MENGENAL BIOURINE

1.     PENDAHULUAN

Kebutuhan akan bahan pangan terus juga meningkat seiring dengan pertambahan penduduk. Dengan kemajuan teknologi beberapa produksi pertanian masih dapat ditingkatkan melalui upaya intensifikasi pertanian. Upaya intensifikasi ini juga akhir-akhir mengalami hambatan seperti semakin kecilnya subsidi pemerintah terhadap sarana produksi pertanian ( pupuk, pestisida, dan lain-lain).
Dengan adanya krisis ekonomi global yang ikut dirasakan oleh negara kita sampai sekarang, dampak ini juga dirasakan oleh para petani. Dimana daya beli masyarakat tani menjadi berkurang, dan ditambah lagi harga pupuk dan sarana produksi lain yang semakin tinggi. Masalah ini menyebabkan petani tidak banyak menerapkan budidaya yang baik untuk meningkatkan produksinya.
Masalah lain dari pupuk buatan (anorganik) yang digunakan selama ini adalah menyebabkan rusaknya struktur tanah akibat pemakaian yang terus menerus sehingga perkembangan akar tanaman menjadi tidak sempurna. Hal ini juga akan memberi dampak terhadap produksi tanaman yang diusahakan pada tanah yang biasa diberikan pupuk buatan. Begitu juga dari efek sarana produksi terhadap lingkungan telah banyak dirasakan oleh masyarakat petani, penggunaan pupuk buatan yang terus menerus menyebabkan ketergantungan dan lahan mereka menjadi lebih sukar untuk diolah.
Sistem budidaya secara organik kini telah menampakan hasil yang cukup signifikan pada tingkat peneliti tetapi ditingkat petani masih terbatas yang menerapkannya. Begitu juga penerapan budidaya secara hidroponik. Hidroponik adalah teknik budidaya tanaman tampa menggunakan media tanah sebagai media tumbuhnya. Sistem hidroponikpun mempunyai kelemahan dalam pembiayaan awal dan operasinya. Sehingga hidroponikpun kurang berkembang di masyarakat tani. Sistem hidroponik sangat mahal, terutama untuk pemberian nutrisi tanamanannya (70 % biaya produksi digunakan untuk hal ini).
Di lain pihak produksi yang rendah disebabkan beberapa hal, yaitu banyak petani yang belum menerapkan cara budidaya yang baik, seperti penggunaan pupuk yang kurang berimbang, perawatan yang kurang intensif dan salah perhitungan waktu tanam.
Tetapi sekarang dengan telah berkembangnya teknologi fermentasi masalah nutrisi pada sistem budidaya hidroponik dan budidaya lahan darat telah memberikan harapan baru. Apalagi bahan baku yang digunakan untuk membuat nutrisi juga merupakan limbah dari peternakan, yang selama ini juga sebagai bahan buangan.
Pupuk organik merupakan pupuk dengan bahan dasar yang diambil dari alam dengan jumlah dan jenis unsur hara yang terkandung secara alami. Dapat dikatakan bahwa pupuk organik merupakan salah satu bahan yang sangat penting dalam upaya memperbaiki kesuburan tanah secara aman, dalam arti produk pertanian yang dihasilkan terbebas dari bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia sehingga aman dikonsumsi.
Pupuk organik sendiri terdiri atas tiga macam, yakni: 1) Pupuk Organik; 2) Pupuk Hayati; dan 3) Pupuk Hijau. Pupuk organik adalah nama kolektif untuk semua jenis bahan organik yang berasal dari tanaman dan hewan yang dapat dirombak menjadi hara bagi tanaman. Pupuk organik lebih ditujukan kepada kandungan C-organik  (bahan organik) tinggi. Nilai C-organik itulah yang menjadi pembeda antara pupuk organik (C-organik tinggi) dengan pupuk anorganik (C-organik rendah).
Pupuk hayati merupakan inokulan berbahan aktif organisme hidup yang berfungsi untuk menambat unsur hara tertentu, atau memfasilitasi tersedianya unsur hara di tanah bagi tanaman. Organisme pada pupuk hayati yang memfasilitasi tersedianya hara antara lain cendawan mikoriza arbuskuler dan mikroba pelarut fosfat.






2.    MENGENAL BIOURINE

Banyak penelitian yang telah dilakukan terhadap urine sapi, diantaranya adalah Anty (1987) melaporkan bahwa urine sapi mengandung zat perangsang tumbuh yang dapat digunakan sebagai pengatur tumbuh diantaranya adalah IAA. Lebih lanjut dijelaskan bahwa urine sapi juga memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman jagung, dan tanaman serealia lainnya.

