TEHNOLOGI BENIH KEDELE

Pendahuluan
            Benih bermutu merupakan syarat mutlak untuk keberhasilan usaha tani kedele. Berbeda dengan pertanaman padi sawah yang pada umurnya di tanam dengan menggunakan bibit yang telah disemaikan terlebih dahulu. Sedangkan pada pertanaman kedele, di mana biji yang di tanam langsung dan apabila ada yang tidak tumbuh berarti populasi tanaman persatuan luas akan berkurang. Disamping itu kedele tidak dapat mernbentuk anakan, sehingga ruang kosong akibat benih tidak tumbuh akan menyehabkan tidak dapat tertutup oleh tanaman yang ada. Penyulaman umumnya memberikan tanaman yang kurang baik karena matangnya lebih lambat dan sering terserang hama yang lebih parah. Pcnyulaman dengan memindahkan kecambah yang tclah tumbuh dapat memberikan tanaman yang baik, namun memerlukan tenaga dan kesabaran dalam menambah jumlah benih yang diperlukan.     

            Penanaman kedele umumnya akan mengadakan kompensasi pertumbuhan dan hasil, bila populasi tanaman hanya berkurang 20%. Jika populasi tanaman di bawah 73% dan populasi seharusnya, maka hasil tanaman sudah dikatakan menurun. Apabila benih yang tidak tumbuh dan tidak merata diseluruh pertanaman, maka kedele yang di tanam pada lahan sawah umumnya berkisar antara 50-70% dan jumlah benih yang di tanam, karena daya tumbuhnya yang rendah atau serangan hama lalat kacang.          

            Di Indonesia penangkar benih kedele masih langka dan saat ini baru ada tiga perusahaan benih kedele yaitu PT Kapus Indah, PT Sang Hyang Sri, PT Patra Tani masing-masing rnenghasilkan benih 100 ton. Diperkirakan kebetulan benih kedele pertahun sekitar 34.000 ton atau diperlukan pertanaman benih seluas 4.500 Ha dengan asuransi bahwa satu hektar dapat menghasilkan 0,7 ton benih. Namun perusahaan benih kedele di Indonesia menghadapi beberapa masalah, yaitu:            
I). pertanaman pembenihan harus di lakukan pada saat musim tanam tidak optimal.          
2). resiko kegagalan sangat besar.     
3). Petani kedele umumnya petani kecil yang enggan membeli benih.          
4). benih yang tidak terjual dalam waktu 4 bulan akan rusak dan tidak dapat dijual lagi sebagai     benih.
3). harga benih kedele umurnnya kurang menarik.

Syarat benih bermutu          
            benih bermutu tinggi apabila memenuhi persyaratan Sebagai berikut           
I) murni dan diketahui nama varietasnya      
2) berdaya kecambah tinggi yaitu 80% atau lebih     
3) mempunyai vigor yang baik, yaitu tumbuhnya cepat dan serempak, serta kecambahnya sehat
4) bersih, tidak tercampur biji rumput, kotoran atau biji tanaman lain          
5) sehat, tidak menularkan penyakit serta tidak terinfeksi cendawan yang menyebabkan    buruknya kecambah   
6) bernas, tidak keriput, tidak ada bekas gigitan serangga serta telah kering benar  

            Benih kedele tidak memerlukan dormansi (waktu istirahat) setelah panen, sehingga semakin baru benih kedele semakin baik daya tumbuhnya dan vigornya. Benih yang tersimpan 6 bulan atau lebih diruangan biasa, daya kecambahnya akan menurun dan vigornya kurang baik.       

            Disamping itu pula warna dan penampilan biji yang mengkilap tidak dapat dijadikan perkiraan daya tumbuh benih. Oleh karena itu benih perlu di uji daya kecambahnya sebelum di tanam. Benih yang daya kecambahnya agak rendah perlu di tanam lebih rapat.     
Keperluan benih tiap hektar ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu
I) jarak tanam atau populasi tanaman tiap hektar sesuai dengan yang dikehendaki
2) ukuran biji ( bobot 100 biji )          
3) daya tumbuh benih            
Perkiraan benih per hektar dapat dihitung dengan rumus     
Keterangan : benih yang diperlukan per hektar         
p= jarak antar barisan ( cm )   
q= jarak rumpun tanaman dalam barisan (cm).          
r = daya kecambah benih (angka persentase)
S= bobot 100 biji ( gram        
t= Jumlah tanaman perrumpun           

            Bobot 100 biji kedele umumnya berkisar antara 7 sampai 14 gram. Populasi optimal tanaman kedele perhektar berkisar antara 300.000 hingga 500.000 tanaman. Pada tanah yang subur, tanaman kedele lebih cocok di tanam jarang (300.000 tanaman/ha), sedangkan pada tanah yang kurus Iebih baik di tanam rapat ( 500.000 tanamn / ha ).

