MEMBUDIDAYAKAN PINANG SIRIH

A. Lingkungan Tumbuh     
            Pelaksanaan budidaya pinang sirih selain tidak sulit juga tidak memerlukan perlakuan khusus dalam pemeliharaan atau perawatannya. Yang penting bila kita berkeinginan untuk mengusahakan tanaman ini secara komersial adalah mempunyai lahan cukup luas dan ini tidaklah berbeda dengan persyaratan untuk mengkomersialkan komoditi perkebunan lain.
Tanaman pinang sirih dapat tumbuh di segala jenis tanah pada ketinggian antara 0—1.400 meter di atas permukaan laut. Tetapi ketinggian idealnya berkisar antara 0 – 750 meter di atas permukaan laut. Meskipun pinang sirih dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, namun supaya pertumbuhannya baik memerlukan tanah yang banyak mengandung unsur hara serta tidak berbatu atau berkapur.            
            Pinang sirih membutuhkan sinar matahari yang cukup dan tidak terdapat genangan air yang terus-menerus di sekitarnya. Sedangkan suhu lingkungan yang diperlukan adalah berkisar antara 20 – 32°C,   dengan curah hujan cukup tinggi yaitu antara 2.000 – 3.000 milimeter per tahun.           

B. Cara Perbanyakan          
            Perbanyakan pinang sirih dilakukan dengan biji dan buah yang benar-benar sudah tua. Biji yang akan dijadikan benih harus diambil dari pohon induk yang berumur kira-kira 15 tahun atau lebih. Akan lebih baik lagi kalau produksi buah dan pohon induk tersebut setiap tahunnya mampu menghasilkan sekitar 350 butir atau lebih per pohon.            
            Cara perbanyakan untuk skala besar, hendaknya proses pembibitan pinang sirih dilakukan dalam bedengan khusus dengan ukuran tergantung keperluan. Tanah bedengan untuk tempat persemaian ini terlebih dahulu digemburkan dan dicampur pupuk kandang yang telah masak serta pasir dengan perbandingan sama, yaitu 1:1:1. Sebelum ditanam pada bedengan persemaian, buah pinang sirih yang hendak dibibitkan direndam dalam air bersih selama tiga hari tiga malam. Tujuan perendaman adalah untuk mempermudah terjadinya perkecambahan. Buah tersebut tidak perlu dikupas atau dibuang kulitnya lebih dahulu sebelum ditanamkan.       
            Setelah perendaman buah calon bibit selesai, kemudian lansung disemaikan dengan cara membenamkannya pada bedengan yang sudah disiapkan. Jarak tanam di persemaian ini cukup berukuran 15 x 30 cm. Setelah biji ditanam harus ditutup dengan tanah gembur setebal 10 cm. Untuk mencegah terkena guyuran air hujan yang terlalu deras atau terik matahari yang terlalu panas, bedengannya diberi naungan dan setiap tiga hari sekali perlu dilakukan penyiraman secukupnya.
            Kalau proses pembibitan dilakukan dengan cara yang benar, maka dalam satu bulan biji akan mulai berkecambah dan pada umur tiga bulan tunasnya akan muncul di permukaan tanah. Setelah berumur enam bulan, bibit pun siap ditanamkan di lapangan. Pembibitan pinang sirih dapat dilakukan pula pada kantong plastik atau polybag dengan perbandingan komposisi media tanam yang sama seperti untuk media tanam dalam bedengan, masing-masing 1 bagian tanah, pupuk kandang dan pasir.
           
C. Penanaman dan Pemeliharaan  
            Pinang sirih hasil pembibitan sebaiknya ditanam pada awal musim hujan supaya tidak terlalu repot dalam penyiraman. Bila penan aman tidak dilakukan pada awal musim hujan, maka bibit-bibit yang baru ditanam tersebut harus disiram secukupnya agar tidak mati kekeringan.
            Jarak tanam di lapangan atau kebun dapat bervariasi, misalnya 250 x 250 cm atau 250 x 500 cm dengan ukuran lubang tanam cukup 50 x 50 x 50cm. Setelah bibit ditanamkan, kemudian di sekelilingnya ditimbun dengan tanah yang sudah dicampur pupuk kandang atau kompos secukupnya (1—2 blek) dan NPK sebanyak 50—75 gram untuk setiap lubang tanam. Sebaiknya lubang tanam dibuat sekitar 4 – 8  minggu sebelum penanaman bibit. Lubang tanam tersebut juga perlu dibiarkan menganga terus-menerus untuk menerima sinar matahari penuh sekitar 2 – 4  minggu.
            Akan tetapi sebagai ancer-ancer, pada tahun pertama sebaiknya dilakukan tiga kali penyiangan untuk mencegah tumbuhnya rumput atau gulma lain yang tumbuh di sekitar tanaman pinang sirih tersebut. Kemudian pada tahun kedua dan seterusnya, penyiangan cukup dilakukan dua kali saja setiap tahunnya atau bergantung pada keperluan.       
            Waktu pemupukan sebaiknya dilakukan pada awal dan akhir musim hujan, yakni setelah penyiangan. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan dapat disesuaikan dengan kebutuhan atau tepatnya berg antung pada tingkat kesuburan tanah. Cara pemberian pupuk tersebut, baik pupuk kandang atau kompos maupun pupuk buatan, yaitu dengan membenamkannya di sekeliling tanaman tepat di bawah tajuk daun. Hingga kini belum dilaporkan adanya hama maupun penyakit yang membahayakan tanaman pinang sirih.
           