Tabel 1. Jenis dan kandungan zat hara pada beberapa kotoran ternak padat dan cair
No
Ternak
Jenis kotoran
Nitrogen
%
Fosfor
%
Kalium
%
Air
%
1
Kuda
Padat
0,55
0,30
0,40
75
Cair
1,40
0,02
1,60
90
2
Kerbau
Padat
0,60
0,30
0,34
85
Cair
1,00
0,15
1,50
92
3
Sapi
Padat
0,40
0,20
0,10
85
Cair
1,00
0,50
1,50
92
4
kambing
Padat
0,60
0,30
0,17
60
Cair
1,50
0,13
1,80
85
5
Domba
Padat
0,75
0,50
0,45
60
Cair
1,35
0,05
2,10
85
6
Babi
Padat
0,95
0,35
0,40
80
Cair
0,40
0,10
0,45
87
7
Ayam
Padat-cair
1,00
0,80
0,40
55
                Pupuk cair (Biourine), merupakan pupuk cair yang dihasilkan dari urine (kencing) yang berasal dari ternak ruminansia (sapi,kerbau, kambing/domba) yang terlebih dahulu difermentasi sebelum digunakan.
Biourine dapat meningkatkan mutu tanaman organik dan menurunkan pencemaran lingkungan. Kelebihan pupuk cair/ Biourine ini karena jumlah kandungan N,P,K dan H20 lebih besar dari pupuk padat, mengandung zat perangsang yang dapat digunakan sebagai pengatur tumbuh serta mempunyai bau khas urine yang dapat mencegah datangnya hama tanaman.
                Urine sapi sebelum difermentasi warnanya coklat ke kuning-kuningan, baunya masih berbau urine, tetapi setelah difermentasi warnanya berubah menjadi coklat kehitam-hitaman dan sudah tidak berbau urine.

Tabel 2. Beberapa perubahan sifat kimia urine sapi pada sebelum dan setelah fermentasi

pH
N
P
K
Ca
Na
Fe
Mn
Zn
Cu
Warna
Bau
Pra-fermentasi
7,2
1,1
0,5
0,9
1,1
0,2
3726
300
101
18
Kuning
Menyengat
Pasca-fermentasi
8,7
2,7
2,4
3,8
5,8
7,2
7692
507
624
510
Hitam
Kurang
                Manfaat Biourine: 1) Meningkatkan kesuburan tanah; 2) Memperbaiki struktur dan karesteristik tanah, 3) Meningkatkan kapasitas serap air tanah; 4) meningkatkan aktifitas mikroba tanah; 5) Menyediakan hormon dan vitamin bagi ternak; 6) Menekan pertumbuhan/ serangan penyakit tanaman; 7) Meningkatkan retensi/ ketersediaan hara dalam tanah dan 8) Ramah lingkungan.



3.     PEMBUATAN BIOURINE
                
                Pupuk cair biourine yang dibuat ini mempunyai keunggulan tersendiri yaitu harganya murah, pembuatannya mudah, bahan mudah didapat, dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Pupuk cair ini dibuat dengan memfermentasikan urine hewan ternak yang ditambahkan beberapa bahan pendukung lainnya.
Fermentasi merupakan aktivitas mikroorganisme baik aerob maupun anaerob yang mampu mengubah atau mentranspormasikan senyawa kimia ke subtrat organikFermentasi dapat terjadi karena ada aktivitas mikroorganisme penyebab fermentasi pada subtrat organik yang sesuai, proses ini dapat menyebabkan perubahan sifat bahan tersebut. Prinsip dari fermentasi anaerob ini adalah bahan limbah organik dihancurkan oleh mikroba dalam kisaran temperatur dan kondisi tertentu yaitu fermentasi anaerob.
Berikut akan dijelaskan teknik pembuatan pupuk biourine:


     Alat dan Bahan
     Alat:
1. Drum plastik
2. Pisau
3. Penggiling Bumbu
4. Baskom/ember
5. Timbangan
6. Saringan air urine
     Bahan:
1. Urine Ternak 200 liter
2.   Empon-Empon (jahe, kunyit, lengkuas, serai, temulawak, kencur, bawang putih) 5% dari air kencing ternak.
3. EM4 400 cc
4. Tetes/molasses 400cc
5. Midec 400cc
6. Enzim isi rumen (azotobakteri) 4 liter
7. Air sisa cuci beras 20 liter.
8. Daun lamtoro 2,5 kg
9. Daun paitan 2,5 kg
10. Calium Permanganat (KMnO4)
11. Aquades secukupnya.
12. Titanium dioksida (TiO2).

