1.
Antraknosa
Antraknosa sering
disebut sebagai penyakit kering buah. Penyebabnya adalah beberapa jenis
cendawan, diantaranya Colletotrichum
capsici, Gleosporium piperatum, dan G. gloeosporiodes. Cendawan-cendawan
ini tidak hanya menginfeksi buah,
tetapi juga bagian-bagian lainnya. Pada buah yang terinfeksi, baik yang muda
maupun yang tua, akan timbul bercak-bercak yang makin lama makin melebar
sehingga memenuhi seluruh permukaan buah. Akibatnya buah mengerut, busuk, kering berwarna kehitaman
dan gugur. Kalau diperhatikan, ditengah bercak-bercak itu terdapat cendawan
berwarna jingga atau kemerahan.
Bagian lain yang
biasanya terinfeksi adalah ujung/pucuk tanaman. Pada pucuk tanaman terlihat
bintik-bintik putih, mula-mula hanya berupa bercak kecil, lama-kelamaan melebar
dan merata kebagian lain. Bila sudah parah tanaman segera mati.
Penyakit antraks
ini bisa muncul kapan saja, tetapi serangan berat biasanya terjadi pada saat
curat hujan tinggi. Pengendalian dapat dilakukan dengan pengaturan waktu tanam
agar tidak bertepatan dengan musim hujan, tetapi menjelang akhir musim hujan.
Selain itu, dengan penyemprotan fungisida sedini mungkin, yaitu fungisida yang
berbahan aktif propineb, mankozeb, kaptan, metiram, maneb, atau lainnya. Dan
bagian tanaman yang terlanjur kena serangan dimusnahkan agar tidak menjalar kebagian lainnya.
2.
Penyakit layu
Penyakit layu
sering menjadi momok petani cabai karena bisa mengagalkan panen. Penyakit ini
disebabkan oleh cendawan Fusarium (
sering disebut layu fusarium ), atau bakteri Pseudomonas solanacearum.
Gejala infeksi
cendawan dan bakteri sama, yaitu daun nampak berwarna hijau, terkulai, dan
seluruh tanaman menjadi layu. Bila sedang berbuah, buahnya tidak segar dan
pertumbuhan terhambat. Tanaman yang sudah terlanjur terinfeksi cendawan atau
bakteri tidak dapat diselamatkan lagi, satu-satunya cara dengan membuang bagian
tanaman atau tanaman yang terinfeksi dan membakarnya. Bahkan bila serangan
menghebat, sebaiknya lahan tidak ditanami cabai selama beberapa musim.
Bila hanya sedikit
bagian yang terinfeksi, sebaiknya segera diatasi dengan penyemprotan pestisida
berbahan aktif tembaga oksilorida, maneb, metiram, atau streptomisin sulfat.
Sebagai pencegahan sebaiknya dihindari perlukaan akar. Penanaman cabai juga
sebaiknya juga tidak terus menerus pada satu areal yang sama, tetapi digilir
dengan tanaman yang lain.
3.
Busuk daun
Busuk dau
disebabkan oleh cendawan Phytopthora
capsici. Infeksi cendawan ini menyebabkan daun-daun membusuk dan
berguguran. Infeksi berawal dari pucuk-pucuk tanaman lalu meluas kebagian daun
yang lain sehingga daun layu, membusuk dan berguguran. Pengendalian dini
dilakukan dengan penyemprotan fungisida berbahan aktif propineb, tembega
oksiklorida, mankozeb, kaptafol, atau kaptan. Bila sudah ada bagian tanaman
yang terinfeksi sebaiknya dibuang terlebih dahulu sebelum dilakukan
penyemprotan fungisida.
0 Response to "PENYAKIT PADA TUMBUHAN CABAI "
Post a Comment