasi. Evaluasi dilaksanakan pada akhirSeptember 2008, untuk mengetahui seberapa jauh respon petani dan manfaat programpengabdian penerapan Iptek ini bagi petani anggota Subak Abian Buana Sari dan petanidisekitarnya. Selain itu juga untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil danmutu hasil kakao yang diperoleh oleh petani khususnya peserta demplot.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil kegiatan ini menunjukan bahwa respon para petani Subak Abian BuanaSari Dusun Megati Kelod Desa Megati cukup baik. Hal ini terbukti dari banyaknyapetani yang hadir dalam acara penyuluhan maupun dalam pelaksanakan demplot yaitusebanyak 48 orang dari 50 orang petani yang diundang. Pada acara penyuluhantersebut yang hadir adalah Kelian Subak Abian Buana Sari ( I Gede Supartana ), 4orang petani pelopor ( I Nyoman Suartana, I Ketut Sugiarta, I NyomanGuna Antara, IWayan Budiada ), ketua Tempek dan para petani lahan kering atau petani kakao.Pada saat acara penyuluhan diberikan berupa makalah ringkas yang memuatpetunjuk praktis dalam budidaya tanaman kakao, pemupukan tanaman kakao,pengendalian penyakit tanaman pisang. Para petani mengikuti penjelasan yangdiberikan secara tekun dan sungguh sungguh selama 3 jam.

Materi yang disuluhkan meliputi :
1.      Perkembangan kemajuan teknologi dan budidaya tanaman kakao oleh Ir. IWayan Sudarka,MP. selama 30 menit.
2.       Penjelasan mengenai karakteristik tanah atau kesuburan tanah kebun kakao yangada di wilayah Desa Megati , Kecamatan Selemadeg Timur oleh Ir. I NyomanDibia,MSi., selama 30 m
3.      Penjelasan mengenai perkembagan teknologi pemupukan berimbang spesifiklokasi untuktanaman kakao pada unit lahan kakao yang ada di SelemadegTimur khususnya di Dusun Megati Kelod, Desa Megati dan penjelasanmengenai manfaat pemberian pupuk kandang atau kompos serta pupuk mineralDolomit oleh Ir. A.A.Nyoman Supadma,MP, selama 30 menit.
4.      Pengetahuan mengenai upaya untuk meningkatkan hasil dan mutu hasil kakaosecara berkelanjutan, termasuk pengendalian hama/penyakit secara terpadu danpenanganan pasca panen buah kakao untuk memperoleh mutu yang lebih baikoleh Ir I Gusti Ngurah Bagus , MP., selama 30 menit .
5.      Dilanjutkan dengan diskusi selama kurang lebih 30-45 menit.Pada saat diskusi ada 6 orang petani mengajukan pertanyaan seputar tanamankakao dan pisang. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan antara lain : 1)Bagaimana cara memilih bibit tanaman kakao yang baik supaya mau nantinyaberbuah lebat, 2) Bagaimana cara memangkas tanaman kakao setelah berunur lebih dari 4 tahun dan berapa tingkat dibiarkan cabang jorquetnya, 3) Pupuk apasaja yang harus diberikan agar tanaman mau berbuah banyak dan besar-besar dan berapa dosis yang tepat, 4) Penyakit atau hama apa yang menyerang buahkakao, dimana buahnya menjadi hitam , keras serta tidak mau berkembang, 5)Kenapa tanaman pisang sering mati dan busuk sebelum berbuah, dan bagaimana cara pengendaliannya?
Semua pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tersebut dapat dijawab dandijelaskan dengan baik oleh tim penyuluh, baik dari bidang bididaya,pemupukan, maupun hama/penyakit kakao serta pisang, sehingga petani merasasangat puas dan mengerti atas penjelasan yang diberikan. Dengan penjelasantersebut petani akhirnya mengetahui budidaya tanaman kakao yang benar, paketdosis pemupukan spesifik lokasi untuk tanaman kakao di dusun Megati Kelod,serta cara pengendalian hama terpadu pada tanaman kakao serta pisang.
Khusus mengenai pelaksanaan demplot pemupkan tanaman kakao, telahdilaksanakan mulai tanggal 17 Juni 2008 seluas 50 are pada lahan petanipelopor, yang disebar menjadi 4 lokasi demplot masing-masing 12,5 are dengantanaman kakao yang telah berumur > 4 tahun. Peserta demplot pemupukan yaitu I Nyoman Suartana, I Ketut Sugiarta, I Nyoman Guna Antara, dan I GedeSupartana, dengan paket dosis pemupukan seperti Tabel 2, yang diberikan pada
akhir musim hujan.

