I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Hama penggerek buah kakao adalah hama utama tanaman kako di Indonesia, jumlah serangannya
sangat banyak. Hama PBK ada dilapangan
sepanjang tahun. Populasinya mengikuti pola pembuahan kakao. Buah-buah yang
diserang adalah buah-buah besar yang panjangnya
> 8 cm. Semakin banyak buah yang berukuran besar tingkat serangannya
ringan. Sedangkan pada populasi buah kecil (musim terek) tingkat serangan akan
lebih berat.
Kerusakan buah kakao akibat serangan
hama PBK ini terjadi pada buah muda sampai buah tua. Pada buah yang diserang
terjadi perubahan warna kulit buah dan kerusakan yang ditimbilkan oleh larva
PBK menyebabkan kerusakan biji, bakal biji akan mati atau terhenti
perkembangnnya. Adanya serangan berat hama ini dapat menurunkan produksi sampai
80 %.
1.2 Tujuan
Adapun
tujuan sebagai berikut :
a. Untuk
mengetahui tingkat serangan hama PBK dan cara pengendaliannya.
b. Untuk
mengetahui cara pencegahan dan mengenal lingkungan yang kondusif untuk
pertumbuhnnya
II.
PENGGEREK BUAH KAKAO (PBK)
2.1 Siklus
Hidup Penggerek Buah Kakao (PBK)
a. telur
(3-7 hari)
Telur hama PBK berwarna jingga, agak pipih dan
berbentuk oval, diletakkan satu persatu pada permukaan buah kulit kakao. Umumya
lebih menyukai buah yang tipe kulit tidak mulus dibandingkan dengan buah yang
berkulit mulus dan mengkilat. Panjang telur > 0,5 mm dan umur telur hanya
6-7 hari.
b. Larva
(14-18 hari)
Larva berwrna putih kekuningan atau hijau muda.
Larva yang baru menetas dari telur berwarna kekuningan dengan ukuran 1 mm,
sedangkan panjang larva dewasa 11 mm. Larva yang baru menetas langsung menggerek
dan melubangi kulit buah kakao melalui dasar telur. Umurnya didalam buah kakao
15-18 hari. Ulat yang siap untuk berkepompong akan keluar dari buah yang ada,
baik buah yang masih hijau dan buah yang sudah tua dan menjelang panen. Larva
yang keluar darai buah akan segera menggantung
dengan menggunakan benang yang keluar dari bagian tubuhnya. Larva akan
bergantung dan turun kebawah secara tegak lurus selam beberapa lama untuk
mencari tempat yang sesuai dengan
kepompong.
Pada malam hari antara jam 21.00-01.00
ulat-ulat ini keluar dari buah untuk melkukan proses kepompong. Tempat yang dicari pada bagian kulit buah
tepat dibawah tempat keluarnya larva dari buah-buah sebelah atasnya, daun-daun
yang masih segar, pada serasah (daun Kering) yang bertebaran di bawah pohon.
Larva akan segera mencari tempat yang sesuai untuk berkepompong yaitu pada
bahian atas sarasah. Larva yang biasanya terjebak saat pemanenan buah tua, akan
segera keluar dari kulit dan melakukan proses kepompong pada bagian atas
tumpukan kulit-kulit buah. Jika larva terbawa ke bagian biji atau plasma buah
maka larva akan berkepompong pada tempat diletakkan biji tersebut. Jika
biji-biji difermentasikan dikarung atau pada keranjang, maka larva akan
melakukan perkepompongan dtempat tersebut.
c. Pupa
(5-7 hari)
Pupa PBK ini pada awalnya berwarna putih mengkilat
beberapa hari akan berubah menjadi berwarna coklat. Bentuknya oval dengan warna
coklat dan panjangnya 11-15 mm. Stadianya berlangsung selama 6-8 hari. Proses
perkepompongan biasanya memerlukan waktu 20-30 menit. Pada saat larva menemukan
tempat yang paling sesuai menurutnya, maka larva akan segera mengeluarkan
cairan dari mulut dengan menjalin lapisan tipis pada permukaan tempat tersebut.
Setelah usai menjalin lapisan yang diperkirakannya cukup untuk membungkus
tubuhnya, larva berhenti sejenak dan
kemudian mencungkil bagian ujung jalinan kepompong yang sudah ada dan
larva masuk kedalamnya. Larva akan berbalik arah dan menutup bagian lubang
tempat masuknya tadi. Larva kemudian terdiam diri didalam kepompong yang sudah
siap dibuatnya sampai menetas menjadi imago.
d. Imago
(3-7 hari)
Imago berwarna coklat muda sampai coklat tua.
