1. JENIS TANAMAN
Klasifikasi botani tanaman jeruk adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi :
Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Keluarga : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus
sp.
Jenis jeruk lokal yang dibudidayakan di Indonesia adalah jeruk
Keprok (Citrus reticulata/nobilis L.), jeruk Siem (C. microcarpa L. dan
C.sinensis. L) yang terdiri atas Siem Pontianak, Siem Garut, Siem Lumajang,
jeruk manis (C. auranticum L. Dan C.sinensis L.), jeruk sitrun/lemon (C.
medica), jeruk besar (C.maxima Herr.) yang terdiri atas jeruk Nambangan-Madium
dan Bali. Jeruk untuk bumbu masakan yang terdiri atas jeruk nipis (C.
aurantifolia), jeruk Purut (C. hystrix) dan jeruk sambal (C. hystix ABC). Jeruk
varietas introduksi yang banyak ditanam adalah varitas Lemon dan Grapefruit.
Sedangkan varitas lokal adalah jeruk siem, jeruk baby, keprok medan, bali,
nipis dan purut.
2. MANFAAT TANAMAN
1) Manfaat
tanaman jeruk sebagai makanan buah segar atau makanan olahan, dimana kandungan vitamin C yang tinggi.
2) Di
Beberapa negara telah diproduksi minyak dari kulit dan biji jeruk, gula tetes,
alkohol
dan
pektin dari buah jeruk yang terbuang. Minyak kulit jeruk dipakai untuk membuat minyak wangi, sabun wangi, esens minuman
dan untuk campuran kue.
3) Beberapa jenis jeruk seperti jeruk nipis dimanfaatkan sebagai obat
tradisional penurun
panas,
pereda nyeri saluran napas bagian atas dan penyembuh radang mata.
3. SENTRA PENANAMAN
Sentra jeruk di Indonesia tersebar meliputi: Garut (Jawa Barat),
Tawangmangu (Jawa Tengah), Batu (Jawa Timur), Tejakula (Bali), Selayar
(Sulawesi Selatan), Pontianak (Kalimantan Barat) dan Medan (Sumatera Utara).
Karena adanya serangan virus CVPD (Citrus Vein Phloen Degeneration), beberapa
sentra penanaman mengalami penurunan produksi yang diperparah lagi oleh sistem
monopoli tata niaga jeruk yang saat ini tidak berlaku lagi.
4. SYARAT TUMBUH
4.1. Iklim
1) Kecepatan
angin yang lebih dari 40-48% akan merontokkan bunga dan buah. Untuk daerah yang intensitas dan kecepatan
anginnya tinggi tanaman penahan angin lebih baik ditanam berderet tegak lurus dengan arah angin.
2) Tergantung
pada spesiesnya, jeruk memerlukan 5-6, 6-7 atau 9 bulan basah (musim hujan). Bulan basah ini diperlukan
untuk perkembangan bunga dan buah agar tanahnya tetap lembab. Di Indonesia tanaman ini sangat memerlukan
air yang cukup terutama di bulan
Juli-Agustus.
3) Temperatur
optimal antara 25-30 derajat C namun ada yang masih dapat tumbuh normal
pada
38 derajat C. Jeruk Keprok memerlukan temperatur 20 derajat C.
4) Semua
jenis jeruk tidak menyukai tempat yang terlindung dari sinar matahari.
5) Kelembaban
optimum untuk pertumbuhan tanaman ini sekitar 70-80%.
4.2. Media Tanam
1) Tanah yang baik adalah lempung sampai
lempung berpasir dengan fraksi liat 7-27%, debu
25-50% dan pasir < 50%, cukup humus, tata air dan udara baik.
2) Jenis tanah Andosol dan Latosol sangat
cocok untuk budidaya jeruk.
3) Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang
cocok untuk budidaya jeruk adalah 5,5–6,5 dengan
pH optimum 6.
4) Air tanah yang optimal berada pada
kedalaman 150–200 cm di bawah permukaan tanah.
Pada musim kemarau 150 cm dan pada
musim hujan 50 cm. Tanaman jeruk menyukai air
yang mengandung garam sekitar 10%.
5) Tanaman jeruk dapat tumbuh dengan baik di
daerah yang memiliki kemiringan sekitar 300.
4.3. Ketinggian Tempat
Tinggi tempat dimana jeruk dapat
dibudidayakan bervariasi dari dataran rendah sampai tinggi tergantung pada
spesies:
1) Jenis
Keprok Madura, Keprok Tejakula: 1–900 m dpl.
