Waktu
dibutuhkan untuk menyelesaikan proses dekomposisi dan mineralisasi berkisar
mulai harian sampai tahunan, tergantung pada 2 faktor utama yaitu : (1) kondisi
lingkungan di dalam tanah, dan (2) kualitas residu yang ditambahkan sebagai
sumber makanan untuk organisme tanah. Kondisi lingkungan yang sesuai untuk
dekomposisi dan mineraliasasi cepat adalah pH mendekati netral, kelembaban
tanah cukuo, dan aerasi baik (kira-kira 60% dari ruang pori total tanah terisi
oleh air), dan temperatur hangat (25 – 35oC).
Sedangkan faktor fisik
yang mempengaruhi kualitas residu adalah lokasi penempatan residu. Bila residu
ditempatkan diatas tanah biasanya lebih lambat terdekomposisi dan lebih
bervariasi daripada yang dibenamkan di daerah perakaran tanaman, karena adanya
pengaruh aktivitas fauna tanah atau pengolahan tanah. Residu-residu yang ada di
permukaan lebih cepat kering akibat adanya temperatur yang ekstrim. Unsur-unsur
hara yang termineralisasi dari residu di eprmukaan lebi peka terhadap
kehilangan akibat aliran permukaan atau oleh proses volatilisasi daripada yang
dibenamkan kedalam tanah. Secara fisik, residu du permukaan di luar jangkauan
mikroorganisme tanah. Sedangkan residu yang dibenamkan lebih dekat kontak
dengan organisme tanah dan kondisinya lebih lembab, sehingga dapat
terdekomposisi lebih cepat, namun dapat hilang melalui pencucian.
Ukuran partikel juga
merupakan fakror fisik penting yang lain. Semakin kecil ukuran partikel,
semakin cepat laju dekomposisi. Ukuran partikel yang kecil dapat diperoleh
secara alami dari jenis residu yang ada, atau dapat dihaluskan dengan grinder
atau juga telah dihancurkan oleh fauna tanah. Pengurangan ukuran residu sacara
fisik mengekspos lebih luas permukaan untuk dekomposisi, dan juga dapat
memecahkan dinding sel yang mengandung lignin dan lapisan luar yang mengadung wax, sehingga mengekspos lebih siap
sel-sel dari jaringan yang terdekomposisi.
Pengaruh ekologi tanah
terhadap proses mineralisasi N melibatkan seluruh jejaring makanan dalam tanah,
tidak hanya bakteri dan fungi saprofit. Sebagai contoh, ektika residu organik
ditambahkan ke dalam tanah, bakteri dan fungi tumbuh secara cepat di atas
sumber makanan tersebut, menghasilkan biomas sel bakteri dan fungi dalam jumlah
besar yang mengandung banyak N yang berasal dari residu. Hingga biomas mikroba
mulai mati, N diimobilisasi dan tidak tersedia bagi tanaman. Namun, ekosistem
tanah yang sehat akan mengandung nematoda, protozoa, dan cacing tanah yang
memberi makan bakteri dan fungi. Oleh karena rasio C/N binatang tidak terlalu berbeda
dari makanan mikroba tersebut, dan sebagian besar C dikonversi menjadi CO2 oleh
proses respirasi, maka binatang tersebut segera mencernak lebih banyak N dari
pada yang mereka konsumsi. Kemudian mereka mengeksresi kelebihan N, terutama
dalam bentuk NH4 +, masuk ke dalam larutan tanah, memberikan N mineral yang
tersedia bagi tanaman. Aktivitas makan memakan hewan-hewan tanah secara
mikrobal dapat meningkatkan laju mineralisasi N hingga 100%. Pengelolaan tanah
yang menyesuaikan jejaring makanan kompleks dengan berbagai level trofik dapat
diharapkan meningkatkan siklus dan efisiensi penggunaan hara.
0 Response to "Faktor yang Mengendalikan Laju Dekomposisi dan Mineralisasi"
Post a Comment