D. Pemanenan          

            Yang selama ini dianggap sebagai hasil utama dan tanaman pinang sirih adalah buahnya yang sudah tua. Biasanya, dengan cara pemeliharaan yang seadanya pinang sirih mulai berbunga dan Sekaligus menghasilkan buah setelah tanaman berumur sekitar 4 – 6 tahun. Puncak produksi buahnya dicapai pada umur antara 10 – 15  tahun bahkan hingga 20 tahun. Kalau sudah lebih dan umur 20 tahun, biasanya produksi buah akan mengalami penurunan. Buah yang dipanen atau dipetik yaitu yang sudah masak. Ciri-ciri buah pinang sirih yang masak adalah sudah berubah dan hijau menjadi jingga atau merah.   Pemanenan buah dapat dilakukan dengan cara memetik buah satu per satu apabila tingkat kemasakannya belum merata atau dapat juga dipotong pada pangkal tangkai buah jika tingkat kemasakannya sudah merata atau seragam. Khusus bagi pinang sirih yang pohonnya sudah tua dan tinggi, maka pemanenan buah harus dipanjat seperti memetik buah kelapa. Tanaman pinang sirih yang sudah dewasa, untuk setiap tahunnya dapat dipanen antara 4 – 6  kali dan dari setiap tandan umumnya terdiri atas 20 – 60  buah.        



E. Penanganan Pascapanen
            Sudah sejak lama biji pinang sirih Indonesia tampil sebagai salah satu komoditi ekspor nonmigas. Untuk menghasilkan biji pinang sirih yang siap diekspor atau dijual, terlebih dahulu perlu dilakukan pengolahan. Proses pengolahan biji pinang sirih sangat mudah dan cukup menggunakan peralatan yang murah dan sederhana.
Buah pinang sirih masak dan hasil pemanenan langsung dikeringkan dengan cara menjemurnya pada terik matahari. Tujuan pengeringan selain untuk mempermudah pengupasan kulit juga untuk menurunkan kadar air yang terdapat di dalam biji. Pengeringan merupakan faktor yang perlu diperhatikan, karena biji pinang sirih yang tidak kering mudah ditumbuhi jamur. Setelah buah pinang benar – benar kering, barulah biji diambil atau dikeluarkan dengan cara dipecah. Lama waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan biji pinang kering dari sejak buah dipetik sampai siap dijual berkisar antara 10 – 20 hari, tergantung pada keadaan cuaca.
 Tetapi jika pengeringannya menggunakan alat pengering buatan (artificial drying), hanya membutuhkan waktu sekitar 5 hari saja. Sesudah biji pinang sirih tersebut dikeluarkan, kemudian dilakukan sortasi untuk memisahkan antara biji yang rusak atau pecah dengan biji yang utuh. Pekerjaan sortasi sangat penting, karena selain untuk menentukan mutu juga berpengaruh terhadap harganya. Biji pinang sirih yang akan diekspor dapat dikemas dengan karung gobi dengan syarat bersih, kuat, kering dan dijahit. Namun dapat juga menggunakan bahan pengemas lain yang sesuai dan tidak merusak biji pinang sirihnya.
            Jika biji pinang sirih yang sudah dikemas akan disimpan dahulu dalam jangka waktu tertentu, maka kondisi gudang atau ruang peyimpanannya perlu diperhatikan. Syarat yang harus dipenuhi untuk ruang penyimpanan, antara lain: bersih, kering atau tidak lembab, dan sirkulasi udaranya berjalan lancar.          
F. Sistein Tumpangsari        
            Diversifikasi usahatani dengan cara menganekaragamkan komoditi yang diusahakan pada suatu lahan atau biasa disebut dengan sistem tumpangsari ternyata bisa memberikan beberapa keuntungan. Alasannya, karena selain merupakan salah satu cara untuk memanfaatkan lahan semaksimal mungkin juga jenis komoditi yang dihasilkan lebih banyak atau beragam. Yang lebih penting lagi dengan menerapkan cara tersebut adalah akan dapat memberikan nilai tambah ekonomi yang lebih besar.     
            Sistem usahatani tumpangsari yang dikenal pula dengan sistem budidaya polikultura, dapat pula diterapkan terhadap tanaman pinang sirih. Banyak jenis tanaman yang dapat dibudidayakan bersama – sama  dengan tanaman pinang sirih. Tetapi tentu saja tanaman yang ditumpangsarikan tersebut harus dipilih dan jenis yang sekiranya menguntungkan.        
Jenis tanaman yang dipilih dalam tumpangsari ini sebaiknya mem iliki nilai ekonomi (cukup) tinggi dan tidak membutuhkan waktu yang lama serta biaya yang besar dalam pembudidayaannya. Tanaman yang berpotensi untuk ditumpangsarikan adalah tanaman kelomp ok palawija seperti ubi jalar, jagung, kacang kedele, kacang hijau dan sebagainya.

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "MEMBUDIDAYAKAN PINANG SIRIH"

Post a Comment