2) Jenis
Keprok Batu 55, Keprok Garut: 700-1.200 m dpl.
3) Jenis
Manis Punten, Waturejo, WNO, VLO: 300–800 m dpl.
4) Jenis
Siem: 1–700 m dpl.
5) Jenis
Besar Nambangan-Madiun, Bali, Gulung: 1–700 m dpl.
6) Jenis
Jepun Kasturi, Kumkuat: 1-1.000 m dpl.
7) Jenis
Purut: 1–400 m dpl.
5. PEDOMAN BUDIDAYA
1) Persyaratan Bibit
Bibit jeruk yang biasa ditanam
berasal dari perbanyakan vegetatif berupa penyambungan tunas pucuk. Bibit yang
baik adalah yang bebas penyakit, mirip dengan induknya (true to type), subur,
berdiameter batang 2-3 cm, permukaan batang halus, akar serabut banyak, akar
tunggang berukuran sedang dan memiliki sertifikasi penangkaran bibit.
2) Penyiapan Bibit
Bibit yang biasa digunakan untuk
budidaya jeruk didapatkan dengan cara generatif dan vegetatif.
3) Teknik Penyemaian Bibit
a) Cara generatif
Biji diambil dari buah dengan cara
memeras buah yang telah dipotong. Biji dikeringanginkan
di tempat yang tidak disinari selama
2-3 hari hingga lendirnya hilang. Areal persemaian memiliki tanah yang subur. Tanah diolah
sedalam 30-4- cm dan dibuat petakan persemaian
berukuran 1,15-1,20 m membujur dari
utara ke selatan. Jarak petakan 0,5-1 m. Sebelum ditanami, tambahkan pupuk
kandang 1 kg/m2. Biji ditanam dalam alur dengan jarak tanam
1-1,5 x 2 cm dan langsung disiram.
Setelah tanam, persemaian diberi atap. Bibit dipindahtanam ke dalam polibag 15
x 35 cm setelah tingginya 20 cm pada umur 3-5 bulan. Media tumbuh dalam polibag
adalah campuran pupuk kandang dan sekam (2:1) atau pupuk kandang, sekam, pasir
(1:1:1).
b) Cara Vegetatif
Metode yang lazim dilakukan adalah
penyambungan tunas pucuk dan penempelan mata tempel. Untuk kedua cara ini perlu
dipersiapkan batang bawah (onderstam/rootstock) yang dipilih dari jenis jeruk
dengan perakaran kuat dan luas, daya adaptasi lingkungan tinggi, tahan
kekeringan, tahan/toleran terhadap penyakit virus, busuk akar dan nematoda.
Varietas batang bawah yang biasa digunakan oleh penangkar adalah Japanese
citroen, Rough lemon, Cleopatra, Troyer Citrange dan Carizzo citrange.
c) Fase pembibitan
Semprotkan/siramkan larutan
MiG-6PLUS (10 ml MiG-6PLUS: maks 2
liter air) berikan secukupnya pada
media bibit tanaman yang terdapat pada polybag, kemudian ulang setiap 10 - 14
hari sekali.
4. Pengolahan Media Tanam
Tanaman jeruk ditanam di tegalan tanah sawah/di lahan berlereng.
Jika ditanam di suatu bukit perlu dibuat sengkedan/teras. Lahan yang akan
ditamani dibersihkan dari tanaman lain atau sisa-sisa tanaman. Jarak tanam
bervariasi untuk setiap jenis jeruk dapat dilihat pada data berikut ini:
1) Keprok
dan Siem : jarak tanam 5 x 5 m
2) Manis
: jarak tanam 7 x 7 m
3) Sitrun
(Citroen) : jarak tanam 6 x 7 m
4) Nipis
: jarak tanam 4 x 4 m
5) Grape
fruit : jarak tanam 8 x 8 m
6) Besar
: jarak tanam (10-12) x (10-12) m
Lubang tanam hanya dibuat pada tanah yang belum diolah dan dibuat 2
minggu sebelum tanah. Tanah bagian dalam dipisahkan dengan tanah dari lapisan
atas tanah (25 cm). Tanah berasal dari lapisan atas dicampur dengan 20 kg pupuk
kandang. Setelah penanaman tanah dikembalikan lagi ke tempat asalnya. Bedengan
(guludan) berukuran 1 x 1 x 1 m hanya dibuat jika jeruk ditanam di tanah sawah.
5. Teknik Penanaman
Bibit jeruk dapat ditanam pada musim hujan atau musim kemarau jika
tersedia air untuk menyirami, tetapi sebaiknya ditanam diawal musim hujan.
