BUDIDAYA JERUK

I.         PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Manfaat tanaman jeruk sebagai makanan buah segar atau makanan olahan, dimana kandungan vitamin C yg tinggi. Di Beberapa negara telah diproduksi minyak dari kulit dan biji jeruk, gula tetes, alkohol dan pektin dari buah jeruk yg terbuang. Minyak kulit jeruk dipakai utk membuat minyak wangi, sabun wangi, esens minuman dan utk campuran kue. Beberapa jenis jeruk seperti jeruk nipis dimanfaatkan sebagai obat tradisional penurun panas, pereda nyeri saluran napas bagian atas dan penyembuh radang mata.
Prospek agribisnis jeruk di Indonesia cukup bagus karena potensi lahan produksi yang luas. Melalui program peningkatan kualitas sumberdaya petani serta didukung dengan hasil inovasi teknologi pemupukan, pengelolaan hama dan penyakit terpadu, serta sistem budidaya lainnya diharapkan mampu meningkatkan Kuantitas dan Kualitas produksi jeruk.
1.2    Tujuan
Adapun tujuan adalah sebagi berikut :
1.      Untuk menjadi petunjuk teknisbagi pelaku utama dan keluarganya dalam melakukan budidaya tanaman jeruk.
2.      Untuk meningkatkan produksi jeruk menjadi optimal mungkin dan menjadikan sebagai tanaman komersil dan budidaya secara intensif


II.      BUDIDAYA JERUK
2.1    Syarat Tumbuh
Kecepatan angin yg lebih dari 40-48% akan merontokkan bunga dan buah. utk daerah yg intensitas dan kecepatan anginnya tinggi tanaman penahan angin lebih baik ditanam berderet tegak lurus dgn arah angin. Tergantung pada spesiesnya, jeruk memerlukan 5-6, 6-7 atau 9 bulan basah (musim hujan). Bulan basah ini diperlukan utk perkembangan bunga dan buah agar tanahnya tetap lembab. Di Indonesia tanaman ini sangat memerlukan air yg cukup terutama di bulan Juli-Agustus. Temperatur optimal antara 25-30°C namun ada yg masih dapat tumbuh normal pada 38°C. Jeruk Keprok memerlukan temperatur 20°C. Semua jenis jeruk tidak menyukai tempat yg terlindung dari sinar matahari.  Kelembaban optimum utk pertumbuhan tanaman ini sekitar 70-80%.
Tanah yg baik utk budidaya jeruk adalah lempung sampai lempung berpasir dgn fraksi liat 7- 27%, debu 25-50% dan pasir < 50%, cukup humus, tata air dan udara baik. Jenis tanah Andosol dan Latosol sangat cocok utk budidaya jeruk. Derajat keasaman tanah (pH tanah) yg cocok utk budidaya jeruk adalah 5,5–6,5 dgn pH optimum 6. Air tanah yg optimal berada pada kedalaman 150–200 cm di bawah permukaan tanah. Pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm. Tanaman jeruk menyukai air yg mengandung garam sekitar 10%. Tanaman jeruk dapat tumbuh dgn baik di daerah yg memiliki kemiringan sekitar 30°.