Cara Mcemproduksi benih 
            Memproduksi benih kedele pada dasarnya sama dengan menanam kedele untuk konsumsi. Namun agar dapat diperoleh biji yang dapat menjadi benih bermutu tinggi, perlu diperhatikan syarat-syarat sebagai berikut  
1). Daerah mempunyai iklim yang sesuai yaitu curah hujan sedang (150-200 mm / bulan) pada       masa pertumbuhan, dan curah hujan kirang 50 mm perbulan pada saat matang polong, serta       suhu harian tidak lebih 35°C. Kelembaban udara yang rendah ( 70% ) pada saat polong     matang sangat menguntungkan.        
2). Tanahnya subur dan airnya cukup tersedia, sehingga diperoleh tanaman yang baik, dan             menghasilkan biji bernas.            
3). pertanaman bebas dan gangguan hama, terutama hama yang melukai biji. Pada umumnya         semua jenis hama mempengaruhi mutu benih kedele yang dihasilkan.  
4). Bebas gangguan penyakit
5). Bebas gulina sejak kedele tumbuh hingga rnasa panen    
6). Jarak tanarn teratur, sebaiknya agak Jarang (40xI5cm) agar tanaman tumbuh optimal.
7). Di panen pada saat tanaman telah matang dan biji segera dikeringkan hingga mencapai kadar   air 10%.               

            Agar benih kedele yang dihasilkan tidak terlalu lama tersirnpan di gudang sebelum di tanam oleh petani, maka ada baiknya penangkaran benih dilakukan 4 - 6 bulan sebelum musim tanam kedele tiba.     

Pengaruh Hama dan Penyakit Terhadap Benih   
            Diantara hama kedele, kepik hijau ( Nezara Viridula) adalah yang paling menurunkan mutu benih kedele, karena biji-bijinya yang telah terhisap oleh hama tersebut sering kali tidak menunjukkan gejala yang terlihat mata dalam proses sortasi, sehingga ikut dijadikan benih.
Serangan hama ulat penggerek biji ( Etiella zincknella ) mengakibatkan biji kedele luka dan mudah terlihat mata, sehingga mudah dibuang pada waktu sortasi. Pengaruh sengatan kepik hijau yang ringan (tidak nampak oleh mata) dapat menurunkan daya kecambah hingga tinggal 66%. Apabila sengatan sarnpai terlihat jelas, serta bii kelihatan berwarna coklat, maka daya kecambah benih yang baru di panen hanya 1%.          

Hama ulat pemakan daun pada umumnya mengakibatkan biji kedele yang dihasilkan tidak bernas, pipih atau Iebih kecil dari semestinya. Biji-biji yang pipih dan kecil pada umumnya mempunyai daya kecambah dan vigor yang rendah.      Penyakit karat daun ( Phakospora pchyrhyzi ) pada umumnya menyerang daun sejak masa pernbungaan hingga pengisian polong. Daun-daun yang terserang berubah menjadi coklat dan rontok sebelum waktunya, sehingga biji kedele yang dihasilkan menjadi kecil, pipih dan tidak bernas. OIeh karena itu benih yang terserang penyakit karat yang berat tidak baik untuk dijadikan benih.            

Di antara penyakit yang dapat ditularkan oleh benih kedele yang di panen tanaman yang sakit   ialah Virus Mosaik Kedele ( VMK ). Biji yang terinfeksi oleh virus tersebut menunjukkan warna coklat kehitaman yang melingkar pada biji kedele. Benih kedele yang terinfeksi oleh virus Mosaik Kedele akan tumbu kerdil dan merupakan sumber penularan virus.         
Serangan cendawan terhadap polong atau biji pada saat tanaman telah matang, dan sering terjadi bila saat menjelang panen hujan turun terus menerus, sehingga kedele yang telah matang tertahan di lapang dan tidak di panen. Pada situasi yang demikian, banyak cendawan menginfeksi polong dan akhirnya menjalar kebiji. Di antara cendaw an yang sering mcnyerang polong matang adalah cendawan pembusuk polong ( Diaphe pseoIorum var sojae, Fusariurn SPP, Colletotrichum dernatium var trncata ).

            Cendawan penyebab bercak ungu pada biji ( Cercospora kikuchii ) sering ditemukan bila kelembaban udara tinggi pada saat panen. Untuk rnenghindari serangan cendawan tersebut, kedele harus segera di panen dan dikeringkan bila telah matang. Benih-henih yang telah terinfeksi cendawan enunjukkan gejala warna kusam, tidak mengkilat dan Sering terdapat kerutan pada kulit biji. Biji yang menunjukkan warna demikian tidak baik untuk benih, karena daya kecambahnya akan menjadi rendah.       

            Cendawan yang sering meninfeksi benih di lapang adalah    dari genus Alternaria,  Botryodiplodia, Cercospora,     Colletotrichum, Culvullaria, Fusarium, Gloesporium,Phaet-  tichonis, Phoma, Phomopsis, Phitomyses dan Rhizoctonia. 


Cendawan yang sering dijumpai pada penyimpanan adalah dari genus Aspergillus,   Rhizopus, Penici Ilium, (Thactonium. Dengan perawatan pra dan pasca panen yang baik, infeksi cendawan-cendawan tersebut dapat dihindari.



Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "TEHNOLOGI BENIH KEDELE"

Post a Comment