Sebelum ditanam, perlu dilakukan:
1) Pengurangan daun dan cabang yang
berlebihan.
2) Pengurangan akar.
3) Pengaturan posisi akar agar
jangan ada yang terlipat.
Setelah bibit ditaman, siram secukupnya dan diberi mulsa jerami,
daun kelapa atau daun-daun yang bebas penyakit di sekitarnya. Letakkan mulsa
sedemikian rupa agar tidak menyentuh batang untuk menghindari kebusukan batang.
Sebelum tanaman berproduksi dan tajuknya saling menaungi, dapat ditanam tanaman
sela baik kacang-kacangan/sayuran. Setelah tajuk saling menutupi, tanaman sela
diganti oleh rumput/tanaman legum penutup tanah yang sekaligus berfungsi
sebagai penambah nitrogen bagi tanaman jeruk.
6. Pemeliharaan Tanaman
1) Penyulaman
Dilakukan pada tanaman yang tidak
tumbuh.
2) Penyiangan
Gulma dibersihkan sesuai dengan
frekuensi pertumbuhannya, pada saat pemupukan juga dilakukan penyiangan.
3) Pembubunan
Jika ditanam di tanah berlereng,
perlu diperhatikan apakah ada tanah di sekitar perakaran yang tererosi.
Penambahan tanah perlu dilakukan jika pangkal akar sudah mulai terlihat.
4) Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan untuk
membentuk tajuk pohon dan menghilangkan cabang yang
sakit, kering dan tidak
produktif/tidak diinginkan. Dari tunas-tunas awal yang tumbuh biarkan 3-4 tunas
pada jarak seragam yang kelak akan membentuk tajuk pohon. Pada pertumbuhan
selanjutnya, setiap cabang memiliki 3-4 ranting atau kelipatannya. Bekas luka
pangkasan ditutup dengan fungisida atau lilin untuk mencegah penyakit.
Sebaiknya celupkan dulu gunting pangkas ke dalam Klorox/alkohol. Ranting yang
sakit dibakar atau dikubur dalam tanah.
5) Pemupukan
Pemberian jenis pupuk dan dosis
(gram/tanaman) setelah penanaman adalah sebagai
berikut:
a) 1 bulan: Urea=100; ZA=200;
TSP=25; ZK=100; Dolomit=20; P.kandang=20 kg/tan.
b) 2 bulan: Urea=200; ZA=400;
TSP=50; ZK=200; Dolomit=40; P.kandang=40 kg/tan.
c) 3 bulan: Urea=300; ZA=600;
TSP=75; ZK=300; Dolomit=60; P.kandang=60 kg/tan.
d) 4 bulan: Urea=400; ZA=800;
TSP=100; ZK=400; Dolomit=80; P.kandang=80 kg/tan.
e) 5 bulan: Urea=500; ZA=1000;
TSP=125; ZK=500; Dolomit=100; P.kandang=100 kg/tan.
f) 6 bulan: Urea=600; ZA=1200;
TSP=150; ZK=600; Dolomit=120; P.kandang=120 kg/tan.
g) 7 bulan: Urea=700; ZA=1400;
TSP=175; ZK=700; Dolomit=140;P.kandang=140 kg/tan.;
h) 8 bulan: Urea=800; ZA=1600;
TSP=200; ZK=800; Dolomit=160;P.kandang=160 kg/tan.
i) >8 bulan: Urea >1000;
ZA=2000; TSP=200; ZK=800; Dolomit=200;P.kandang=200 kg/tan.
6) Fase Sebelum Produksi
Larutkan pupuk hayati MiG-6PLUS
(campur dengan air secukupnya) kemudian siramkan di sekitar perakaran pada
masing-masing pohon (disarankan buat lubang dengan jarak 50cm dari batang
kedalaman 30cm, masukan larutan yang sudah dibuat tadi) ulangi setiap 4 bulan
sekali. Tahap ini kebutuhan pupuk hayati MiG-6PLUS sebanyak 3 liter per ha
/aplikasi
7) Fase Sebelum Produksi
larutkan pupuk hayati MiG-6PLUS
(campur dengan air secukupnya) kemudian siramkan di sekitar perakaran pada
masing-masing pohon (disarankan buat lubang dengan jarak 50cm dari batang
kedalaman 30cm, masukan larutan yang sudah dibuat tadi) ulangi setiap 3 bulan
sekali. Tahap ini kebutuhan pupuk hayati MiG-6PLUS sebanyak 3 liter per ha
/aplikasi
0 Response to "Budidaya Jeruk "
Post a Comment