Latar Belakang :
Dalam rangka peningkatan produksi
dan produktivitas tambak, sejak tahun 1984 / 1985 pemerintah telah mencanangkan
program Intensifikasi Tambak (Intam) melalui penerapan SAP- TA USAHA
pertambakan yang meliputi
1. Perbaikan konstruksi tambak.
2. Penyediaan dan pengaturan air sesuai dengan keperluan.
3. Pengolahan tanah, pemupukan dan pemberian makanan tambahan.
4. Pengendalian hama dan penyakit.
5. Penebaran benih unggul.
6. Pengelolaan dan pemasaran hasil.
7. Management usaha yang baik.
Salah satu unsur Sapta Usaha
yang tidak boleh diabaikan ialah pengendalian hama dan penyakit, karena factor inilah
yang merupakan keberhasilan suatu usaha budidaya tambak udang dan bandeng.
Tindakan yang paling baik untuk melakukan pengendalian hama ialah tindakan
pencegahan (preventif), karena cara inilah yang tidak mengganggu terhadap
lingkungan.
Jenis-jenis ikan liar yang hidup ditambak dibedakan dalam 2 jenis yaitu
1. Jenis
ikan liar yang buas dan sangat berbahaya (merupakan hama pada tambak udang) misalnya ikan kakap, payus atau bandeng laki,
bulan-bulan, kerong-kerong, blaro atau turak, sembilang
dan lain-lain.
2. Jenis ikan liar yang tidak buas, tetapi cukup berbahaya karena dapat merupakan penyaing misalnya mujair, kepala timah, belut dan lain-lain.
PengendaIian.
a. Tindakan pencegahan ini yang dapat dilaku kan adalah sebagai berikut :
* Melakukan pengeringan tanah dasar tam bak, agar beberapa organisme yang tidak diharapkan dapat dimusnahkan dan juga dapat menghilangkan adanya gas bio.
* Waktu pengeringan tanah dasar dipelataran harus diratakan sehingga tidak ada kubangan, sebab kubangan sekecil apapun, dapat menjadi tempat persembunyian ikan liar.
* Setelah itu tanah dasar dijemur sampai retak-retak, dan diberikan kapur sekitar 0,5 - 1 ton/Ha terutama dibagian tanah yang tidak dapat kering. Selain membunuh ikan, pemberian kapur juga berpengaruh baik terhadap keadaan tanah dasar.
* Dalam usaha pencegahan ini perlu dijaga agar jangan terjadi bocoran pada pematang, karena ikan liar dapat masuk kedalam tambak melalui bocoran.
* Saringan perlu dipasang pada pintu pemasukan air.
2. Jenis ikan liar yang tidak buas, tetapi cukup berbahaya karena dapat merupakan penyaing misalnya mujair, kepala timah, belut dan lain-lain.
PengendaIian.
a. Tindakan pencegahan ini yang dapat dilaku kan adalah sebagai berikut :
* Melakukan pengeringan tanah dasar tam bak, agar beberapa organisme yang tidak diharapkan dapat dimusnahkan dan juga dapat menghilangkan adanya gas bio.
* Waktu pengeringan tanah dasar dipelataran harus diratakan sehingga tidak ada kubangan, sebab kubangan sekecil apapun, dapat menjadi tempat persembunyian ikan liar.
* Setelah itu tanah dasar dijemur sampai retak-retak, dan diberikan kapur sekitar 0,5 - 1 ton/Ha terutama dibagian tanah yang tidak dapat kering. Selain membunuh ikan, pemberian kapur juga berpengaruh baik terhadap keadaan tanah dasar.
* Dalam usaha pencegahan ini perlu dijaga agar jangan terjadi bocoran pada pematang, karena ikan liar dapat masuk kedalam tambak melalui bocoran.
* Saringan perlu dipasang pada pintu pemasukan air.
b. Tujuan / Mamfaat
Bila usaha preventif kurang memberikan hasil yang memuaskan maka perlu dilakukan pemberantasan.
Pemberantasan dilakukan dengan menggunakan racun selektif yaitu racun yang pada dosis tertentu dapat mematikan ikan liar, tetapi tidak berpengaruh pada udang, Jenis racun yang bersifat selektif untuk tujuan ini adalah Rotenon.
- Rotenon ini berasal dari tanaman akar tuba (Derris Sp), telah dikenal bertahun-tahun yang silam sebagai racun ikan.
- Kadar rotenon dalam akar tuba basah ber variasi 1 - 17%, dan dari hasil penelitian ternyata akar kecil mengandung rotenon lebih banyak dari pada akar besar.
- Kadar rotenon tinggi dijumpai pada tanaman akar tuba yang berumur 2 tahun dan setelah itu kadarnya menurun.
- Larutan berwarna putih seperti susu dan berbau tajam menandakan kandungan rotenon masih tinggi. Larutan yang warna kemerah-merahan dan bau tidak tajam menandakan tidak baik lagi dan daya racun rendah.
- Rotenon mudah terurai (hilang daya racun) oleh udara dan sinar matahari, sehubungan dengan hal itu akar tuba yang terlalu lama disimpan daya racunnya menurun, karena itu pemakaian akar tuba yang masih segar sangat dianjurkan, karena lebih efektif.
c. Rekomendasi (Arahan/Bimbingan )
1. Untuk 1 Ha tambak diajurkan menggunakan akar tuba sebanyak 3 - 4 Kg.
2. Akardipotong kecil-kecil kemudian direndam dalam air selama 24 jam.
3. Sesudah perendaman akar ditumbuk, kemudi an masukkan dalam 10 liter air dan diperas berulang-ulang sampai sarinya keluar semua
4. Air dalam tambak dikeringkan hingga batas 5 - 10 cm, kemudian larutan akar tuba ditebar kan merata kedalam tambak.
5. Biarkan selama 3 - 4 hari, kemudian tambak dicuci kembali dengan cara membuka pintu air yang dilengkapi dengan saringan.
6. Pencucian tambak sesuai dengan pasang surut selama 7 hari.
Apabila pengeringan air pada batas
minimal tidak bisa dilakukan maka dapat diguna
kan pedoman sebagal berikut :
Apabila dilapangan sukar didapat
tanaman akar tuba maka dapat digunakan Chemfish
5 EC yang merupakan bahan jadi. Chemfish
merupakan racun ikan (Piscida) yang
mengandung Rotenon 5% bersifat racun kontak dan selektif. Dalam penggunaan tidak boleh dicampur dengan Pestisida
lainnya.
Untuk membasmi ikan liar pemangsa/pesaing, dosis yang disarankan adalah 3 - 4 ppm, artinya untuk tiap 1 m kubik air tambak digunakan 3 - 4 cc Chemfish 5 EC.
Untuk membasmi ikan liar pemangsa/pesaing, dosis yang disarankan adalah 3 - 4 ppm, artinya untuk tiap 1 m kubik air tambak digunakan 3 - 4 cc Chemfish 5 EC.
0 Response to "Pengendalian ikan liar pada Tambak"
Post a Comment