Cara Stek Pada Tanaman

Keberhasilan dengan cara stek ditandai oleh terjadinya regenerasi akar dan pucuk pada bahan stek sehingga menjadi tanaman baru yang true to name atau true to type. Regenerasi akar dan pucuk dipengaruhi oleh faktor intern yaitu dari tanaman itu sendiri dan ekstern yaitu dari lingkungan sekitar. Salah satu faktor intern yang mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk adalah fitohormon yang berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh. Faktor intern yang paling penting dalam mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk pada stek adalah faktor genetik. Jenis tanaman yang berbeda mempunyai regenerasi yang berbeda pula. Untuk menunjang keberhasilan perbanyakan tanaman dengan cara stek, tanaman sumber seharusnya memiliki sifat-sifat unggul serta tidak terkena hama dan penyakit. Selain itu, manipulasi terhadap kondisi lingkungan dan status fisiologi tanaman sumber juga penting dilakukan agar tingkat keberhasilan stek tinggi. Kondisi lingkungan dan status fisiologi yang penting bagi tanaman sumber diantaranya:
a. Status air. Stek lebih baik diambil pada pagi hari dimana bahan stek dalam keadaan turgid.
b. Temperatur. Tanaman stek lebih baik ditumbuhkan pada suhu 12°C hingga 27°C.
c. Cahaya. Durasi dan intensitas cahaya yang dibutuhkan tanaman sumber tergantung pada jenis tanaman, sehingga tanaman sumber seharusnya ditumbuhkan pada kondisi cahaya yang tepat.
d. Kandungan karbohidrat. Untuk meningkatkan kandungan karbohidrat bahan stek yang masih ada pada tanaman sumber bisa dilakukan pengeratan untuk menghalangi translokasi karbohidrat. Pengeratan juga berfungsi menghalangi translokasi hormon dan substansi lain yang mungkin penting bagi pengakaran. Sehingga terjadi akumulasi zat-zat tersebut pada bahan stek. Karbohidrat digunakan dalam pengakaran untuk membangun kompleks makromolekul. Elemen struktural dan sebagai sumber energi. Walaupun kandungan karbohidrat dalam bahan stek tinggi, tetapi jika rasio C/N rendah maka inisiasi akar juga akan terhambat karena unsur N berkorelasi negatif dengan pengakaran stek (Hartmann et al., 1997).
           Faktor lingkungkan tumbuh stek yang cocok sangat berpengaruh pada terjadinya regenerasi akar dan pucuk. Lingkungan tumbuh atau media pengakaran seharusnya kondusif untuk regerasi akar yaitu cukup lembab, evapotranspirasi rendah, sistem drainase dan aerasi baik, suhu tidak terlalu dingin atau panas, tidak terkena cahaya penuh, dan bebas dari hama atau penyakit.
Ada beberapa Teknik dalam metode stek, yaitu:
1. Stek batang
Stek batang dilakukan dengan cara diambil dari batang atau cabang pohon induk. Beberapa tanaman yang bisa di perbanyak dengan teknik ini diantaranya kedondong, jambu air, jeruk, bougenvil, kembang sepatu, mawar, dan melati.
Kadang-kadang stek batang yang ditanam sulit mengeluarkan akar sehingga perlu diberi perlakuan khusus (Redaksi AgroMedia, 2008). Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk merangsang pertumbuhan akar;
a. Mengerat Batang
Pengeratan dilakukan agar cabang yang distek memiliki kandungan karbohidrat dan auksin yang cukup untuk membentuk akar. Pengeratan dilakukan 1-2 bulan sebelum cabang dipotong.
b. Mengetiolasi Batang
Etiolasi dilakukan dengan cara membungkus bagian cabang stek dengan kertas, plastik atau kain. Warna pembungkus sebaiknya hitam agar cahaya matahari tidak dapat menembus kulit cabang yang dibungkus sehingga zat klorofil hilang dan zat auksin berkumpul.
c. Menggunakan Hormon Tumbuh
Secara alami tanaman menghasilkan hormon tumbuh sendiri, yaitu auxin. Hormon auxin yang dapat digunakan berupa IBA, IAA, atau NAA.
2. Stek pucuk (leafy cuttings)
Stek pucuk adalah metode perbanyakan vegetatif secara makro dengan menumbuhkan terlebih dahulu tunas-tunas axilar pada media persemaian sampai berakar sebelum dipindahkan ke lapangan
