TEKNIK PEMBUATAN KOMPOS

1.      PENDAHULUAN

Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan hara bagi tanaman dalam usaha tani berbasis pertanian organik dapat dilakukan dengan membuat kompos secara sederhana. Sesuai konsep pertanian organik yaitu menekankan penggunaan bahan-bahan dari alam sehingga semua bahan yang digunakan dalam usahatani (bertani) harus meng-gunakan bahan-bahan alami seperti daun, dedak dan kotoran hewan.
Salah satu elemen penting yang dibutuhkan tanaman adalah pupuk. Pupuk organik bisa didapatkan dari sisa tanaman dan kotoran hewan. Secara alami bahan-bahan tersebut membutuhkan waktu yang lama untuk terdekomposisi sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman, oleh karena itu diperlukan proses atau perlakuan agar bahan-bahan tersebut lebih cepat terdekomposisi.



2.      APA ITU KOMPOS?

Kompos adalah bahan organik yang telah membusuk Karena proses fermentasi. Bahan organik ini bisa berasal dari sisa tanaman dan kotoran hewan atau campuran dari keduanya. Kompos sangat kaya nutrisi atau hara yang dibutuhkan oleh tanaman.
            Membuat kompos dapat dilakukan secara sederhana dengan memanfaatkan limbah rumah tangga, sampah organik dan hijauan daun. Bahan baku membuat kompos relatif mudah diperoleh dari lingkungan sekitar rumah bahkan sisa limbah dapur yang berupa sisa sortiran sayur dan buah yang tidak dikonsumsi juga merupakan bahan baku kompos yang baik.



3.      TEKNIK PEMBUATAN KOMPOS

            Ada beberapa Teknik pembuatan kompos yang umum dilakukan, yaitu :
a.      Windrow Technic
b.      Aerated Static Pile Technic
c.       In Vessel Technic
Ketiga Teknik ini telah banyak dioperasionalkan  secara luas.  Dari ke tiga Teknik ini, mana yang dapat menghasilkan kompos yang terbaik tidaklah penting, karena masing-masing Teknik mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

a.      Windrow Technic
Windrow Technic (teknik pengeringan dengan sirkulasi udara) adalah proses pembuatan kompos yang  paling sederhana dan paling murah. Bahan baku kompos ditumpuk memanjang, tinggi tumpukan 0,6 sampai 1 meter, lebar 2-5 meter.  Sementara itu panjangnya dapat mencapai 40-50 meter.
Teknik ini memanfaatkan sirkulasi udara secara alami. Optimalisasi lebar, tinggi dan panjangnya tumpukan sangat di-pengaruhi oleh keadaan bahan baku, kelembaban, ruang pori, dan sirkulasi udara untuk mencapai bagian tengah tumpukan bahan baku.
Idealnya adalah pada tumpukan bahan baku ini harus dapat melepaskan panas, untuk mengimbangi pengeluaran panas yang ditimbulkan  sebagai hasil proses dekomposisi bahan organik oleh mikroba.
Windrow Technic ini merupakan Teknik proses komposting yang baik, yang telah berhasil dilakukan di banyak tempat untuk memproses pupuk kandang, sampah kebun, lumpur selokan, sampah kota, dll.          Untuk mengatur temperatur, kelembaban dan oksigen, pada Windrow Technic ini, maka dilakukan proses pembalikan secara periodik. Inilah secara prinsip yang membedakannya dari Teknik pembuatan kompos yang lain. 
            Kelemahan dari Windrow Technic ini adalah memerlukan areal lahan yang cukup luas.

b.      Aerated Static Pile Technic
            Teknik pembuatan kompos lainnya yang lebih maju adalah Aerated Static Pile. Secara prinsip proses komposting ini hampir sama, dengan Windrow Technic, tetapi dalam Teknik ini dipasang pipa yang dilubangi untuk mengalirkan udara.  Udara ditekan memakai blower. Karena ada sirkulasi udara, maka tumpukan bahan baku yang sedang diproses dapat lebih tinggi dari 1 meter. Proses itu sendiri diatur dengan pengaliran oksigen. Apabila temperatur terlalu tinggi, aliran oksigen dihentikan, sementara apabila temperatur turun aliran oksigen ditambah. 
            Karena tidak ada proses pembalikan, maka bahan baku kompos harus dibuat sedemikian rupa homogen sejak awal.  Dalam pencampuran harus terdapat rongga udara yang cukup.  Bahan-bahan baku yang terlalu besar dan panjang harus dipotong-potong mencapai ukuran 4 – 10 cm.