Panjangnya 7 mm dengan bentangan sayap 12 mm. Ciri khas dari kupu-kupu ini pada
keempat sayapnya garis zig-zag berwarna putih dan berakhir dengan bercak
berwarna kuning orange pada ujungnya. antena dari kupu-kupu ini lebih panjang
dari sayapnya dan posisi istirahat selalu dilipat kebelakang sepanjang
tubuhnya. Kupu-kupu PBK aktif pada malam hari dan kemampuan terbangnya mencapai
40 meter. Kupu-kupu akan mulai bertelur pada umur 3-7 hari. Kupu-kupu betina
menghasilkan telur 50-100 butir selammasa hidupnya. Sedanagakan masa stadium
kupu-kupu berlangsung selama 1 minggu.
Kupu-kupu PBK pada siang hari akan beristirahat
tempat yang teduh dan lembab pada pohon kakao. Kupu-kupu akan berada pada
bagian bawah cabang kakao yang horizontal, khususnya pada cabang-cabang yang
berukuran berdiameter 5-15 cm. Posisi tubuh selalu melintang berlawanan dengan
posisi cabang.
2.2 Gejala
serangan dan Kerusakannya
v Pada
Buah Muda
Buah
muda yang terserang akan terlihat bercak-bercak kuning. Kulit buah dan tempat
masuknya larva serta saluran (plasenta) biji tempat larva mengambil makanan
terlihat berwarna coklat akibat serangan larva. Sedangkan daging buah masih
tetap berwarna putih. Sedangkan pada serangan berat bagian dalam buah berwarna coklat
kehitaman.
v Pada
Buah Dewasa
Buah
muda yang terserang PBK masih bisa berkembang menjadi buah dewasa. Pada
permukaan kulit luar buah terdapat bercak berwarna kuning, sedangkan bagian
lainnya tetap berwarna hijau atau merah tergantung tipe buah kakao yang ada.
Jika ditelusuri jalur-jalur gerekan dengan membelah buah akan dapat terlihat
denagan jelas. Pertumbuhan buji terganggu, dan biji satu sama lainnya
melengket.
v Pada
Buah Masak
Pada
buah masak gejala serangan yang terlihat pada kulit luar buah masak secara
visual dengan adanya bercak kuning. Jika buah tersebut dipeatik akan tersasa
lebih berat dan apabila diguncang tidak akan terdengar bunyi ketukan biji-biji
dengan kulit buah. Hal ini terjadi karena biji-biji yang rusak terbentuk lendir
yang dapat memenuhi ruangan dalam buah. Sedangkan biji-biji kakao menjadi rusak
dan melekat satu sama lainnya, karena lendir inilah maka buah yang ada menjadi lebih berat dan tidak terdengar
ketukan bila diguncang.
Jika buah dibelah daging buah berwarna coklat kehitaman
sampai hitam, biji saling menempel dan jika dikeringkan biji-biji akan
berkeriput. Tingkat serangan dan intensitas kerusakan biji-biji kakao akibat
serangan hama PBK ini sangat ditentukan pada stadia buah yang terserang dan
jumlah larva yang merusak didalam buah tersebut.
v Mutu
Biji Kakao Terserang PBK
Biji-biji
kakao yang tersserang hama PBK saat dikeringkan menjadi keriput dan saling
lengket antara biji yang satu dengan yang lainnya. Akibat adanya serangan hama
ini menjadi pekerjaan tambahan untuk memisahkan biji-biji tersebut. Hal ini
dilakukan karena saat penilaian mutu biji ditingkat pembeli jika biji-biji yang
lengket tidak dipisahkan akan dinilai sebagai sampah. Akibat adanya serangan
PBK juga menjadikan kulit atau cangkang,
kulit ari biji kakao kering menjadi menjadi lebih tebal, ukurannya biji dan
isinya sering kurang bernas.
Adanya serangan PBK ini juga menjadikan mutu kakao menjadi
menurun. Hal ini terjadi karena biji-biji kakao terserang PBK akan lebih ringan
bobotnya dibandingkan dengan biji kakao kering yang sehat. Adanya penurunan
bobot menjadikan jumlah biji dalam 100
gram biji kering menjadi lebih banyak jumlahnya. Sementara dalam SNI mutu biji
kakao ataupun standar umum yang sering dijadikan patokan untuk penjualan biji
kakao bahwa batas minimal bean-count adalah 150. Maksudnya dalam 100 gram biji
kakao kering yang sudah memenuhi standar minimal sebanyak 150 biji.
2.3 Musuh
Alami PBK
Berbagai jenis musuh alami yang ditemukan di
ekosistem kakao banyak. Mulai dari jenis yang mudah terlihat saperti
semut,cocopet, laba-laba, cecak pohon, capung, lalat pemburu, belalang sembah.
Sementara yang jarang yang terlihat seperti parasitoid, dan jamur patogen baik yang berperan
menyerang telur, larva, dan pupa serta imago PBK.