2.2 Teknik Penanaman
Bibit jeruk dapat ditanam pada musim hujan atau musim kemarau jika tersedia air utk menyirami, tetapi sebaiknya ditanam diawal musim hujan. Sebelum ditanam, perlu dilakukan:
  • Pengurangan daun dan cabang yg berlebihan.
  • Pengurangan akar.
  • Pengaturan posisi akar agar jangan ada yg terlipat.
  • Setelah bibit ditaman, siram secukupnya dan diberi mulsa jerami, daun kelapa atau daun-daun yg bebas penyakit di sekitarnya. Letakkan mulsa sedemikian rupa agar tidak menyentuh batang utk menghindari kebusukan batang. Sebelum tanaman berproduksi dan tajuknya saling menaungi, dapat ditanam tanaman sela baik kacang-kacangan/sayuran. Setelah tajuk saling menutupi, tanaman sela diganti oleh rumput/tanaman legum penutup tanah yg sekaligus berfungsi sebagai penambah nitrogen bagi tanaman jeruk.
2.3 Pemeliharaan
  1. Penyulaman : Dilakukan pada tanaman yg tidak tumbuh.
  2. Penyiangan : Gulma dibersihkan sesuai dgn frekuensi pertumbuhannya, pada saat pemupukan juga dilakukan penyiangan.
  3. Pembubunan : Jika ditanam di tanah berlereng, perlu diperhatikan apakah ada tanah di sekitar perakaran yg tererosi. Penambahan tanah perlu dilakukan jika pangkal akar sudah mulai terlihat.
  4. Pemangkasan : Pemangkasan bertujuan utk membentuk tajuk pohon dan menghilangkan cabang yg sakit, kering dan tidak produktif/tidak diinginkan. Dari tunas-tunas awal yg tumbuh biarkan 3-4 tunas pada jarak seragam yg kelak akan membentuk tajuk pohon. Pada pertumbuhan selanjutnya, setiap cabang memiliki 3-4 ranting atau kelipatannya. Bekas luka pangkasan ditutup dgn fungisida atau lilin utk mencegah penyakit. Sebaiknya celupkan dulu gunting pangkas ke dalam Klorox/alkohol. Ranting yg sakit dibakar atau dikubur dalam tanah.
  5. Pemupukan : Pemberian jenis pupuk dan dosis (gram/tanaman) setelah penanaman adalah sebagai berikut:
    1. 1 bulan: Urea=100; ZA=200; TSP=25; ZK=100; Dolomit=20; P.kandang=20 kg/tan.
    2. 2 bulan: Urea=200; ZA=400; TSP=50; ZK=200; Dolomit=40; P.kandang=40 kg/tan.
    3. 3 bulan: Urea=300; ZA=600; TSP=75; ZK=300; Dolomit=60; P.kandang=60 kg/tan.
    4. 4 bulan: Urea=400; ZA=800; TSP=100; ZK=400; Dolomit=80; P.kandang=80 kg/tan.
    5. 5 bulan: Urea=500; ZA=1000; TSP=125; ZK=500; Dolomit=100; P.kandang=100 kg/tan.
    6. 6 bulan: Urea=600; ZA=1200; TSP=150; ZK=600; Dolomit=120; P.kandang=120 kg/tan.
    7. 7 bulan: Urea=700; ZA=1400; TSP=175; ZK=700; Dolomit=140; P.kandang=140 kg/tan.;
    8. 8 bulan: Urea=800; ZA=1600; TSP=200; ZK=800; Dolomit=160; P.kandang=160 kg/tan.
    9. >8 bulan: Urea >1000; ZA=2000; TSP=200; ZK=800; Dolomit=200; P.kandang=200 kg/tan.
  6. Pengairan dan Penyiraman : Penyiraman jangan menggenangi batang akar. Tanaman diairi sedikitnya satu kali dalam seminggu pada musim kemarau. Jika air kurang tersedia, tanah di sekitar tanaman digemburkan dan ditutup mulsa.
  7. Penjarangan Buah jeruk : Pada tahun di mana pohon jeruk berbuah lebat, perlu dilakukan penjarangan supaya pohon mampu mendukung pertumbuhan dan bobot buah serta kualitas buah terjaga. Buah yg dibuang meliputi buah yg sakit, yg tidak terkena sinar matahari (di dalam kerimbunan daun) dan kelebihan buah di dalam satu tangkai. Hilangkan buah di ujung kelompok buah dalam satu tangkai utama terdapat dan sisakan hanya 2-3 buah.
2.4 Pengendalian Hama dan Penyakit
  1. Kutu loncat (Diaphorina citri.)
Bagian yg diserang adalah tangkai, kuncup daun, tunas, daun muda.  Gejala: tunas keriting, tanaman mati. Pengendalian: menggunakan insektisida bahan aktif dimethoate (Roxion 40 EC, Rogor 40 EC), Monocrotophos (Azodrin 60 WSC) dan endosulfan (Thiodan 3G, 35 EC dan Dekasulfan 350 EC). Penyemprotan dilakukan menjelang dan saat bertunas, Selain itu buang bagian yg terserang.
  1. Kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.)
Bagian yg diserang adalah tunas muda dan bunga. Gejala: daun menggulung dan membekas sampai daun dewasa. Pengendalian: menggunakan insektisida dgn bahan aktif Methidathion (Supracide 40 EC), Dimethoate (Perfecthion, Rogor 40 EC, Cygon), Diazinon (Basudin 60 EC), Phosphamidon (Dimecron 50 SCW), Malathion (Gisonthion 50 EC).