c.       in Vessel Technic
Teknik yang ke tiga adalah In Vessel Composting Technic. Dalam Teknik ini dapat mempergunakan kontainer/wadah berupa apa saja, dapat silo atau parit memanjang.  Karena Teknik ini dibatasi oleh struktur kontainer, Teknik ini baik digunakan untuk mengurangi pengaruh bau yang tidak sedap seperti bau sampah kota.
Teknik in vessel juga mempergunakan pengaturan udara sama seperti Teknik Aerated Static Pile. Teknik ini memiliki pintu pemasukan bahan kompos dan pintu pengeluaran kompos jadi yang berbeda.




4.      MEMBUAT KOMPOS

            Sampah Rumah Tangga terdiri dari sampah organik dan anorganik. Sampah organik dibagi dua yaitu :
1.      Sampah Organik Hijau (sisa sayur mayur dari dapur). Contohnya: tangkai/daun singkong, pepaya, kangkung, bayam, kulit terong, wortel, labuh siam, ubi, singkong, kulit buah-buahan, nanas, pisang, nangka, daun pisang, semangka, ampas kelapa, sisa sayur / lauk pauk, dan sampah dari kebum (rumput, daun-daun kering/basah) .
2.      Sampah Organik Hewan yang dimakan seperti ikan, udang, ayam, daging, telur dan sejenisnya.   
Sampah anorganik yaitu berupa bahan-bahan seperti kertas, karton, besek, kaleng, bermacam-macam jenis plastik, styrofoam, dll.
Pengelolaan sampah rumah tangga menjadi kompos dapat dilakukan oleh siapa saja, di mana saja dan dengan berbagai cara.
Berikut akan dipaparkan cara sederhana membuat kompos menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat dari lingkungan sekitar dan mudah dipraktikkan dalam skala rumah tangga.

1)      Kompos Sederhana
            Ini merupakan cara yang paling sederhana dalam membuat kompos namun hanya bisa dilakukan jika memiliki lahan kosong.
  • Gali tanah sedalam 50 - 150 cm. Lubang dibuat minimal 10 meter dari sumur untuk mencegah tercemarnya sumur.
  • Isi lubang dengan sampah organik yang telah ditiriskan.
  • Tutup atau taburi tanah dengan sampah secara berkala untuk mengurangi bau.
  • Jika telah penuh, tutup lubang dengan tanah.
  • Setelah 3 bulan, lubang dapat digali. Hasil galian dapat digunakan sebagai kompos sedangkan lubangnya dapat digunakan untuk membuat kompos kembali.

2)      Kompos alternatif ke 2
  1. Wadah drum, ember plastik atau gentong
  2. Wadah diberi lubang didasarnya untuk pertukaran udara
  3. Bahan sampah yang dipotong 2-4 cm
  4. Mikroorganisme pengurai sebagai aktivator. Contohnya EM-4, Starbio, Temban. Bahan-bahan ini bisa diganti dengan kompos dari tumbuh-tumbuhan.
  5. Air
  6. Alat pengaduk.
  1. Bahan sampah dimasukkan ke dalam wadah selapis, kemudian ditambah-kan kompos atau mikroorganisme pengurai
  2. Lakukan terus menerus selapis demi selapis sampai wadah penuh
  3. Disiram dengan air secara merata
  4. Pada hari ke 5 -7, media dapat diaduk-aduk. Pengadukan diulang setiap lima hari dan dihentikan sampai sampah menjadi hitam dan hancur.
            Demikian sedikit informasi tentang membuat kompos secara sederhana semoga dapat diambil manfaatnya dan pintu selalu terbuka lebar untuk komentar, saran maupun kritik yang membangun.



Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to " TEKNIK PEMBUATAN KOMPOS"

Post a Comment