TABEL
Berdasarkan penerapan paket pemupukan tersebut, dengan pemupukan satu kalipada akhir musim hujan, dan setelah pemupukan pemupukan berjalan 3 bulan yaitu daritanggal : 17 Juni 2008 sampai 16 September 2008, selanjutnya dilakukan pengamatanke lapangan untuk melihat pertumbuhan dan hasil tanaman kakao, serta respon petani kakao disekitar demplot
Berdasarkan hasil pengamatan oleh petani peserta demplot, ternyata hasil buah kakao mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebelum demplot pemupukanhasilnya rata-rata 45 kg biji kering per bulan per 12,5 are, mengalami peningkatanmenjadi 80 kg biji kering per bulan per 12,5 are atau meningkat sekitar 78 %. Demikianpula serangan hama/penyakit buah mengalami penurunan, karena dahan tanaman kakaotelah dipangkas secara benar. Jadi untuk mencapai tingkat produksi kakao yang tinggidengan kualitas yang baik, mutlak diperlukan pemupukan yang tepat serta kultur tehnis yang benar.
Menurut Soepardi (1985) bahwa penggunaan pupuk secara rasional danberimbang harus memperhatikan kadar unsur hara dalam tanah, jenis pupuk, mutupupuk, serta mempertimbangkan kebutuhan hara tanaman untuk pertumbuhan dan hasilyang optimal. Ini berarti bahwa keberhasilan pemupukan yang dilakukan untukmeningkatkan hasil dan mutu hasil kakao, sangat ditentukan oleh kondisi kesuburan tanah yang ada saat sekarang. Selain itu pemangkasan tanaman kakao yang telah berproduksi sangat menentukan keberhasilan bunga menjadi buah pentil, dan yangdewasa, karena sangat kondisi ini berhubungan erat dengan jumlah sinar matahari yang masuk serta sirkulasi udara di areal kebun agar kondisi kebun tidak terlalu lembab. Jika kondisi kebun terlalu lembab dan sirkulasi udara di areal kebun tidak baik, makatanaman akan mudah diserang oleh penyakit busuk buah yang disebabkan oleh jamur,serta serangan hama Helopeltis yang menyerang buah menjelang dewasa (Disbun Bali,1995).



Hasil pengamatan langsung menunjukkan bahwa respon petani anggota subakabian Buana Sari sangat baik dan antusias terhadap pelaksanaan dan hasil demplotpemupukan, hal ini dapat dilihat bahwa kebun petani diluar demplot nampak sudah baikpemangkasannya serta beberapa petani telah melakukan pemupukan dengan pupuk kotoran sapi yang mereka miliki.

Dari hasil kegiatan pengabdian pada masyarakat ini, diharapkan dapatmemotivasi para petani anggota subak, untuk menerapkan pengetahuan dan pengalamanyang diperoleh, sehingga hasil tanaman kakao dapat ditingkatkan dan kesuburan tanah dapat terpelihara secara berkelanjutan.




SIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Subak Abian Buana SariDesa Megati, dapat disimpilkan bahwa demplot pemupukan berimbang spesifik lokasiuntuk tanaman kakao di dusun Megati Kelod, dapat meningkatkan pertumbuhan,jumlah pembungaan, serta hasil kakao sebesar 78%, dan menekan serangan hamamaupun penyakit. Perhatian petani kakao terhadap pelaksanaan demplot sangat baik,hal ini nampak dari banyaknya petani yang melihat, memperhatikan dan menanyakantentang demplot tersebut pada saat evaluasi ke lapang.

Saran

Berdasarkan hasil kegiatan ini, dapat disarankan sebagai berikut : diperlukanpembinaan yang berkesinambungan terhadap para petani kakao di Dusun Megati Kelod,Desa Megati, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan mengenai budidaya tanaman kakao, pemupukannya, serta pengendalian hama/penyakit terpadu, dengan demikian pengetahuan petani akan semakin meningkat dan kebiasaannya memelihara tanaman kakao semakin baik, akhirnya hasil dan mutu hasil kakao petani meningkat.

UCAPAN TERIMAKASIH
Pada kesempatan yang baik ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Yth : Bapak Dirjen Dikti atas bantuan dana yang diberikan, dan Bapak Rektor serta Ketua Lemlit Unud atas kesempatan serta fasilitas yang diberikan, serta tidak lupa terimakasih kami kepada Kelian Subak Abian Buana Sari dusun Megati Kelod, desa Megati, kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan atas kerjasamanya yang baik selama pengabdian ini berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus, 1999. Data Produksi Tanaman Perkebunan di Kabupaten Tabanan. Dinas Perkebunan    Kabupaten Tabanan.
Disbun Propinsi Bali . 1988. Pemetikan dan Pengolahan Kakao. Pemerintah Daerah Propinsi Bali. Dinas Perkebunan. Denpasar.
Disbun Propinsi Bali . 1995. Operasional Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Kakao, Vanili dan Kopi. Pemerintah Daerah Propinsi Bali. Dinas Perkebunan. Denpasar.

Suyoto, S. 1993. Pedoman Teknis Budidaya Coklat. Bagian Tanaman PTP VI. Pabatu.
Sunanto, H. 1992. Cokelat, Budidaya, Pengolahan Hasil, dan Aspek Ekonominya. Kanisius, Yogyakarta.

Supadma, A.A.N. 2004. Anjuran Dosis Pemupukan Tentatif Untuk Tanaman Kakao di Kecamatan Selemadeg dan Kebun Sangketan Penebel. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Udayana bekerja sama dengan Dinas Perkebunan Kabupaten Tabanan.


Wibowo, S.T. 2002. Hubungan Karakteristik Tanah dengan Produksi Tanaman Kakao di Kecamatan Pupuan dan Selemadeg, Tabanan. (Skripsi). Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Denpasar.

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "SOSIALISASI DAN APLIKASI TEKNOLOGI Kakao"

Post a Comment