Dalam perkembangannya teknik ini dilakukan dengan menggunakan matei yang berukuran kecil sehingga dikenal mini cuttings dan micro cuttings seperti telah dikembangkan secara komersial untuk jenis Eucalyptus spp di brazil.
3. Stek akar
Umunya bahan stek akar yang diambil adalah akar sekunder yang terbuka dan telah menumbuhkan tunas baru serta potongan akar sekunder. Cara yang dilakukan adalah dengan menggali dan memotong bagian akar sekunder. Apabila bahan stek yang diambil berasal dari bagian akar yang telah menumbuhkan tunas yaitu dengan cara menggali tanah sekitar tegakan,setelah terubusan akar terlihat baru dilakukan pemotongan bagian akar dengan menyisakan sebagian akar dan sebagian akar, sehingga berbentuk stump yang siap ditanam dalam polybag.
4. Stek Daun
Bahan awal perbanyakan yang dapat digunakan untuk stek daun berupa lembaran daun. Bahan awal stek daun tidak akan menjadi bagian dari tanaman baru. Penggunaan bahan yang mengandung kimera peiklinal dihindari agar tanaman-tanaman baru yang dihasilkan bersifat type to type (Hartmann et al., 1997).
Akar dan tunas baru pada stek daun berasal dari jaringan meristem primer atau meristem skunder. Masalah pada stek daun umumnya adalah pembentukan tunas-tunas adventif, bukan akar adventif. Pembentukan akar adventif pada daun lebih mudah dibanding pembentukan tunas-tunas adventif.
Secara teknis stek daun dilakukan dengan cara memotong daun dengan panjan 7,5-10 cm atau memotong daun beserta petiolnya kemudian ditanam pada media (Hartmann et al., 1997).
5. Stek Umbi
Pada stek umbi, bahan yang digunakan adalah umbi batang, umbi akar, umbi sisik dan lain-lain. Sebagai bahan perbanyakan, umbi dapat digunakan utuh atau dipotong-potong dengan syarat setiap potongannya mengandung calon tunas. Untuk menghindari busuk pasa setiap potongan umbi, maka umbi perlu dierandap bakterisida dan fungisida.
Perbanyakan tanaman dengan cara okulasi paling banyak dilakukan dalam perkebunan terutama pada perkebunan karet dan kakao. Beberapa kelebihan dari perbanyakan tanaman dengan cara okulasi yaitu :
(1) Dengan cara diokulasi dapat diperoleh tanaman yang dengan produktifitas yang tinggi.
(2) Pertumbuhan tanaman yang seragam.
(3) Penyiapan benih relatif singkat.
(4) Pada musim gugur daun pada tanaman karet daun yang gugur dari satu klon agar serentak pada waktu tertentu, dengan demikian akan memudahkan pengendalian penyakit Oidium hevea bila terjadi.
Kelemahan dari perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara okulasi yaitu :
(1) Terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena tidak adanya keserasian antara batang bawah dengan batang atas (entres)
(2) perlu menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini.
(3) Bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi kemngkinan gagal atau mata entres tidak tumbuh sangat besar.
Syarat tanaman dapat diokulasi yaitu :
(1) Tanaman tidak sedang Flush (sedang tumbuh daun baru)
(2) Antara batang atas dan batang bawah harus memiliki umur yang sama.
(3) Tanaman harus masih dalam satu family atau satu genus.
(4) Umur tanaman antara batang atas dan batang bawah sama.
(5) Pada klon yang dijadikan batang bawah memiliki perakaran yang kuat/kokoh, tidak mudah terserang penyakit terutama penyakit akar, mimiliki biji/buah yang banyak yang nantinya disemai untuk dijadikan batang bawah, umur tanaman induk pohon batang bawah yang biji/buahnya akan dijadikan benih untuk batang bawah minimal 15 tahun, memiliki pertumbuhan yang cepat.

(6) Pada klon yang akan dijadika batang atas atau entres tanaman harus memiliki produksi yang unggul, dan memiliki pertumbuhan yang cepat, dan tahan terhadap penyakit.

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "Cara Stek Pada Tanaman "

Post a Comment