  1. Ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella.)
Bagian yg diserang adalah daun muda. Gejala: alur melingkar transparan atau keperakan, tunas/daun muda mengkerut, menggulung, rontok. Pengendalian: semprotkan insektisida dgn bahan aktif Methidathion (Supracide 40 EC, Basudin 60 EC), Malathion (Gisonthion 50 EC, 50 WP)< Diazinon (Basazinon 45/30 EC). Kemudian daun dipetik dan dibenamkan dalam tanah.
  1. Ulat penggerek bunga dan puru buah (Prays sp.)
Bagian yg diserang adalah kuncup bunga jeruk manis atau jeruk bes. Gejala: bekas lubang-lubang bergaris tengah 0,3-0,5 cm, bunga mudah rontok, buah muda gugur sebelum tua. Pengendalian: gunakan insektisida dgn bahan aktif Methomyl (Lannate 25 WP) dan Methidathion (Supracide 40 EC). Kemudian buang bagian yg diserang.
5.CVPD
Penyebab: Bacterium like organism dgn vektor kutu loncat Diaphorina citri.Bagian yg diserang: silinder pusat (phloem) batang. Gejala: daun sempit, kecil, lancip, buah kecil, asam, biji rusak dan pangkal buah oranye. Pengendalian: gunakan tanaman sehat dan bebas CVPD. Selain itu penempatan lokasi kebun minimal 5 km dari kebun jeruk yg terserang CVPD. Gunakan insektisida utk vektor dan perhatikan sanitasi kebun yg baik.
6.Tristeza
Penyebab: virus Citrus tristeza dgn vektor Toxoptera. Bagian yg diserang jeruk manis, nipis, besar dan batang bawah jeruk Japanese citroen. Gejala: lekuk batang , daun kaku pemucatan, vena daun, pertumbuhan terhambat. Pengendalian: perhatikan sanitasi kebun, memusnahkan tanaman yg terserang, kemudian kendalikan vektor dgn insektisida Supracide atau
7.Jamur upas
Penyebab: Upasia salmonicolor. Bagian yg diserang adalah batang. Gejala: retakan melintang pada batang dan keluarnya gom, batang kering dan sulit dikelupas.Pengendalian: kulit yg terinfeksi dikelupas dan disaput fungisida carbolineum. Kemudian potong cabang yg terinfeksi.
8.Kanker
Penyebab: bakteri Xanthomonas campestris Cv. Citri. Bagian yg diserang adalah daun, tangkai, buah. Gejala: bercak kecil berwarna hijau-gelap atau kuning di sepanjang tepi, luka membesar dan tampak seperti gabus pecah dgn diameter 3-5 mm. Pengendalian: Fungisida Cu seperti Bubur Bordeaux, Copper oxychlorida. Selain itu utk mencegah serangan ulat peliang daun adalah dgn mencelupkan mata tempel ke dalam 1.000 ppm Streptomycin selama 1 jam.
2.5. Panen dan Pasca Panen
Buah jeruk dipanen pada saat masak optimal, biasanya berumur antara 28–36 minggu, tergantung jenis/varietasnya. Buah dipetik dgn menggunakan gunting pangkas. sampai 500 buah per tahun. Produksi jeruk di Indonesia sekitar 5,1 ton/ha masih di bawah produksi di negara subtropis yg dapat mencapai 40 ton/ha.
Pengumpulan, Di kebun, buah dikumpulkan di tempat yg teduh dan bersih. Pisahkan buah yg mutunya rendah, memar dan buang buah yg rusak. Sortasi dilakukan berdasarkan diameter dan berat buah yg biasanya terdiri atas 4 kelas. Kelas A adalah buah dgn diameter dan berat terbesar sedangkan kelas D memiliki diameter dan berat terkecil. Penyortiran dan Penggolongan Setelah buah dipetik dan dikumpulkan, selanjutnya buah disortasi/dipisahkan dari buah yg busuk. Kemudian buah jeruk digolongkan sesuai dgn ukuran dan jenisnya. Penyimpanan
Untuk menyimpan buah jeruk, gunakan tempat yg sehat dan bersih dgn temperatur ruangan 8-10 derajat C. Pengemasan Sebelum pengiriman, buah dikemas di dalam keranjang bambu/kayu tebal yg tidak terlalu berat utk kebutuhan lokal dan kardus utk ekspor. Pengepakan jangan terlalu padat agar buah tidak rusak. Buah disusun sedemikian rupa sehingga di antara buah jeruk ada ruang udara bebas tetapi buah tidak dapat bergerak. Wadah utk mengemas jeruk berkapasitas 50-60 kg.


III.   KESIMPULAN
Adapun kesimpulan adalah saebagai berikut :
1.      Tanaman jeruk adalah tanaman komersil tinggi karena semua lapisan masyarakat menyukai buah jeruk dan banyak mengandung vitamin yang sangat baik untuk tubuh.
2.      Budidaya tanaman jeruk sangat menguntungkan karena harganya tinggi dan semua masyarakat menyukai jadi tidak sulit dlam pemasaran.


Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "BUDIDAYA JERUK"

Post a Comment