     Cara pembuatan:
1.    Timbang semua bahan sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
2.   Urine ternak dimasukkan kedalam drum plastik
3.   Empon-empon dibersihkan dan digiling sampai halus sambil dicampur dengan air cucian beras.
4.   daun lamtoro dan daun paitan ditumbuk sampai halus (buang tangkai dan seratnya).
5.   Buat larutan Titanium Dioksida (TiO2) dan Kalium Permanganate (KMnO4) yang dicampur dengan air aquades secukupnya. Tuangkan larutan kedalam teng/dirigen sebagai tempat yang dialirkan untuk menghilangkan bau selama fermentasi.
6.   masukkan empon-empon, daun lamtoro dan daun paitan yang sudah digiling halus kedalam tong berisi air urine.
7.   masukkan enzim isi rumen, tetes/molasses, EM4 dan Midec kedalam drum plastik berisi air urine.
8.   Setelah semua bahan bercampur, selanjutnya diaduk sampai rata, kemudian drum plastik ditutup rapat
9.   Fermentasikan selama 14 hari. larutan substrat biourine harus diaduk setiap hari agar hasilnya larutan lebih homogen.
10.Hari ke lima belas, pupuk biourine siap untuk digunakan dengan perbandingan 1:10.


4.   KANDUNGAN PUPUK BIOURINE
Pupuk biourine mengandung beberapa jenis mikroorganisme, yaitu:

A.   Bakteri Fotosintetik
Bakteri fotosintetik adalah mikroorganisme yang mandiri. Bakteri ini membentuk senyawa-senyawa yang bermanfaat dari sekresi akar tumbuh-tumbuhan, bahan organik dan/atau gas-gas berbahaya seperti hidrogen sulfida, dengan dibantu sinar matahari dan panas sebagai sumber energi. Zat-zat bermanfaat tersebut meliputi asam amino, asam nukleat, zat-zat bioaktif, dan gula, yang semuanya dapat mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Hasil-hasil metabolisme yang dihasilkan oleh bakteri ini dapat diserap langsung oleh tanaman dan juga berfungsi sebagai substrat bagi mikroorganisme lain sehingga jumlahnya terus dapat bertambah.




B.    Bakteri Asam Laktat
Bakteri asam laktat menghasilkan asam laktat dari gula, dan karbohidrat lain yang dihasilkan oleh bakteri fotosintetik dan ragi. Bakteri asam laktat dapat menghancurkan bahan-bahan organik seperti lignin dan selulosa, serta memfermentasikannya tanpa menimbul-kan senyawa-senyawa beracun yang ditimbulkan dari pembusukan bahan organik.

C.    Ragi
Ragi dapat menghasilkan senyawa-senyawa yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman dari asam amino dan gula di dalam tanah yang dikeluarkan oleh bakteri fotosintetik atau bahan organik melalui proses fermentasi. Ragi juga menghasilkan senyawa bioaktif seperti hormon dan enzim.

D.   Actinomycetes
Actinomycetes merupakan suatu kelompok mikroorganisme yang strukturnya merupakan bentuk antara dari bakteri dan jamur. Kelompok ini menghasilkan zat-zat anti mikroba dari asam amino yang dikeluarkan oleh bakteri fotosintetik dan bahan organik. Zat-zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme ini dapat menekan pertumbuhan jamur dan bakteri yang merugikan tanaman, tetapi dapat hidup berdampingan dengan bakteri fotosintetik. Dengan demikian kedua spesies ini sama-sama dapat meningkatkan kualitas lingkungan tanah dengan meningkatkan aktivitas anti mikroba tanah.

E.    Jamur Fermentasi
Jamur fermentasi seperti Aspergillus dan Penicillium menguraikan bahan organik secara cepat untuk menghasilkan alkohol, ester, dan zat-zat anti mikroba. Pertumbuhan jamur ini berfungsi dalam menghilangkan bau dan mencegah serbuan serangga serta ulat-ulat yang merugikan dengan cara menghilangkan penyediaan makanannya.



Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to " MENGENAL BIOURINE"

Post a Comment