Pada tanaman kakao serimg ditemukan berbagai jenis
semut baik yang berada dibagian sesarah dedaunan yang mengering. Semut
yang berperan sebagai musuh alami adalah
semut hitam (Delichoderus thoraxycus) dan semut rang-rang (Oesophyla
smaragdina). Semut hitam sudah banyak yang menggunkannya sebagai pengendali
hama kakao, sementara semut rang-rang belum banyak yang memperlakukannya
khusus. Semut yang berada diberad di bagian serasah atau dedaunan yang kering
banyak ditemukan dan sangat berperan untuk memangsa larva PBK yang akan
melukukan perkepompongan di serasah daun kering.
Sementara jenis serangga musuh alami yang lainnya
seperti laba-laba yang berada dibagian ats atau cabang, ranting dan daun akan
memangsa ngengat PBK, yang ada di serasah daun dapat memangsa larva yang baru
turun dari buah-buah kakao saat akan melakukan perkepompongan. Jenis cocopet,
cecak pohon, capung, lalat pemburu, belalang sembah masih belum banyak
diungkpakan dalam proses pemangsaan terhadap PBK ini.
Jenis parasitoid dari golongan serangga musuh alami
yang lebih kecil berperan dalam memangsa telur dan kepompong PBK. Sementara
berbagai jenis musuh alalmi yang berperan sebagai patogen dan telah banyak
dimanfaatkan dari golongan jamur yaitu Beauveria bassiana. Jamur ini mampu
diperbanyak dengan media buatan dan dapat diaplikasikan dengan mudah pada
ekosistem kakao.
2.4 Pengendalian
PBK dengan PsPSP
v Panen
Sering
Panen
buah kakao secara sering dan serentak serta teratur tiap minggu telah terbukti
mamapu unutk mengurangi secara nyata hama PBK. Pemanenan buah-buah kakao dapat
dimulai jika buah kakao yang ada sudah masak.
Masaknya buah kakao ditandai denagn perubahan warna kulit buah. Buah kakao yang sudah masak harus
segera dipanen dengan tujuan agar buji tidak berkecambah didlam buah, terhindar
dari seranagan hama dan penyakit.
Panen
sering yang dimaksud untuk mampu mengendalikan hama PBK ini adalah tindakan
memanen semua buah yang telah masak atau masak awal dengan frekuensi seminggu
sekali. Panen buah kakao diharapkan dapat memutus siklus hidup hama PBK pada
tahap larva. Karena pada umumnya masih cukup besar larva pada saat panen berada
dibagian kulit buah kakao. Kulit-kulit akan dibenam kedalam tanah sehingga
larva kan mati. Jika sulit melakukannya dapat juga dengan melakukan menutup
rapat-rapat dengan plastik lembaran atau terpal yang lebar selama 7-10 hari.
Memasukkan kulit-kulit buah kedalam kantong plastik.
v Pemangkasan
Dengan
melakukan pemangkasan terhadap kakao dapat mengendaliakn hama PBK karena selain
untuk mengatur tajuk tanaman dan meningkatkan produksi, dengan memangkas tajuk
tanaman otomatis kanopinya tidak terlalu rimbun dan lembab. Kondisi kanopi yang
rimbun sangat kondusif bagi pertumbuhan hama PBK. Salah satu kelemahan hama PBK
adalah tidak menyukai sinar matahari langsung, sehingga bila dilakukan
pemangkasan yang sering dan teratur akan dapat menekan populasi karena
pendistribusian sinar matahari pada bagian tanaman maupun kebun menjadi rata.
v Sanitasi
Sanitasi
berarti membersihkan areal kebun dari daun-daun kering, tanaman tidak sehat,
ranting kering, kulit buah, maupun gulma yang berada disekitar tanaman. Keadaan
ini akan menciptakan kondisi yang tidak sesuai dengan lingkungan untuk
perkembangbiakan hama PBK.
v Pemupukan
Bertolak
dari pemikiran bahwa ketersediaan unsur hara berkaitan erat dengan pertumbuhan dan
produktivitas yang optimal, maka pengendalian hama bisa dilakukan dengan cara
memberikan yang cukup. Maksudnya adalah terpenuhinya unsur hara yang dibituhkan
tanaman akan memperlancar proses metabolisme tanaman. Lancarnya proses
metabolisme akan mempercepat masaknya buah, sehingga akan mengurangi tingkat
kerusakan buah dan memungkinkan frekuensi panen lebih sering. Pertumbuhan
tanaman akan optimal akan mempengaruhi daya tahan tanaman terhadap seranagan
hama PBK.
III.
KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan sebagai berikut :
1. PBK
adalah hama utama kakao dan dapat menimbulkan kerugian atas serangannya sampai
80%, PBK menyerang mulai buah muda sampai buah masak sehingga biji-biji kakao
saling lengket satu sama lain dan bobotnya ringan.
2. Mutu
biji kakao yang terserang menjadi tendah karena dianggap sebagai sampah karena
bijinya keriput dan bobornya sangat ringan.
3. Dengan
PsPSP dapat mengendalikan hama PBK karena dapat memutus daur hidup hama PBK.
0 Response to "PENGGEREK BUAH KAKAO (PBK)"
Post a Comment